Rumah Qila
07.30 A.M"Morning mom". Sapa Qila dengan sangat gembira mengingat hari ini hari terakhir masa pengenalan lingkungan sekolahnya.
"Morning sayang". Balas Diza.
"Haduhh, senangnya".
"Tumben senang banget, lagi menang undian yah?". Tanya Diza yang sibuk menata piring dan makanan diatas meja makannya.
"Qila lagi nggak menang undian mah". ucap Qila memutar bola matanya malas.
"Teruss?".
"Qila hari ini seneng banget karena hari ini hari terakhir pengenalan lingkungan sekolah. Yeayy Qila seneng banget sumpah". Jawab Qila dengan mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya dan merapatkan ketiga jarinya yang lain.
"Emang kamu nggak seneng pengenalan lingkungan sekolah". Tanya Diza lagi.
"Nggak mah, soalnya kemarin Qila disuruh kerja bakti. Males banget nanti kulit Qila bisa gosong". Jawab Qila.
"Hushh, nggak boleh gitu sayang, kerja bakti itu bagus supaya kamu bisa belajar bersosialisasi terus supaya kamu juga bisa kenalan sama teman kamu yang lain". Nasehat Diza.
"Iii... kan mama nyebelin".
"Nyebelin gimana? Orang emang kamunya yang salah".
"Mama ihh".
"Kenapa?".
"Nggak papa. Cuma gelap aja".
"Apanya yang gelap sih orang terang gini dibilang gelap". Jawab Diza.
"Becanda mah".
"Siapa yang bercanda sih". Ucap Diza.
"Kamu kadang suka nggak nyambung". Ucap Diza lagi.
"Yaudah...Qila yang salah udahh".
Dalam hati Diza menertawai tingkah anaknya yang memang selalu terkesan manja.
****SEKOLAH
"Morning manteman". Sapa Qila dengan girangnya.
"Morning too". Balas Nada dan Tria dengan lemasnya.
"Kalian kok lemes gitu?". Tanya Qila.
"Kita lagi nggak mood". Kata Tria.
"Emang siapa yang bikin mood kalian rusak di pagi hari yang cerah ini?". Tanya Qila dengan memakai bahasa yang baku.
"Kita nggak mood karena hari ini hari terakhir pengenalan lingkungan sekolah". Kata Nada.
"Loh, kok gitu? Malah hari ini gue seneng banget karena bagi gue hari ini hari kebebasan. Emang kalian nggak seneng terbebas dari penyiksaan?". Tanya Qila.
"Ya seneng sih, tapi gue bakalan jarang liat mukanya kak Ray". Kata Tria.
"Gue juga, pasti bakalan jarang banget ketemu sama kak Raka". Lanjut Nada.
"Lah bocah, gue pikir kalian berdua nggak dapat jatah makan semalam makanya kayak gini, ternyata masalahnya cuma karena cowok".
"Ho'oh". Balas Nada dan Tria bersamaan.
Qila pun hanya bisa memasang wajah datarnya, karena dia tau kalo teman-temannya sudah seperti ini biar dibujuk bagaimanapun nggak bakalan mempan.
Kringgg....kringgg....kringgg.
Bel pun berbunyi pertanda bahwa seluruh murid baru agar segera berkumpul dilapangan.
"Udahan yah galau-galaunya, udah bel tuh entar kita dikira bolos lagi". Kata Qila yang kemudian hanya diberi anggukan oleh kedua temannya itu.
Perhatian semuanya,
Karena hari ini hari terakhir pengenalan lingkungan sekolah. Jadi saya ingin kita main games dan seru seruan aja hari ini.
Dan saya mohon untuk semua kakak pendagus (pendamping gugus) untuk selalu mendampingi adek gugusnya dan bermain dengan sportif.
Sekian penyampaian dari saya terima kasih.
"Akhirnya kita main games, gue udah bosan banget tauu panas panasan terus 3 hari ini". Ucap Qila.
"Iya gue seneng banget, soalnya pendagus gue kan Raka. Literally gue bisa main dong sama dia sekalian modus gitu". Ucap Nada yang sangat kegirangan mendengar pengumuman itu.
"Yoii... sekalian kita modusin kak Steave gimana?". Tanya Tria pada Nada.
"Setujuuu".
"Tapi sebenarnya sih gue lebih pengen sama Kak Ray, tapi apa boleh buat. Coba kita bisa tukaran Qila...", Ucap Tria. Memang Tria dan Nada selama masa pengenalan lingkungan sekolah mereka tidak sekelas dengan Qila, dan jika mereka ingin bertemu mereka sudah membuat janji untuk berkumpul di kelas Nada dan Tria.
"Hadehh... cowok lagi cowok lagi, udah yuk kalian udah ditunggu tuh sama si macan". Ucap Qila.
"Macan?". Tanya Tria dan Nada.
"Iya, tuh macannya". Ucap Qila dengan menunjuk Steave dari kejauhan dan dia hanya mendapat gelengan dari kedua temannya.
Part 8 guys... ninggalin jejak yuks
#jangan lupa bahagia 😊
#Vote
#Vote
#Vote
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMIT
Teen FictionUntuk mendapatkan sesuatu yang kita impikan butuh sesuatu yang namanya proses dan perjuangan. Sama halnya dengan dia yang menurut kita sempurna. Untuk dapetin hatinya itu nggak gampang, harus rasain dulu pahitnya jatuh cinta, sakitnya bertepuk sebel...