Sixteen of When Me Meet You

5.5K 509 25
                                    

"Will you marry me?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Will you marry me?"

Tidak sama sekali ekspresi yang Prilly tunjukan, wajahnya datar tak berekspresi walau hatinya sedang merasa marathon. Senang, gugup, dan aneh tercampur segala rasa di dalam hati Prilly.

"Pril?" Panggilan Ali membuyarkan lamunan Prilly.

Dengan rasa tak percaya, Prilly berjalan menjauh dari Ali. Namun lelaki itu sigap mencegahnya.

"I need your answer." Katanya dengan memelas dan tatapan yang tak dapat di artikan oleh Prilly.

"Tiba-tiba?" Tanya Prilly.

"Eng- Sebenarnya aku mau lamar kamu di tempat spesial, mungkin kamu ingat janji aku yang mau ngomong ke kamu setelah acara pernikahan Rissel dan Devan. Tapi aku gak yakin setelah kamu dengar alasan kenapa aku ngelamar kamu secepat ini." Jelas Ali membuat Prilly terlihat seperti orang bodoh.

"Oh, jadi, kamu mau lamar aku?" Tanyanya polos.

Dengan cepat Ali membalsnya, "iya, dan aku butuh jawaban kamu sekarang."

"Harus sekarang?" Ali mengangguk.

Prilly menghela nafasnya dan melepaskan genggaman tangannya dengan Ali. Sedang, Si lelaki keturunan arab itu menatapnya dengan tatapan bertanya.

"Ali, pernikahan itu bukan lelucon. Pernikahan itu hal yang sakral. Kamu gak bisa mempermainkan pernikahan itu sendiri." Seru Prilly

Ali menggeleng pelan, "siapa bilang kalau aku main-main. Apa aku terlihat seperti lelucon."

Prilly bungkam, tidak tahu harus menjawab apa.

"Alasan kenapa aku ngelamar kamu adalah, karena aku gak mau kamu terlalu lama menunggu dan akhirnya pergi bersama orang lain." Kata Ali dengan menyelipkan rambut pendek milik Prilly.

"Ali aku-" Matanya berkaca-kaca.

"Aku mau." Ucapnya membuat nafas Ali tercekat gembira.

"Maksud Kamu, kamu mau menikah dengan aku?" Tanyanya tak percaya justru Prilly mengangguk dengan pasti.

"Makasih banyak." Ucapnya seraya mendekap wanita di depannya.

"Tapi, Mami sama Papi? Terus Bunda?" Prilly melepas dekapannya dan menatap Ali.

"Sebelum aku lamar anaknya, aku juga harus minta izin orangtua nya." Senyum Prilly mengembang.

"Jadi gak sabar halalin kamu." Ali berucap dengan nada menggoda menimbulkan semburat merah di pipi chubby milik Prilly.

Dengan gemas lelaki itu mencubit pipi calon istrinya sehingga membuat Prilly refleks menjerit.

"Aku antar kamu pulang ya." Ajak Ali diangguki oleh Prilly.

Dengan tampang sok nya, Ali menggandeng lengan Prilly menyiratkan bahwa wanita di sampingnya adalah miliknya.

"Possessive Captain." Bisiknya tak Ali hiraukan.

When Me Meet You (again) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang