28.Hujan

591 24 0
                                    


Sebuah perasaan akan mudah berubah apalagi saat hati itu telah terluka.

______________________________________

Setelah acara makan-makan di taman belakang vila,hujan turun. Semua telah masuk ke dalam kamar masing-masing. Aku yang menatap lewat jendela tersenyum. Jam menunjukkan pukul 22: 30.mereka pasti sudah terlelap ke dalam mimpi. Aku berjalan mengendap ke lantai bawah,membuka pintu taman belakang dan merentangkan tanganku merasakan tetes demi tetes air hujan.

Tak hanya air hujan yang menetes. Air mataku juga menetes,merasakan semua kesedihan yang telah terjadi.

Aku berlari ke tengah tengah taman, memejamkan mata lalu mengeluarkan semua yang ada di hatiku.

Oh hujan....
Ku ingin menghapus semua kesedihan...
Penderitaan dan pengkhianatan...
Tapi aku hanya lah Kila...
Kila yang lemah dan payah...
Kila yang tak bisa.....

Air mataku menetes tak kuasa melanjutkan kata-kata yang ada di hatiku.

Aku terduduk lemas di rerumputan. Melihat telapak tangan dan kakiku yang  mulai keriput, baju  dan rambut yang telah basah. Rasanya aku ingin beranjak dari sini. Sayangnya kakiku terlalu lemas untuk sekedar berjalan.

Aku tak merasakan air hujan menetes membasahi diriku. Aku menatap ke atas melihat orang itu,orang yang membawa ku ikut berteduh pada sebuah payung. Tapi sayang tak lama kepalaku berdenyut sakit.

Ia merangkulku. Sepertinya ia tak sendiri tapi berdua. Aku sudah terlelap dalam bahu itu. Bahu yang membuatku nyaman.

Kriiiiiiiiing....... Kriiiiiiiiiiiing...

Aku terbangun tepat pukul 05:00. Badanku sakit semua dan dahi ku hangat. Tunggu aku merasa ada sesuatu di dahi ku. Hah, itu? kompresan. Di pinggir tempat tidur ada Dava yang terlelap. Dan dibalkon kamar ada Artha yang tengah memunggungiku.

"Dah bangun?" Tanya Dava. Suaranya khas orang bangun tidur.

"Lain kali jangan kayak gini ngerepotin orang," Ia bangkit berdiri dari duduknya.

"Makasih, Dava. Kamu dah nolongin aku. Dan satu lagi maaf," Lontar ku.

"Sama-sama itu kan emang kewajiban aku sebagai temen. Lagian aku yang salah. Aku nggak berhak cemburu sama temen yang nganggep aku kakaknya," Jawabanya lalu berlalu pergi keluar kamar.

Seseorang menepuk bahuku lembut. Arthava.

"Smile!" Ucap Artha.

"Thanks!" Ujarku.

"Untuk? " Tanyanya,

"Karena udah ngerawat aku," Jawabku.

"Kamu lupa?" Tanyanya,

"Apa?"

"Dalam kamus persahabatan nggak kenal sama yang namanya thanks and sorry. Kamu mengerti?" Jelasnya seraya tersenyum.

"Artha," Ucapku memeluknya,

"Cieee peri jail baper nih ye!" Goda Artha.

"Rese!" Ucapku melepaskan pelukan dengannya.

"Pangeran kurcaci dapet salam dari peri jail," Ucapku,

"Apa?" Tanya Artha.

"Katanya peri jail sayang sama pangeran kurcaci," Jawabku. Artha tersenyum lalu membisikkan sesuatu.

"Pangeran kurcaci lebih sayang sama peri jail. Bahkan lebih dari itu," Bisiknya. Lalu pergi meninggalkan ku.

Flashback on......

Artha pov

Kila tak berubah masih sama. Ia sangat suka main hujan dan menumpahkan segala kekesalannya dengan hujan.

Aku menelpon seseorang.

"Halo bisa ke taman belakang nggak?" Tanyaku,

"Aku sibuk!" Balasnya.

"Sibuk apa?  Sibuk marah  atau galau?  Nggak ada gunanya. Kalau kamu beneran sayang sama Kila cepetan kesini!" Pinta ku.

Sambungan telepon diputus secara sepihak.

"Ada apa?" Tanya nya yang berada disampingku.

"Dav, liat ada bidadari disana?" Tunjuk ku. Ia hanya menatap punggung kecil milik Kila tanpa ekspresi.

"Ayo kesana. Saya pegang payung nya," Ucapku.

Ia merangkul Kila yang lemah tak berdaya. Aku membawa payung untuknya. Anehnya kepala Kila bersender di bahu ku. Bukannya Dava. Aku bisa melihat jelas bagaimana ekspresi itu. Ekspresi cemburu, menyerah, ada disana.

"Dav,kuatkan ke atas?" Tanyaku,

"Anda kira saya cowok apaan?!" Balasnya ketus.

"Kita nggak bisa ngerangkul dia. Harus ada yang gendong," Ucap Dava.

"Kamu saja. Punggung saya sakit," Alibi ku.

"Kamu stay diatas buka pintu kamar Kila," Jawab Dava. Setelah itu hanya keheningan.

Aku sengaja membiarkan Dava mengurus Kila. Bukannya aku tak peduli dengan Kila. Tapi aku hanya ingin membuat Dava sadar. Sadar akan kesalahannya.

Flashback off......

______________________________________

Assalamualaikum....

Maaf kalau kalian menemukan banyak typo bertebaran. Kadang aku nulis apa atau dah bener keluarnya apa( maklum HP  xiomi emang kek gitu.)

Terima kasih untuk para readers.

Salam hangat dari author...

Info:  sebentar lagi udah mau selesai ceritanya. Yeayyy....

Jan lupa follow @ananda taurisna

Revisi 29

my story : Twins ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang