6

978 147 20
                                    

Maaf typonya
Harap maklum



Wendy keluar dari kamar mandi. Ia mengusap-usap rambut nya dengan handuk sambil berjalan mengambil hp di atas nakas.

" Aku merindukan Irene." Ucap Wendy sambil mencari nomor istrinya untuk ia hubungi.

Wendy terduduk di sofa sambil meletak lempar handuknya di tangan sofa.

Tut~~~

" Hallo sayang." Senyum Wendy merekah.

" Kamu sedang apa?"

" Aku sedang-------...Braakkk!!!!" Wendy mengerut sedikit dahinya.

" Are you okay baby?" Tanya Wendy memastikan.

" Ah! N-nee~~~" Jawab tertatih-tatih Irene meski di telpon nampak lancar.

Irene menjauhkan HP-nya sebentar. Ia memegangi tangan Seulgi yang hampir saja jatuh dari menara tinggi Tokyo.

Krystal datang melompat kembali ke bawah. Ia berayun menangkap tangan Seulgi yang di lepas oleh Irene karena dia sudah tidak tahan lagi menahan nya.

Slup! Irene berputar naik ke atas besi kecil itu hingga ia mendarat sempurna sambil melihat ke bawah. Menatap betapa tingginya menara Tokyo Skytree.

" Gomawo Noona." Ucap Seulgi sambil dengan dengusan kesal Krystal pada Seulgi.

" Ceroboh!" Ucap Krystal sambil kembali memanjat ke atas dengan tali kontrol yang mengikat di sabuk nya itu.

Irene melangkah pelan mendongak ke atas sambil mengangkat lagi telpon suaminya.

" Sepertinya aku akan cepat pulang."

" Hah!?" Irene berhenti. Membuat Seulgi dan Krystal melihat dirinya di bawah sana.

" Kenapa? Tidak senang kalau aku pulang cepat?"

" A-aniyo...aku sangat senang...tapi,..apa perkejaan mu sudah selesai?"

" Sebenarnya belum. Hanya saja aku seperti mengkhawatirkan kalian. Tidak apa kalau aku menyuruh manager ku saja yang menyelesaikan nya."

" Ahh~~...aniyo~~..emh..." Irene melemaskan badannya yang sibuk bergelantungan di ketinggian 600 meter menara ini.

" Waeyo?"

" Tidak ada." Jawab Irene cepat melirik sesekali Krystal dan seulgi di atasnya yang kembali berjalan naik.

" Telpon aku lagi kalau kamu mau pulang."

" Mhh."

" I love you."

" Love you too baby." Jawab Wendy sambil tersenyum lebar dan ia akhiri telponnya dengan Irene.

" Hah~~" Irene membuang nafas resah. Ia pun berlari cepat melompat naik sampai ke ujung menara ini yang terdapat bom aktif di sana.

Tap! Irene sampai di atas. Ia melepaskan tali besi dari sabuknya kemudian ia dekati Krystal dan Seulgi yang berdiri di sekitar bom itu.

Irene terduduk jongkok sambil mengeluarkan pisau kecilnya dan Krystal terduduk di samping Irene sambil mengeluarkan tab nya untuk mendeteksi pelatuk bom jam ini.

Irene menyentuh satu persatu kabel di sekitar bom dengan ujung pisaunya. Ia berfikir keras sambil mendengarkan detakan jam itu.

Seulgi berbalik. Ia meletakkan alat pemancar di depannya.

FACE ✓ [C]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang