Eleven of When Me Meet You Again.

6.6K 572 18
                                    

Sorry for typo
Happy reading

Hari ini adalah hari sakral bagi Rivan dan Jeje, tepatnya hari ini adalah hari pernikahan mereka. Dimana hubungan mereka lebih serius dan lebih berfikir dengan dewasa.

Prilly memasuki kamar Rivan, dilihatnya Rivan yang sedang berdiri dengan wajah pias dan tegang.

"Bang." Panggilnya membuat Rivan lamgsung menoleh.

Rivan tak menjawab, dia hanya mencoba menghapal kalimat sakral.
"Bang! Jangan kayak gini dong, lo kayak orang panik." Serunya

"Gue emang panik, Pril." Katanya dengan frustasi.

Prilly bangkit dan memegang bahu Rivan sehingga membuat Rivan memandang adiknya.

"Dengerin gue. Lo harus tenang bang, lo harus rileks. Jangan buat pernikahan lo gagal karena lo yang terlalu berlebihan. Lo udah dewasa! Dan hilangin sifat panik berlebihan lo itu. Lo yang ingin kan pernikahan ini berjalan dengan lancar? Lo harus tetep inget bahwa Allah sesalu ada buat bantu lo.

Dan ini adalah terakhir kali kita deket kayak gini. Gue bakal kangen banget sama lo, bang. Kita yang selalu bertengkar, selalu saling nyalahin, selalu pinjem duit tapi gak pernah diganti. Gue bakalan kangen sama lo." Prilly meluncurkan air matanya membuat Rivan refleks menangkup pipi Prilly dan menghapus air matanya.

"Gue bakal lebih kangen kurcaci gue." Katanya membuat tangis Prilly pecah.

Rivan membawa Prilly ke dalam dekapannya. Mereka berpelukan dengan rasa yang campur aduk.

Prilly mendongkak.
"Jangan sakitin hati Kak Jeje ya bang. Dia baik banget, gue gak mau abang gue disebut lelaki brengsek." Kata Prilly membuat Rivan mendelik.

"Yee gue mah orangnya setia keleus." Cercanya

"Gak nanya tuh." Kata Prilly membuat Rivan menghela nafas.

Baru saja bilang kangen, sekarang udah adu mulut lagi. Heran deh, kenapa gitu mereka gak bisa gak bertengkar sehari aja?

"Eh betewe, lo cantik pake gaun dari gue." Serunya memuji Prilly seraya menatap gaun berwarna biru pastel yang Rivan beri sebagai hadiah, entah hadiah apa tapi Prilly meminta gaunnya sebagai hadiah.

"Gue pakai baju apa aja, cantik tahu." Pongah Prilly seraya merapihkan rambutnya.

"Nyesel gue muji lu." Gumamnya pelan sehingga tak terdengar oleh Prilly.

"Udah jam tujuh bang. Yuk kebawah, yang lain udah nungguin." Ajak Prilly diangguki oleh Rivan.

Mereka berjalan beriringan dengan lengan yang saling mengaitkan menuju lantai dasar.
"Tumben akur." Celetuk Papi Daniel.

Spontan keduanya melepaskan kaitan lengannya.
"Ogah/males." Seru keduanya membuat kedua orang tuanya gelemg-geleng kepala.

"Prilly, mobil abang kan penuh tuh ya. Jadi kamu bareng Ali aja." Kata Maminya saat sedang memasukan barang bawaannya ke dalam mobil Rivan.

When Me Meet You (again) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang