Cemburu

124 30 2
                                    

Intan pun sampai dikelas dengan nafas sedikit terengah-engah, dia buru-buru masuk kedalam kelas sebelum guru selanjutnya masuk. Perasaan Intan tak enak, karena memperlakukan Ivan seperti itu apalagi Ivan sudah banyak Membantu Intan. Intan pun duduk dibangkunya, yang membuat Nanda bertanya.

"Kamu abis dari mana? " tanya Nanda.

" Dari kamar mandi kok," jawab Intan berusaha tenang, tiba-tiba Ikmal dan Selvi datang menghampiri meja Intan.

"Kamu gapapa kan? " tanya Ikmal penuh khawatir.

"Gapapa kok," Intan tersenyum, kini bibirnya sudah tidak pucat seperti tadi.

"Maaf, kemarin aku langsung balik kekelas." Ikmal dengan rasa bersalahnya.

"Iya, gapapa kok." Intan tersenyum lagi membuat hati Ikmal membangkitkan rasa sukanya seperti dulu, padahal Ikmal sudah move on dari Intan tetapi ini semua tanpa direncanakan Ikmal, ia juga tidak tahu kalau ibunya sudah mendaftarkan Ikmal kepesantren. Ini semua mendadak, padahal Ikmal sudah merencanakan untuk satu sekolah dengan Taufik malah ia dipertemukan dengan Intan dipesantren ini.

"Lu tadi abis dari mana Tan? " gantian Selvi bertanya.

"Abis dari kamar mandi kok," jawab Intan menyakinkan, walaupun setengah pelajaran pertama ia gunakan untuk duduk dianak tangga, tetapi sepuluh menit terakhir jam pelajaran ia gunakan kekamar mandi untuk membuang air kecil.

"Halah bohong!" Via langsung menggebrak mejanya, Selvi yang melihat itu langsung menatap Via tajam.

"Lu abis dari kamar kan?" tuduh Via sambil menunjuk jari telunjuknya kewajah Intan.

"Enggak kok," jawab Intan santai.

"lu tuh, gak usah bikin alasan lagi deh." buru Via untuk membuat Intan salah, Intan menyipitkan matanya sedikit geram tapi ia tak mau membuat masalah dengan Via hanya mengingat perkataan ayahnya, orang mengalah bukan berarti kalah, hanya kalimat itu yang tertancap dibenak Intan.

"Lu gak usah cari gara-gara deh!," Selvi yang tak kalah suaranya dengan Via.

"Stop!" Ikmal melerai.

"Kalian itu kenapa sih?" tanya Ikmal bingung dengan keadaan situasi sekarang.

"Kamu juga Vi, kamu kan ketua kelas.Kenapa cari ribut" Ikmal menyalahkan Via sehingga Via membulatkan matanya. Karena menurutnya, Via tiba-tiba ikut campur dengan urusan ini. Dan tidak ada hubungannya sama sekali dengan Via.

"Kok lu, jadi salahin gue sih." Semprot Via tak tanggung tanggung lengkap dengan tatapan tajamnya.

"Emang lu yang salah," Selvi menekankan perkataannya.

"Hah!?, jadi kalian lebih pilih dia dibanding gue" Via menunjuk kearah Intan.

"Iya," kata Ikmal santai, sedangkan Silvi teman baik Via ia hanya menutup telinga saja. Dan Via menatap tak percaya, kenapa dunia ini tidak adil?. Pertama Intan yang selalu menjadi perhatian ustad Ivan salah satu ustad favorit Via, dan sekarang teman-teman juga membela Intan. Sesekali Via melihat Silvi yang sedang asik membaca buku dan tidak mempedulikan dirinya sama sekali, Via pun langsung pergi begitu saja meninggalkan mereka yang masih mengkhawatirkan Intan.

"Kalian kok kaya gitu sih? " tanya Intan pada Selvi dan Ikmal.

"Kenapa Tan?, dia kan yang ngajak ribut." Ikmal yang merasa aneh dengan sikap Intan.

"Via pasti lagi sedih, karena aku tau apa yang Via rasain." Rasa kasihan Intan yang membuat Ikmal tersentuh, Selvi pun sama dengan Ikmal ia juga merasa bersalah dengan perkataannya tadi yang membuat Via seperti itu. Lalu Intan pun pergi menyusul Via.

Intan {Sudah Terbit} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang