4.kecurigaan teman-teman

1.1K 50 1
                                    

Maaf ya kalau cerita nya nggak nyambung, maklum. Maaf kalau ada typo typo.

______________________________________

Ruang kelas ramai karena guru tak kunjung datang dari 15 menit yang lalu. Aku hanya terdiam sambil membaca sebuah novel. Tak lama guru bahasa Indonesia datang dan membuat murid-murid duduk di tempatnya masing-masing.

"Anak-anak ibu minta perwakilan dari kelas kalian untuk membuat sebuah drama yang akan dinilai oleh guru-guru dan yang paling bagus ditampilkan saat malam ulang tahun sekolah," Ucap Bu Hani lalu menghampiri Dava.

"Tolong kamu catet ya ,Dava," Dava mengangguk mengerti, lalu Bu Hani kembali keluar untuk memberikan info untuk kelas lain.

"Oh ya ini kan dah ada beberapa orang dibalik layar. Sekarang aku sebutin yang udah nyalonin jadi pemain. Dava, Rena, Airin, Fahmi,Intan, Andi, Chia, Zio, Ferry, Erlangga, Radit. Oh ya kurang satu siapa yang mau?" Tanya Dava kelas diam dan hening. "Yang mau, angkat tangan ya!" Lanjutnya.

Aku menenggelamkan wajahku ditas yang kutaruh di atas meja. Aku sangat tak tertarik, perlahan aku membuka mataku. Aku merilekskan tanganku yang keram dengan mengangkatnya keatas, rasanya agak mendingan.

"Ok, Shasha!" Ucap Dava yang membuat ku terkejut. Ia menulis kan namaku di selembar kertas yang ia pegang. 

"Dava, tadi—" Belum sempat aku memberikan penjelasan ia sudah berlalu  pergi. Sebelum pergi ia memberikan sebuah senyuman yg mencurigakan.

*
*

"Eh Sha, tumben rambut kamu nggak di kepang?" Tanya Airin.

"Iwya, tapi Shasah twetwep cantik," Lontar Fahmi sambil mengunyah makanan nya.

"Fahmi makan nya yang bener. Jangan ngomong sambil makan, nanti keselek lho!" Tegur Rena

"Iya juga sih, tumben Sha?" Lanjut Rena mencurigai ku.Sedangkan Dava hanya diam sembari menatapku.

"Oh, Ehm- Nggak sempet." Jawabku binggung. Aku lalu melanjutkan aktivitas memakanku.

"Oh ya temen-temen aku ke toilet bentar ya!  Nanti kalau kalian mau ke kelas duluan aja," Ucapku.

"Mau ditemenin nggak?" Tawar Airin.

"Makasih Rin, tapi aku bisa sendiri kok," Jawab ku lalu meninggalkan mereka.

*
Setelah selesai mengurusi urusan ku di kamar mandi, aku melihat jam tangan. 5 menit yang lalu bel masuk, aku berniat menuju kelas.

"Well, mangsa ada di depan mata!" Bisik Farah ke teman-temannya, walaupun berbisik tapi aku masih bisa mendengarnya.

"Mau apa kalian?" Tanyaku berpura-pura tak tahu.

"Eh culun, mana rambut kepangan atau kuncir kuda kamu?!  Mau jadi sok cantik disini?!"Lanjut Farah.

"Bukannya emang dia cantik ya Rah?" Lontar Nina. Nina memang polos, "Diem ,Na!" Kali ini Ghea angkat bicara.

"Kalau culun, culun aja jangan sok cantik!?" Ucap Farah lalu membuang kacamata ku yang ada ditangannya dan menginjaknya.

Aku berakting seolah-olah aku sangat membutuhkan kacamata itu padahal aku bisa melihat tanpanya.

"Maafin Farah sama Ghea ya," Lirih Nina, lalu tangannya ditarik dengan kasar oleh Ghea.

 "Ayo, Kila!" Aku terkejut ketika seseorang memanggilku dengan nama panggilan asliku.

"Rena?" Tanyaku agak gugup.

"Udah kacamatanya tinggal aku anter kamu ke asrama ya?  Bahaya soalnya," Ucap Rena menuntunku.

*
"Makasih ya, Ren," Ucapku sambil tersenyum ke arahnya.

"Sama-sama," Jawabnya,"Kok kamu bisa tau?" Tanyaku.

"Tadi pelajaran Bu Laras, Bu Laras nyuruh aku nyari kamu karena dia khawatir. Tadi sebelum masuk kelas aku dipanggil sama Bu Laras, dia ngasih tau tentang kamu," Jelasnya panjang lebar.

"Oh ok!" Jawabku, "Tapi aku nggak papa balik ke asrama?" Tanyaku takut anak lain curiga dan iri. 

"Itu gampang serahin aja sama Rena," Aku & Rena sampai di depan pintu asrama. Setelah itu Rena pamit kembali ke kelas.

______________________________________

  Bagaimana dengan sedikit pola kata dan cerita ada yang beda nggak?  Hehehehe, maaf  ya labil. Maklum ini cerita pertama aku yang aku publish di wattpad. Aku orangnya nggak pd, takut  absurd. Kalian kasih vote nya sesuai dengan hati kalian ya. Aku nggak maksa kok. Kalian dah baca aku dah bahagia karena dengan itu sebagai tanda apresiasi. 🙂

Revisi 5

my story : Twins ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang