22. RUMIT

46 2 0
                                    

Hari ini adalah hari tersial menurut Qila, karena dia telah terlambat  datang kesekolah, ditambah lagi dia harus membersihkan toilet sebagai hukumannya.

Qila yang telah pulang sekolah harus menunggu mamangnya di post satpam sendirian, karena Nada harus pulang cepat untuk menepati janjinya kepada ibu nya yaitu mengantarnya untuk pergi ke pasar tradisional.

Sementara Tria, Qila tidak tahu dimana iya berada. Semenjak pulang sekolah tadi Tria buru- buru dan mengatakan kepada Nada dan Qila kalau dia ada keperluan mendadak.

"Mamang mana sih kok nggak datang- datang". ucap Qila cemas karena sekolahnya sudah mulai sunyi.

"Apa gue telfon aja yah?".

"Yaudah deh telfon aja".

"Halo... mamang dimana?".

"Mamang sebenarnya udah deket dari sekolah neng Qila, tapi ban mobil mamang bocor".

"Aduh... jadi Qila gimana dong, mana sekolah udah mulai sepi mang".

"Neng Qila naik ojol dulu yah neng".

"Yaudah deh...".

"Hati- hati ya neng".

"Iya mang".

Tuttt

Qilapun memutuskan sambungan telfonnya sepihak. Dan dia segera membuka aplikasi ojek online untuk segera pulang, karena sekolah sebentar lagi sunyi.

"Semoga gue dapat ojolnya". Ucap Qila.

"Yah... kok nggak ada sih, aduh gimana dong".

"Coba lagi deh". Namun hasilnya tetap sama, Qila masih belum mendapatkan ojek online yang bisa mengantarnya pulang kerumah.

Saat Qila sibuk untuk mencari pengemudi ojol, tiba- tiba seorang cowok yang menggunakan mobil BMW berhenti tepat di depannya.

"Hai Qila, apa kabar?". Tanya seorang cowok berseragam SMA yang dikenal dengan nama Gio.

"Baik, mau ngapain lo kesini?".

"Mau ketemu mantan, emang nggak boleh???". Ucap Gio belak belakan. Gio sejak putus dari Qila memang masih susah untuk move on dari Qila, karena baginya Qila itu seperti tas branded, mahal dan sangat susah untuk di dapatkan.

"Ya Allah, cobaan apa lagi ini. Gue udah susah buat lupain dia... malah dianya yang datang sendiri, Ampunnn". Batin Qila.

"Kok bengong?".

"Nggak papa".

"Lo pulang bareng siapa?".

"Naik ojol".

"Terus lo udah dapat ojolnya?".

"Belum".

Mereka berdua terdiam sejenak, bertengkar dengan pemikiran dan perasaan mereka masing- masing. Namun saat mereka berdua terbawa pada lamunannya tiba- tiba cuaca berubah menjadi mendung seolah mewakili perasaan dua insang yang pernah memiliki hubungan special ini.

"Aduh... hujan". Ucap Qila yang segera berteduh bersama Gio karena baju mereka berdua sudah basah terkena hujan.

"Gea lo basah".

"Iya".

"Lo mending pulang bareng gue yah, gue nggak tega liat baju lo basah kayak gini".

"Tapi...". Ucap Qila terpotong oleh ucapan Gio.

"Nggak ada tapi- tapi, dan gue nggak mau ada penolakan kali ini". Ucap Gio tegas kepada Qila.

Qila yang mendengar itu hanya bisa pasrah, mengikuti apa kata Gio. "Okey... terserah lo". Ucap Qila yang hanya diberi anggukan oleh Gio.

Saat hujan mulai reda, mereka segera masuk ke dalam mobil. Setelah 20 menit mereka di perjalanan, tidak ada yang berani untuk membuka pembicaraan terlebih dahulu. Sampai akhirnya Qila memberanikan diri untuk berbicara duluan.

"Gio kita mau kemana? Kok ini bukan arah rumah gue?". Tanya Qila.

Gio sengaja tidak langsung membawa Qila pulang kerumahnya, dia ingin membawa Qila pergi ke pusat perbelanjaan untuk membelikan Qila baju baru sebagai pengganti bajunya yang basah. Dan karena memang sekolah Qila sangat dekat dengan pusat perbelanjaan.

"Ini emang bukan arah rumah lo, tapi ini arah ke mall".

"Kok lo nggak bawa gue pulang kerumah?".

"Karena baju lo basah, gue nggak mau lo masuk angin gara- gara baju lo yang basah itu".

"Kok lo masih perhatian sih sama gue?".

"Karena gue masih sayang sama lo Qila".

"Tapi gue udah nggak bisa lanjutin hubungan itu Gio".

"Kenapa?".

"Karena gue capek harus diposesifin sama lo, gue capek lo selalu mau gue bersikap kayak pacar temen temen lo, gue nggak bisa hidup kayak gitu Gio. Gue capek dibanding bandingin terus".

"Okey... gue minta maaf, tapi please gue mau kita nggak saling marahan".

"Gue mau kita bisa kayak dulu tapi kalau emang lo nggak mau status kita pacaran, please kita bisa tetap jadi sahabat Qila".

Qila masih terus menangis, dia bingung harus bagaimana di satu sisi iya mau seperti dulu tetapi status mereka hanya sahabat. Tetapi disisi lain, dia masih mengingat bagaimana perlakuan Gio yang sering mebanding bandingkannya dengan pacar sahabatnya, dan itu membuat hati Qila sangat sakit.

"Yaudah kalau lo nggak bisa jawab sekarang, yang penting untuk permintaan gue kali ini jangan lo tolak".

"Gue nggak bisa liat lo sakit".

Saat mereka sudah sampai di salah satu toko branded yang ada di sebuah pusat perbelanjaan, Gio segera memilihkan baju untuk Qila kenakan karena Qila sudah tidak sanggup lagi memilih baju sendiri, badannya sudah sangat menggigil.

"Ini lo pake, disitu juga udah ada pakean dalem nya, jadi lo nggak usah khawatir". Ucap Gio yang diberi tatapan mengerikan oleh Qila.

"Tenang aja, untuk pakaian dalamnya gue tanya ke mba nya kira kira yang cocok buat lo itu kayak gimana. Gue juga nggak tau kok bentuk pakaian dalam yang dipilihin mba nya itu kayak gimana".

"O". Ucap Qila bernafas lega mendengar penjelasan dari gio.

"Yaudah gue ganti baju yah".

"Iya".

Gio memang sudah menghafal betul warna favorite Qila, Fashion Qila, dan ukuran baju Qila. Jadi iya tak perlu repot repot menanyakannya lagi pada Qila.

"Gue udah selesai ganti bajunya".

"Okey, kita makan dulu yuk pasti lo laper?".

"Ngg...". Belum sempat Qila mengucapkan perkataannya, tiba tiba perutnya berbunyi menandakan cacing cacing di perutnya sudah meraung raung meminta makan.

"Udah... nggak ada penolakan, gue tau lo laper". Ucap Gio yang menarik tangan Qila perlahan.

Sesampainya mereka disana, Gio langsung memesankan makanan favorite Qila dan juga dirinya. Yah Gio memang masih hafal betul semua yang disukai oleh Qila.

"Makan Qila".

"Iya, thanks ya buat semua traktiran lo hari ini. Kapan kapan gantian deh gue yang traktir".

"Santai aja kali, kayak sama siapa aja".

Saat Qila menikmati makanannya, tiba tiba iya melihat dua orang yang sangat iya kenali sedang asyik berbincang tak jauh dari meja tempat iya dan Gio makan.

Degg

Divote guys, jangan lupa koment juga. Makasih :)
Jangan lupa bahagia 🥰
#Vote
#Vote
#Vote

RUMIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang