Twenty Three of When Me Meet You

5.6K 414 17
                                    

^^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

^^^

Di taman belakang rumah Bunda, Prilly mengajak Tamara untuk menyejukkan diri. Tubuhnya berayun di ayunan terbuat dari kayu, dengan sesekali bibirnya menyanyikan lagu untuk Tamara yang tidak tidur.

Halaman ini memang cocok untuk menyejukan diri karena bukan hanya ada kolam renang yang berada di hadapan Prilly tapi di sudut taman ini terdapat sebuah kolam ikan juga berbagai macam jenis Bunga, terlebih bunga Anggrek.

"Jangan menangis, Bunda disini."

Alunan lagu dari bibir Prilly membuat Tamara tertawa menanggapinya seolah suara Prilly itu sebuah semangat dalam dirinya.

"Ternyata kamu disini, aku mencari kamu di dalam tidak ada." seru seorang lelaki dan duduk dikursi yang ada disamping ayunan Prilly.

"Kasian Tamara bosen di kamar terus. Aku ajakin ke sini deh." katanya tersenyum membalas ucapan suaminya.

Ali tersenyum, pemandangan terindahnya adalah saat melihat orang yang ia sayangi terlihat bahagia.

"Sayang, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan sama kamu." Ucap Ali membuat Prilly penasaran.

"Apa itu?"

Terlihat Ali nampak menghela nafasnya.

"Kamu gak jujur sama aku. Apa yang sebenarnya terjadi?" pertanyaan Ali membuat jantung Prilly berhenti berdetak.

"Aku...g-gak tau. Gak terjadi apa-apa kok." balasnya gugup.

Ali menggeleng dan tetap tersenyum lembut.

"Aku tidak suka orang yang berbohong. Terlagi bersangkutan dengan nyawa seseorang yang aku sayang."

Tampak sekali Ali tidak mau menyakiti hati Prilly dengan berbicara ketus atau datar.
Tadi setelah selesai mandi, Bunda Resi menemuinya untuk mengatakan hal yang terjadi setelah Ali berangkat flight. Bukannya Bunda tidak amanah, tapi dia tidak ingin jika teror itu terjadi lagi dan Ali mengetahuinya bukan dari mulut istrinya maka akan rumit masalahnya.

Dengan pesan: "Bunda mau kamu bicarakan dengan tidak menyentak atau marah. Perempuan itu hatinya sensitif, sedikit saja kamu melukainnya maka sulit untuk meminta maafnya."

Dan sekarang Ali menunggu jawaban yang keluar dari mulut istrinya yang sedari tadi mengatup. Matanya bahkan sudah meluncurkan kristal bening membuat Ali jadi marah pada dirinya sendiri.

"Maaf." Ucap Ali dengan nada bersalah.

Prilly menatap Ali dengan tersenyum getir.

"Kamu gak salah. Aku yang gak bisa jujur sama kamu. Aku cuman takut kalau aku bilang dan akan buat fikiran kamu kacau. Aku gak mau itu terjadi." dengan isakannya Prilly berbicara.

Ali menggeleng pelan, "kalau gitu aku payah sekali. Masa bisa selamatkan jutaan orang dari bahaya tapi tidak bisa melindungi satu orang dari ancaman."

When Me Meet You (again) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang