02

5.2K 609 11
                                    

Jimin membereskan kedai kopinya sendirian

Taehyung sudah izin tadi, katanya eomma nya tiba tiba pingsan. Taehyung langsung panik, sampai sampai menjatuhkan salah satu gelas Jimin. Jimin tak marah, tau betul seberapa sayangnya Taehyung kepada keluarganya

Saat Jimin hampir menyelesaikan mengelap meja, suara lonceng menandakan adanya orang masuk membuat Jimin tersentak

"Maaf tuan, kami sudah—

Ucapannya tak terselesaikan.

Salahnya sendiri tak melihat siapa yang datang, malah asyik mengelap meja dengan semangat

Jadi salah tingkah kan waktu tau yang datang adalah si lelaki pucat tanpa senyuman

Hari ini lelaki tersebut lebih berantakan dari biasanya, gurat lelah terlihat jelas dari wajahnya. Mantel yang digunakannya juga terpasang asal asalan

"Kopi hitam satu"

Sebenarnya Jimin ingin menolak. Tapi bagaimana bisa dia menolak lelaki pucat pujaannya yang dalam keadaan kacau begini?

Lelaki tersebut segera menyesap kopi buatan Jimin dalam diam. Jimin juga meneruskan acara mengelap mejanya, meskipun matanya jadi kurang fokus. Sedikit sedikit lirik si pucat, sedikit sedikit dadanya berdebar, padahal jelas jelas si pucat tidak melihatnya

"Ehem. Maaf tuan, sepertinya kau ada masalah. Ingin berbagi?"

Ucap Jimin mendekat dan duduk didepan lelaki tersebut. Tangannya meremas kain lap dibawah meja dengan gugup

Lelaki tersebut menatapnya dengan lelah "Sebenarnya memang ada sedikit masalah. Jadi aku memutuskan untuk minum kopi, maaf sudah membuatmu membuka kedai lebih lama"

Jimin tersentak. Oh, lelaki ini tau jam tutup kedainya

"Hm, sebagai bayarannya kau harus bercerita. Aku ini tidak hanya jago meracik kopi loh, aku juga pendengar yang baik"

Lelaki tersebut menatap Jimin agak lama. Membuat Jimin gugup dan menelan ludah, jari jarinya pun saling bertautan

Menghela nafas berat, lelaki tersebut memutuskan bercerita
"Ada salah satu orang memplagiat karyaku. Padahal aku sudah susah payah membuatnya. Dari tidur larut malam, mencari feel, hingga menemukan nada yang pas. Namun dengan seenaknya di tiru, hanya diganti judulnya saja dalam bahasa lain. Tentu saja aku kesal, kerja kerasku dengan sahabatku terasa sia sia. Banyak orang mengujat kami yang plagiat, padahal aku bisa menunjukkan bahwa aku merilisnya lebih dahulu"

Tanpa sadar lelaki itu mencengkram gelas kopinya lebih erat

"Eum... Tuan....?"

"Min Yoongi. Panggil aku Yoongi"

"Baik, Yoongi-ssi. Menurut ku kau bisa menuntut orang yang menirukanmu, tapi untuk membungkam para netizen sebaiknya kau membuat karya baru lagi. Tunjukkan bahwa kau benar benar bisa, bahkan si peniru tidak ada apa apanya dibandingkan dirimu"

Yoongi terdiam. Menghela nafasnya lagi, kopinya telah habis. Namun berlama lama di kedai ini membuatnya nyaman juga

"Thanks. Namamu?"

"Park Jimin"

Keduanya berjabat tangan singkat. Namun Yoongi sedikit mengernyit

"Sepertinya kau lebih muda dariku"

"Ah. Aku masih 22 tahun, kau?"

Yoongi menyeringai "Sayangnya aku 24 tahun. Panggil aku 'hyung' kalau begitu"

"Hanya dua tahun" Jimin mendengus, menyembunyikan debaran jantungnya yang menggila dan bibirnya yang hampir saja tersenyum merekah yang mungkin akan terlampau lebar jika dibiarkan

"Tetap tidak boleh. Kau harus memanggilku 'hyung', lelaki mochi"

"Namaku Jimin! Dasar"

Yoongi terkekeh pelan. Suaranya yang dalam membuat Jimin meremas tangannya lebih kuat

Tampan sekali

Yoongi merogoh sakunya sebentar lalu menyerahkan kartu nama. Berpamitan pada Jimin, tak lupa membayar kopinya tadi

Agust D
Produser of Big Hit Entertainment

Latte Art •YoonMin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang