Malam pun tiba...
Malam itu dikamar yang Intan tempati saat ini terdiri dari lima orang santri baru dan satu ustadzah yang mengontrol keadaan santri baru saat ini.
"Nama saya Lesya Azahra kalian bisa memanggil saya ustadzah Zahra, sekarang coba kalian perkenalkan diri kalian masing masing yaa." Kata Zahra dengan senyum manisnya.
"Nama saya Siti Rahma, kalian bisa panggil saya Siti." Kata Siti memperkenalkan diri.
"Nama saya Intan Lailitusholihah,kalian bisa panggil saya Intan. " kata Intan dengan senyumannya.
"Nama saya Aini Rahayu, kalian bisa panggil saya Aini." Kata Aini bak Princess Syahrini yang sedang berbicara manja. Dan Zahra hanya menggelengkan kepalanya melihat seorang santri baru seperti ini dan santri yang lain juga sempat tertawa kecil karena masih malu-malu mungkin.
"Nama saya Eka Safitri, kalian bisa panggil saya Eka." Kata Eka dengan logat Jawanya.
"Hay! nama gue Selvi putri, kalian bisa panggil gue Selvi." Kata Selvi tak acuh.
"Oke kalian yang rukun yah, kalo ada apa-apa bisa lapor ke saya atau lapor kepengurus kakak kelas kalian. O, iya buat Selvi dan kalian semua dipesantren dilarang keras bagi seluruh santri berbicara lu-gue karena itu tidak sopan apalagi dengan orang yang lebih tua dan melanggar peraturan juga, kalian boleh ganti dengan aku-kamu atau anti-ana yang penting jangan lu-gue yaa." Kata Zahra menjelaskan.
"Ustadzah kalo melanggar kenapa?" kata Siti polos.
"Nanti ada hukumannya, yaudh kalo gitu kalian cepat tidur yah. Mulai besok sudah beraktivitas bagi seluruh santri baru."
"Iya ustadzah," jawab seisi kamar.
"Assalamualaikum," lalu Zahra pun berlalu.
"Walaikumsalam,"
"Eh kita main sebentar yuk," ajak Aini.
"Udah malam kata ustadzah kan harus tidur." Eka menolak.
"Ayolah main sebentar," dukung Selvi.
"Gue bosen nih," lanjutnya.
"Eh Selvi bukannya gak boleh berbicara lu-gue," Intan memperingatkan.
"Ah selow aja, gak ada ustadzah atau kakak kelas pengurus mah gapapa." Kata Selvi santai.
"Iya juga sih," Intan mengangguk-anggukan kepalanya sebenarnya Intan juga tidak nyaman memanggil orang aku-kamu apa lagi sepantaran dengannya tapu mau gimana lagi ini kan sudah jadi peraturan pesantren, Intan tidak mau membuat masalah apalagi dia masih baru saat ini.
"Ah udahlah tidur aja," kata Siti ia sudah tiduran diatas ranjang.
"Tadi aku liat jadwal pondok ditempel sih dimading, santri disini itu bangunnya jam tiga malem. Nanti kalo sekolahnya ngantuk gimana?" lanjut Siti memberi tahu teman-temannya.
"Iya juga sih, nanti kalo aku punya mata panda kan jadi jelek, seorang princess itu gak boleh jelek." Kata Aini dengan manja tentunya. Selvi yang sempat melihat Aini seperti itu ia jadi ilfeel sendiri.
"Yaudah kita tidur aja yuk," ajak Eka.
Mereka menuju tempat tidurnya masing-masing , tempat tidur disini bertingkat dua jadi ada yang diatas dan dibawah.
"Kamu mau dimana Ka?" tanya Intan pada Eka.
"Aku diatas aja Tan," jawab Eka.
"Oke aku dibawah yah," kata Intan yang dibalas dengan anggukan oleh Eka. Intan pun merebahkan tubuhnya diatas kasur, kasur disini tidak terlalu empuk seperti milik Intan yang ada dirumahnya tapi ia menyukainya karena ini juga sebagian dari pengalamannya tak lama,seisi kamar pun tertidur lelap.
📖Experience is the best teacher.
Hay semuanya dikit yah, maaf ya nanti aku usahain panjang lagi deh tetep vote dan coment yaa:).