Lagi

101 29 6
                                    

Intan dan teman-temannya menuju kekamar mereka habis menunaikan ibadah shalat ashar bejama'ah dimusholah.

"Intan ,kamu gapapa?" tanya Siti yang berjalan disamping Intan, ia melihat Intan senyum-senyum sendiri bagaimana tidak, Intan kan habis telpon mamahnya.

"Gapapa kok," jawab Intan.

"Soal masalah yang tadi aku minta maaf yah, soalnya karena aku. Kamu jadi kayak gini" kata Siti penuh dengah salah.

"Iya gapapa kok," Intan tersenyum, tak lama mereka pun sampai kekamar membuka mukenah lalu mengganti pakaian mereka dan bergegas menuju kelas ,karena ada pembagian kosa kata bahasa arab yang diajar dengan pengurus bagian bahasa tak lupa mereka membawa buku dan pulpen, Lalu mereka sampai dikelas dan duduk ditempatnya masing-masing ternyata didalam kelas sudah hadir semua.

"Hah! masih zaman telat," Via mulai menyinggung Intan, namun Intan tidak mempedulikan perkataan Via tak lama, bagian bahasa pun datang kekelas.

"Assalamualaikum," kata Caca selaku ketua bagian bahasa.

"Walaikumsalam," jawab seisi kelas.

"Jadi, kita masih pakai bahasa Indonesia ya, kedepannya mulai praktek menggunakan bahasa arab." Kata Caca dengan senyumannya, lalu Caca pun mulai menggoreskan tinta spidol diatas papan tulis putih. Sementara Intan hanya memainkan pulpennya tak lama gumpalan kertas pun mendarat dimeja Intan ,hal itu membuat Intan bingung lalu ia mencari orang yang melempar kertas tersebut ternyata Ikmal ia tersenyum kearah Intan dan mulutnya berbicara namun tidak bersuara yang mengkodekan "baca" Intan pun mengangguk dan mulai membuka kertas tersebut untungnya Via sedang merebahkan kepalanya diatas meja jadi dia tidak melihat kejadian tersebut, Silvi juga sepertinya cuek saja.

Hai! Apa kabar?
Ikmaltofa:)

Seperti itu isi kertas tersebut kemudian Intan tidak mau membalas karena ia sudah tahu kalau surat-suratan dipesantren akan mendapatkan hukuman dari bagian keamanan tak mau repot, ia hanya menjawab dengan mengacungkan ibu jarinya yang menandakan bahwa Intan baik-baik saja untungnya Ikmal langsung mengerti ia hanya membalas senyum bahagia.

"Kalian semua tulis dibuku kalian masing-masing yah," pinta Caca karena ia sudah selesai menulis dipapan tulis, kemudian seisi kelas pun mulai menulis apa yang ada dipapan tulis.
20.30...
Intan merebahkan kepalanya diatas meja karena ini waktu belajar malam maka dari itu semua santri wajib belajar malam, sebenarnya Intan sedang tidak nafsu belajar saat ini tiba-tiba.

Gubrak...

Seseorang menggebrak meja Intan ia terlonjak kaget.

"Heh! siapa yang suruh lu buat tidur hah!?" bentak Via selaku ketua kelas tetapi Intan hanya menatap bingung, padahal disekolah belum ada materi yang diberikan, jadinya Intan juga bingung harus belajar apa, dan buku disini pun hampir semuanya menggunakan bahasa arab.

"Heh! gue lagi omong sama lu," Via menatap Intan horor, Intan hanya memiringkan kepalanya.

"Heh! lu juga ngomongnya biasa aja, gak usah ngajak ribut." Selvi yang sudah dibuat geregetan oleh Via.

"Pahlawan kesiangan dateng deh, lu urus Sil, Intan! lu ikut gue sekarang." Via pun berjalan kedepan kelas, sebenarnya Intan sedang bingung saat ini dan ia juga tidak mood, yang artinya jangan menganggu dirinya tapi Via malah memancing Intan yang seperti ini, ingin rasanya Intan menjahit mulut Via supaya ia tidak memgeluarkan kata-kata yang membuat orang kesal. Intan pun berjalan mengikuti Via kekamar mandi, tunggu kamar mandi? untuk apa Via membawa Intan kesana, kamar mandi disini terdiri dari dua kolam yang digunakan untuk mandi ramai ramai.

Intan {Sudah Terbit} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang