5

1.1K 151 19
                                    

Irene lihat diam anaknya dari jauh. Bermain dengan Dog ke sana kemari ia berlari tanpa letih. Senyum Irene timbul kecil. Ia senang menatap anaknya nampak sangat bahagia. Bahkan Yuna yang sibuk merangkak mendekati mainan nya.

Cup! Sebuah ciuman di kening membuat Irene mendongak menatap Wendy. Pria itu sedari tadi merangkul istrinya. Ia menyandarkan ciumannya di kening sang istri sambil melihat ke samping, menatap orang-orang yang juga ikut piknik di ujung sana.

" Besok, aku akan berangkat lagi." Kata Wendy sambil menoleh ke depan melihat anaknya dan Dog di sana.

" Eodiga?" Tanya Irene mengelus pelan lengan tangan Wendy sambil memperhatikan Yuna yang sibuk membanting kerincingannya.

" Kali ini 5 hari aku berada di Amerika." Jawab Wendy sambil menyandarkan dagunya di atas kepala sang istri.

" Mhh." Dehem lemas Irene yang membuat Wendy melirik nya.

" Mianhe." Peluk Wendy sambil mencium pipi Irene.

" Gwaenchanha. Aku tau perkejaan mu sangat banyak." Irene mengangkat badannya. Ia berbalik melihat suaminya sambil mencangkup pipi kanan Wendy.

" Jangan lupa makan. Arayo?" Wendy tersenyum. Ia pegang tangan Irene di pipinya kemudian ia cium sekilas bibir empunya.

Irene tersenyum lebar. Ia baru ingin membalas kecupan sang suami, tapi Yuna menangis membuat Irene berbalik melihat mainan nya terlempar terlalu jauh.

" Sstt...." Irene gendong Yuna sambil meraih mainan anaknya itu. Kemudian ia beri pada Yuna sambil memberikan dot lagi pada anaknya agar tidak menangis.

Yuna di pangkuan Irene sekarang. Wendy memeluk istrinya sambil bermain dengan anaknya ini.

" Daddy!!! Daddy!!!" Teriak Yeri mendekati orang tuanya sambil menangis.

" Wae!?" Tanya Wendy khawatir melihat anaknya melompat sambil memberi wajah takutnya.

Guk!!guk!!guk!!!

Dog mengerang marah di depan keluarga Irene. Irene dan Wendy mendongak melihat pesawat tempur besar melintas di atas mereka.

Pesawat yang tidak biasa. Yang terdapat tulisan besar di samping body belakang pesawat.

Siapa lagi kalau bukan pesawat agen BBI yang melintas pelan di udara dengan sangat rendah. Membuat pandangan semua orang melihat kagum pesawat itu.

Irene diam saja menatap pesawat menjauh. Sedangkan Wendy sibuk menenangkan Yeri yang menangis karena takut.

Yuna tidak menangis. Ia malah tertawa senang sambil menepuk-nepuk tangannya.

" Pesawat akan segera landing." Kata Seulgi sambil menekan semua tombol di atasnya.

Byuzzz!!!!!!!!! Pesawat mendekati landasan tengah laut organisasi BBI. Pesawat memutar karena tidak memungkinkan jika mendarat dengan teknik salah. Jadi Seulgi memutari lautan untuk membuat jalur aman mendarat di atas kapal besar milik BBI di tengah laut.

Beberapa orang langsung bergegas cepat menyiapkan pendaratan pesawat BBI. Mereka langsung mengarahkan Seulgi agar pendaratan baik.

Ctak!ctak! Seulgi sibuk mematikan mesin belakang pesawat. Ia kembali fokus ke depan saat ban pesawat sudah menyentuh aspal.

Pintu pesawat terbuka. Seulgi langsung berdiri dan melompat turun dari pesawat nya. Ia membuka helm pesawat sambil berjalan masuk.

" Selamat siang jendral!" Sapa hormat Seulgi pada Presdir BBI, Kwon Yuri.

" Mhh." Dehem Yuri sambil menepuk-nepuk punggung Seulgi sambil berjalan di seiring dengan pria ini.

" Aku mendapatkan laporan kalau Bae Irene kembali bertugas."

FACE ✓ [C]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang