Ivan's pov
"Walaikumsalam," jawabku.Perempuan itu meninggalkanku begitu saja , aku memang sedari tadi sedang mencari Ilmi karena dia pipis kok lama banget sampai aku selesai merapihkan baju-baju ,kebetulan kamar mandi disini dekat dengan dapur jadi, aku bertemu dengan perempuan berkerudung biru muda itu ,tak sengaja yah lebih tepatnya seperti itu aku sempat memperhatikan mimik wajahnya aku rasa dia sangat takut saat ku tanya hal seperti itu, sudahlah lupakan lagian juga aku gapapa. Memang aku belum sempat menanyakan namanya tapi yang jelas Ilmi sudah ketemu dia ada diruang tengah sedang menonton televisi bersama papahnya , aku bergegas menuju ke ruang tengah saat sampai disana kudengar mereka sedang berbincang-bincang ku rasa mereka sedang membicarakan hal yang seru jadi aku putuskan untuk tidak menghampirinya karena takut menggangu ,akhirnya aku berfikir untuk kembali kekamar saja pada saat aku ingin melangkahkan kaki ,aku mendengar nama ku disebut-sebut karena penasaran aku menguping dibalik tembok berwarna putih itu."Oh,Ivan"
"iya,"
"kok,bisa mah?"
"dia itu namanya bu Dewi,kamu kenal kan?"
Dewi? kaya nama kepanjangan mamah aku bentar,tapi kan mamah kalo dipanggil sama tetangga atau ibu-ibu yang lain kan Mala mungkin cuma kebetulan aja,manusia kan banyak didunia.
"Setau Ilmi mah Ivan anaknya bu Mala,"
What!? iya itu nama mamah aku jadi,ini lagi ngomongin aku. Tercyduk kalian ,aku harus khusyuk ini ngupingnya secara seumur hidup aku jarang banget melakukan hal kaya gini .
"Nah,itu nama kepanjangannya adalah Kumala dewi kalo panggilan aslinya itu Mala tapi kalo panggilan pas SMA mah Dewi"
"simamah mah nama orang diganti-ganti. "
Aku tetap fokus dengan kegiatanku saat ini ,sebenarnya aku tidak suka melakukan hal seperti ini tapi karena penasaran yaa mau gimana lagi dan saat nama seseorang disebut.
"Iya iya, tapi kan Intan belum lulus SMP masa udah mau dijodohin."
Deg.
Fokusku gagal karena mendengar nama wanita tersebut, siapa dia? namanya Intan seseorang yang akan dijodohkan dengan ku dan dia masih SMP lalu kenapa mamah gak pernah ngasih tau aku, lebih baik aku kembali kekamar saja fikiranku sedang bingung saat ini aku memegang kenop pintu lalu membuka pintu tersebut yah, perasaan bingung yang menghantui ku saat ini membuatku cukup lelah akhirnya aku membaringkan tubuhku diatas kasur dan mulai menjemput dunia mimpi.📖
Intan's pov
Nafasku sedikit terengah-engah karena aku baru saja menghadapi seseorang yang aku tabrak meskipun tak sengaja yah, aku setidaknya aku sudah berada dikamar saat ini alunan musik masih terdengar karena sekarang mood ku sedang tidak enak untuk mendengarkan musik jadi aku matikan musik itu dari ponsel ku, aku duduk dipinggir ranjang menaruh gelas yang sudah terisi air diatas meja dekat dengan tempat tidurku aku memijit pelan keningku yah, pertanyaanku adalah kenapa rasa takut menghadapi orang yang aku tabrak tadi masih menghantuiku? padahal dia juga gapapa terus aku juga gak sengaja, dan dia juga udah memaafkanku kok ,huh, jadi pusing sendiri btw dia kan temannya kakak apa aku suruh kakak buat ngusir dia dari rumah ini yaa emang dia gak punya rumah apa, mamah juga segala pake izinin dia nginap disini lagi hadehh aku pusing banget mikiran hal kaya gini ,aku mengambil gelas yang berisi air dan meminumnya hingga setengah gelas ku taruh gelas tersebut diatas meja dan aku membaringkan tubuhku, menghela nafas panjang untuk melegakan perasaanku ini,aku meraih ponsel yang ada disampingku ingin bercerita dengan Sifa tapi dia sedang sakit perut pasti akan menggangu, bingung harus berbuat apa aku bangkit dari tempat tidurku dan berjalan menuju meja belajarku yah, aku duduk disana dan mulai membuka buku pelajaran tapi aku tidak fokus belajar saat ini, aku menutup buku pelajaran dan aku melihat buku diary yang terselip diantara buku-buku yah, itu punyaku sudah lama aku tidak menulis didalam buku diary ku lagi aku ingat terakhir aku menulis adalah waktu aku kelas 7, aku mengambil buku tersebut ia berwarna biru kubuka halaman demi halaman karena sudah lama aku tidak membukanya sesekali aku tertawa kecil melihat curahan hatiku yang cukup alay pada masanya karena buku ini hadiah dari mamah waktu aku ulang tahun usia ke-9 tahun aku mulai menggoreskan tinta diatas sana kutulis perasaan hatiku saat ini bisa dibilang cukup kacau. Saat aku selesai menulis inu membuat ku cukup lega aku membadingkan tulisan ku yang sekarang dengan yang sebelumnya yah, lumayan lah ada perubahan karena tulisanku tidak sebagus kakakku, aku menguap tak lupa aku menutupnya aku melirik jam yang ada didinding kamarku ternyata sudah pukul 22.30 aku harus segera tidur supaya tidak terlambat kesekolah aku bangkit dari dudukku berjalan kearah tempat tidur dan merebahkan tubuhku diatasnya kutarik selimut hingga menutupi setengah badanku dan aku mulai memejamkan mata baru aku ingin terlelap lagi-lagi ada yang mengetuk pintu kamarku.Tok...Tok... Tok...
Terdengar suara seseorang mengetuk pintu, tak mau repot aku lebih memilih membalikkan badanku membelakangi pintu aku tetap memejamkan mata,lagian siapa sih malam-malam gini kekamar? ganggu aja, kalo mamah kan langsung masuk gak pakai acara ketuk pintu segala fiks ini mah bukan mamah o, iya sikakak kan ada dirumah itu yang ngetuk pintu pasti dia ahh bodo amat lah.📖
Hai jangan lupa coment dan vote yaa makasih:)