"Jadi,kalau ada apa-apa lapornya ke saya aja yah, kan sekarang saya sudah jadi wali kelas kalian." Kata Zahra tersenyum.
"O, iya Via. Kamu kan ketua kelasnya jadi kalau anak-anak berisik kamu yang tanggung jawab yah."
"Iya ustadzah."
Tak lama Intan pun masuk kedalam kelas.
"Assalamualaikum," salamnya
"Walaikumsalam." Jawab seisi kelas.
"Kamu abis dari mana Intan?" tanya Zahra.
"Abis dipanggil ustad Ivan dzah," jawab Intan.
"Yaudah kamu duduk ketempat kamu yah,"
Intan pun mengangguk dan langsung duduk ditempatnya, sementara Via ia menatap Intan dengan tatapan yang tidak enak dipandang sesekali Intan memperhatikan Via namun ia tidak peduli.
Beberapa menit kemudian...
Jam pelajaran kedua pun selesai, mereka semua sudah mendengarkan nasihat yang dilontarkan Zahra, semoga saja santri baru tahun ini cepat berubah menjadi lebih baik dari yang sebelumnya.
"Baik, karena jam pelajaran sudah selesai. Saya akhiri sampai disini yah, Assalamualaikum." Zahra tersenyum.
"Walaikumsalam." jawab seisi kelas.
"Yang rukun yah, jangan berantem." Pesan Zahra pada anak buahnya kemudian ia pun berlalu. Intan melipat tangannya diatas meja lalu merebahkan kepalanya diatas sana sesekali ia membuang nafasnya dan mulai memejamkan matanya.
"Heh! Lu abis dari mana?" Via menggubrak meja Intan entah kapan Via sudah ada disitu, Intan pun langsung terlonjak kaget.
"Aku abis dipanggil ustad Ivan," jawab Intan seadanya, karena Intan merasa tidak punya urusan apa apa dengan anak yang ada dihadapannya saat ini, Via memang menatap Intan dengan tatapan penuh kebencian sementara Intan ia tidak peduli toh, Intan juga tak kenal siapa orang yang ada dihadapannya saat ini.
"Enak ya, abis beduaan sama calon suami gue," Via melipat tangannya didepan dada dan ia juga menekankan perkataannya tadi.
"Calon suami kamu? " tanya Intan polos, ia bingung apa permasalahannya dan tunggu, tadi anak yang ada dihadapan Intan berkata ,beduaan, Iya memang benar. Intan dan Ivan bedua disana tapi kan, mereka hanya berbicara yang perlu dibicarakan saja.
"Iya dia calon suami gue," Via mendongakan dagunya.
"HEH!, jangan ngarang lu." bentak Selvi yang sudah berdiri dan berjalan kearah Via, Via hanya memutar bola mata malasnya.
"Sel udah Sel," Siti mencoba melerai namun sia sia Selvi sudah tenggelam dalam emosinya.
"lu tuh mondok buat belajar, apa cuma buat cari pacar hah?" tatapan Selvi tajam sekali terhadap Via, sementara Via ia langsung ciut dengan perkataan Selvi seperti itu, karena ditelinga Via ini adalah perkataan yang pedas sekaligus menyinggung perasaannya tetapi ia tak mau kalah dengan Selvi.
"Lu siapa ,ngatur ngatur hidup gue?" tanya Via tak terima.
"Gue gak ngatur hidup lu, tapi lu pikir sedikit dong.Sebutan apa yang pantes buat orang yang ngaku ngaku kaya lu?," Selvi tak mau kalah juga, Via pun langsung menarik kerudung Selvi yang sudah susah payah tadi pagi Selvi kenakan karena Selvi juga jarang memakai kerudung sewaktu dirumahnya lalu Selvi juga langsung menarik kerudung Via tak mau kalah sementara seisi kelas hanya menonton pertekaran mereka saja, Siti juga tidak bisa bertindak jika Selvi sudah seperti ini. Intan hanya menatap mereka tak percaya akhirnya ia mengalah dan langsung memisahkan keduanya.