Teh

199 49 6
                                    

"Sini nak, duduk dulu"
Evi mempersilakan Ivan duduk.

"Iya, Tante."
Ivan pun menarik kursi berwarna coklat itu lalu duduk diatasnya.

Ilmi duduk disebelah Ivan sementara Intan hanya menundukkan kepalanya sambil memakan bakso tapi Intan tidak menikmati bakso tersebut karena rasa malu tetap menghantui dirinya.

"Kak, pesenin bakso buat teman kamu gih" perintah Evi kepada Ilmi.

"Gak usah repot-repot Tante," Ivan menolak dengan senyumannya.

"Yaudah gapapa, jangan manggil Tante panggil aja mamah yaa."

"Iya Tan, eh maksud saya Mah"

Evi tersenyum.

"Biar lebih akrab," Evi memainkan alisnya keatas kebawah.

Sesekali Intan melirik Mamahnya kemudian Intan menyenggol lengan Evi.

"Kamu itu kenapa sih?" tanya Evi.

Intan menjawab dengan menggelengkan kepalanya, tak lama Ilmi pun angkat bicara.

"Mah, aku mau langsung kekamar yaa" kata Ilmi pada Evi untuk meminta izin kekamarnya.

"Yaudah sana, kamu anggep aja seperti rumah sendiri yaa"

"iya, mah. "

Kemudian Ilmi dan Ivan pun bangkit dari tempat duduknya lalu berjalan menuju kamar Ilmi, sementara itu Intan menyadari bahwa laki-laki bersarung coklat itu sudah tidak ada dihadapannya lagi sesekali ia menoleh kearah punggung laki-laki tersebut yang semakin lama semakin menghilang karena untuk memastikan makhluk itu tidak kembali dihadapannya lagi.

"Udah jangan dilihatin aja nanti mah naksir, " celetuk Evi.

"Mamah apaan sih, " kata Intan kesal.

Evi hanya tertawa geli.

"Mah, temannya kak Ilmi berapa hari sih nginep dirumah kita?"

Evi mengangkat bahunya.

"Mamah gak tau, "

"Mamah kok aneh sih," Intan menyipitkan matanya.

"Aneh kenapa?" Evi menautkan alisnya.

"Dari semua teman-teman kak Ilmi gak ada satu orang pun yang Mamah bolehin nginep dirumah, tapi kok dia boleh sih Mah" jelas Intan.

"Karena mamah bisa percaya sama dia,"

"percaya dari mana? emang Mamah udah pernah kenal? " Intan mengerutkan dahinya.

"Dari hati lah, dek"

"tapi Mah-"

"udah lah, kalo udah selesai makannya beresin mangkok-mangkoknya terus kasih kepadhe yaa, abis itu kedapur bantuin Mamah."

Evi langsung bangkit dari tempat duduknya lalu masuk kedalam rumah.Intan mendengus kesal, belum sempat ia selesai berbicara Mamahnya malah memotong pembicaraannya. Setelah membayar dan memberi mangkuk pada padhe, Intan pun menuju kedapur kemudian ia mendapati mamahnya yang tengah memasak air tanpa berfikir panjang ia pun menghampiri mamahnya tersebut.

"Mamah ngapain masak air malam-malam?" tanya Intan yang sudah berdiri disamping mamahnya.

"Air termos habis jadi,mamah masak air dulu"kata Evi sambil mengambil cangkir.

"Emang buat bikin apa sih Mah?"

"bikin teh buat teman kakak kamu, terus ntar buat bikin kopi kalo papah udah pulang," Evi memasukkan setengah sendok gula pada cangkir tersebut.

Intan {Sudah Terbit} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang