Ilmi keluar dari kamar mandi ia sudah selesai membuang hasrat buang air kecilnya kemudian ia berjalan keruang tengah ia mendapati kedua orang tuanya yang tengah menonton televisi, entah kapan papahnya pulang dari kantor tanpa berfikir panjang akhirnya Ilmi menghampiri kedua orang tuanya ia mencium pipi mama dan papahnya secara bergantian.
"Malam pah, mah" Ilmi duduk disofa single.
"Kamu kenapa pulang? " tanya papahnya sinis.
Deg.
Pertanyaan papahnya membuat jantung Ilmi shock ,memang Ilmi kabur dari pesantrennya bersama Ivan karena pak Kiyai melarang bagi seluruh santri untuk tidak keluyuran keluar pesantren tanpa izin tertentu apalagi santri kelas akhir seperti Ilmi dan Ivan bisa-bisanya nilainya turun. Tapi bagi Ilmi, terlalu membosankan setiap hari dipesantren akhirnya ia memberanikan diri untuk kabur walaupun cuma beberapa hari."Ada tugas pah, cari buku yang gak ada diperpustakaan pondok sama nyatet kehidupan diluar pesantren" Ilmi berbohong.
Yah, karena berbeda sekali antara papah dan mamahnya kalau mamahnya selalu percaya apa yang dikatakan oleh Ilmi meskipun ia berbohong berbeda dengan papahnya yang tidak bisa langsung percaya dengan Ilmi ,jika papahnya sudah bertanya maka Ilmi harus menyiapkan seribu jawaban yang masuk akal tentunya.
"Emang buku apa? yang gak ada dipondok,"
"tugas teman aku sih Pah,aku cuma nemenin aja,"
"terus tugas kamu udah?"
"udah kok pah,"
"oke, jangan lama-lama dirumah yaa" Ahmad menyesap kopinya.
"Iya pah,"
Entah mimpi apa semalam, Ilmi mendapatkan keberuntungan papahnya percaya apa yang ia ucapkan.
"Kamu gak tidur?" kata Evi.
"Entar lah mah,"
"abis dari pesantren mau lanjut mana kak," kata Ahmad.
"Gak tau terserah papah aja," Ilmi mengambil biskuit berlapis coklat lalu memakannya.
"Yaudah,"
"emm Kak, mamah mau omong" Evi berbisik pada Ilmi.
"Biasa aja dong Mah, gak usah bisik-bisik gitu,"
"tapi kamu jangan bilang Intan yaa,"
Ahmad melirik Evi kemudian ia menepuk paha Evi.
"Ih sipapah mah, kenapa? " tanya Evi santai.
"Belum saatnya, mah"
Ilmi menautkan kedua alisnya penasaran ,sebenarnya apa yang disembunyikan kedua orang tuanya.
"Kenapa sih mah?" tanya Ilmi.
"Tapi kamu janji jangan bilang Intan yaa,"
"iya,"
"jadi gini teman kamu itu mau mamah jodohin sama Intan,"
"yang mana mah, kan teman Ilmi banyak, "
"itu yang kamu ajak nginep disini, "
"oh, Ivan"
"iya,"
Ilmi mengerutkan dahinya.
"Kok bisa sih mah?"
"dia itu anaknya bu Dewi kamu kenal kan? "
Ilmi berfikir, tak lama ia menggelengkan kepalanya pertanda ia tidak tahu.
"Setau Ilmi mah Ivan anaknya bu Mala, "
"nah itu, nama kepanjangannya adalah Kumala Dewi kalo nama panggilan aslinya Mala tapi kalo panggilan pas SMA mah Dewi," jelas Evi.