Fourteen of When Me Meet You

5.1K 442 1
                                    

"Makasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Makasih."

Setelah mengucapkan terima kasih, Prilly turun dari mobil Ali. Lelaki itu menurunkan jendela mobil seraya tersenyum.

"Jangan lupa besok aku jemput." Ucapnya mengingatkan membuat Prilly mengangguk.

"Hati-hati." Serunya lirih dan mendapat Ali melambaikan tangan kepadanya.

Prilly memasuki rumahnya setelah mobil sedan lelaki itu melesat pergi menjauh dari rumahnya.

Dengan lesu, Prilly mengucapkan salam dan langsung duduk bersandar di sofa berwarna cream itu.

"Udah pulang, sayang." Mami Nita datang dengan potongan buah apel di nampan yang dibawanya.

"Iya Mi." Prilly memejamkan matanya.

"Tamara membaik?" Mami Nita menyuapkan potongan apel ke dalam mulutnya.

Tak mendengar jawaban dari anaknya, justru yang terdengar hanya dengkuran halus dari bibir Prilly. Anaknya tertidur pulas, wajahnya yang polos terlihat kelelahan dan kurang tidur. Karena tak mungkin menggendong Prilly sampai lantai dua untuk mengantarkan ke kamarnya, Mami Nita hanya membenarkan Prilly supaya tidur dengan nyenyak di sofa memberikan bantal dan sebuah selimut kecil. Untungnya, sofa yang di tiduri Prilly sedikit lebar dari dirinya jadi Nita tak takut anaknya tiba-tiba jatuh.

Tas milik anaknya ia simpan di atas meja, takut takut nanti saat bangun Prilly mencarinya Membiarkan Prilly tertidur lelap di sofa, Mami Nita menemaninya seraya memakan buah Apel.

•••

Setelah mengantarkan Prilly ke rumahnya, Ali menitipkan Tamara kepada Bundanya untuk izin ke Bandara. Sebenarnya hari ini tak ada flight tapi ada yang ingin di bicarakan dengan Mr. Joe -President atau kepala pilot-

Sesampainya di Maskapai, Ali bertemu dengan Athan yang rapi menggunakan baju co-pilot.

"Capten, kok ke sini? Bukannya lo flight nanti tiga hari lagi ya?" Pertanyaan Athan membuat Ali menjawab.

"Mr. Joe mau ngomong sama gue." Balasnya dengan nada datar.

Athan mendelik, "masih dingin aja lu."

"Dari lahir."

Setelah pamit untuk bertemu dengan Mr. Joe, Ali meninggalkan Athan yang tinggal beberapa jam lagi akan flight ke Bangka Belitung.

Sampai di dapan pintu kayu berwarna coklat dengan bertuliskan 'President Room', Ali mengetuknya dengan santai. Setelah mendengar seseorang di dalamnya menyuruhnya masuk, lelaki dingin itu menggerakan knop pintu.

"Silahkan duduk." Perintah pria paruh baya itu.

Setelah menempatkan bokongnya di kursi, Ali menatap Mr. Joe dengan perasaan aneh. Seperti akan ada surprise?

When Me Meet You (again) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang