14.shakira 2

919 41 0
                                    


SHAKIRA POV

Aku menatap alat-alat dokter yang sejak kemarin mulai kembali terpasang di tubuhku.

Tak ada gunanya aku disini, hanya berbaring di ranjang rumah sakit dengan bau khas rumah sakit yang membuatku muak.

Aku rindu suasana sekolah, teman, Mengerjakan PR, berlatih balet, tertawa, menonton film dan lainnya.

"Bun, Kila gimana?" Tanyaku karena aku khawatir pada kondisinya.

"Kamu itu seharusnya kamu pikirin dulu kesahatan kamu. Sayang!" Jawab oma.

"Kila juga harus dapetin yang Kira dapet. Kita kembar jadi jangan ada pembeda antara kami. Apa kalian nggak sadar selama ini Kila terluka tapi ia malah diam?" Ucapku menatap ayah, bunda, oma dan opa.

"Kalian ada buatku tapi apa kalian ada buat dia dikala dia butuh?  Bukan cuma aku yang butuh kalian tapi dia juga, dia berhak!" Lanjutku sambil tersenyum miris.

Mereka terdiam mungkin menyadari kelalaian nya  kali ini.

Dr. Ryan membawakan sebuah kertas yang harus aku tanda tangani. Semua yang disana menatap kearahku. Bukan cuma aku tapi juga mereka.

"Dr. Ryan, ini sudah saya tanda tangani, saya ingin secepatnya lakukan yang terbaik," Ucapku.

Bunda memegang erat tanganku, meneteskan air matanya yang sangat menyayat hatiku.

Semua memelukku, aku akan menuju ke ruang operasi untuk kesekian kalian ya. Semoga semuanya akan kembali seperti semula.

*
*

Aku tersenyum ketika Kila menjenguk ku. Kondisi ku sudah mulai membaik setelah operasi itu bahkan aku dinyatakan sembuh dari leukimia. Aku hanya menunggu kondisiku pulih agar bisa kembali pulang kerumah.

"Aku sangat senang sekali!" Ucap Kila memelukku. Ia mencari dimana letak tanganku. Aku lalu mengenggam tanganya lembut

"Ada satu kebahagiaan yang kurang dalam cerita kita," Jawabku tersenyum miris.

"Apa?" Tanya Kila.

"Mata kamu!" Jawabku. Reaksi Kila saat ini adalah ia tersenyum. Senyum yang menandakan  aku baik baik saja.

"Jangan down hanya satu hal. Come on aku sudah terbiasa," Jawab Kila enteng seolah matanya tidak mengusik hidupnya..

"Apa kita bisa bermain lagi?" Tanyanya antusias.

"Tentu!" Jawabku aku mengelus kedua pipinya.

Shakila kamu adalah sebuah mutiara dalam hidupku. Aku telah banyak membuatmu kecewa, aku egois tentang banyak hal.

Kamu tahu?  Yang ku inginkan melihat mu bisa tersenyum bahagia seperti dulu lagi. Mata kamu, kamu begitu baik dan tulus kak. Kebaikan kamu malah membuat kamu kehilangan organ terpenting dalam tumbuh kamu.

Andai aku bisa ngulang waktu, aku nggak bakal se egois ini. Nggak bakal membiarkan kakak berjuang. Tapi apa boleh buat semua telah diatur oleh Tuhan yang maha Esa bukan?

Aku nggak janji buat sembuh tapi aku berjanji buat kamu bisa tersenyum

Saranghae

______________________________________

Maaf ya bagian Shakira pasti dikit, oh ya aku harap kalian jangan bosen-bosen bacanya ya sampe selesai.

Nantikan  kejutan kejutan yang siap hadir di part berikutnya.

Aku emang baru publish cerita ini ya walaupun yang baca baru dikit aku yakin lama-lama bakal jadi bukit( kayak nabung😅)

Tapi aku nggak bakal lupain  kalian kok yang udah baca cerita aku sampe sejauh ini, yang udah mau ngeluangin waktunya buat baca cerita aku. Terima kasih ya😘 ( maaf lebay?)

Tunggu ya ,rencana setelah cerita ini bakal ada sekuel dari cerita ini. Kira- kira apa ya judul nya?

Semoga kalian tetap setia sama karya-karya aku.

Budayakan hidup membaca✊✊

Revisi 15

my story : Twins ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang