Intan merebahkan badannya diatas tempat tidur ,sejak pulang sekolah dia langsung masuk kedalam kamar dan dia keluar hanya untuk shalat saja mama nya juga sedang sibuk masak masak didapur bersama ibu ibu yang lain hingga senja tiba ,selesai mandi dan shalat ashar Intan masuk lagi kedalam kamar dia ingin merebahkan tubuhnnya belum sempat dia merebahkan mamanya memanggil nya.
"INTAN!!!!! " teriakan mamahnya.
"Iya mah," sahut Intan.
"Sini, cobain masakan mamah ama ibu ibu kamu itu dikamar aja dari tadi,"
"Intan lagi gak enak badan," kata Intan berbohong.
"Yaudah kamu tidur lagi aja yaa, mama mau makan diteras depan rumah sama ibu ibu,"
"iya mah,"
Kemudian Intan berbaring diatas tempat tidurnya, dia bingung memikirkan perkataan Ikmal seperti itu.
"Emang harus yaa gue jelasin? Gue kira perempuan lebih peka terhadap perasaan," perkataan Ikmal itu terus menghantui didalam pikiran Intan.
"Masa sii dia suka sama gue? " Intan bertanya pada dirinya sendiri.
"Ahh bodo amat," kata Intan sambil memeluk gulingnya yang berwarna biru dongker itu ,lalu dia mengambil ponselnya yang ada disamping nya dan mulai mengetik pesan untuk Sifa karena Sifa lah yang selalu jadi temen curhat Intan ketika dia terkena masalah atau sedang bahagia dan sebaliknya.
Intan tengkurap menunggu pesan dari Sifa,Sifa hanya membaca nya dan tidak membalas pesan dari Intan.
"Kok diread doang sii," kata Intan kesal.
"Yaudah lah tunggu aja palingan tuh anak kedapur ngambil makanan buat dengerin cerita gue ,hihihi" Intan terkekeh.
Tok...Tok... Tok...
Suara ketukan pintu ,Intan menoleh kearah pintu.
"Masuk aja pintunya gak dikunci," teriaknya.Lalu dia fokus kepada ponselnya lagi dan masuklah seorang laki laki bersarung hitam.
"Woyy dek gue pulang" bisik laki laki itu.
Intan menoleh kebelakang lalu mengernyitkan alisnya.
"Ngapain lu pulang? " tanya Intan bingung.
"Oh, lu kabur yaa dari pondok,"
sambung Intan dengan jari yang menunjuk kewajah kakaknya."Enggak kok, kan gue abis UN jadi pulang sebentar lah," kata Ilmi santai.
"Emang boleh? " tanya Intan masih penasaran.
"Boleh lah kan gue udahan ujiannya tinggal ujian kelulusan doang abis itu lulus deh, btw lu kapan UN? "
"oh gitu, gue UN mulai hari senin besok,"