08

4K 502 28
                                    

Yoongi mengacak rambutnya.

Yoongi
Aku tidak punya tunangan
Dia berbohong

Namjoon
Tapi dia nggak mau pergi hyung
Katanya, menunggumu
Bagaimana?

Yoongi
Terserah.
Aku sedang bersama mochiku

Namjoon
Yasudah. Terserah hyung




Yoongi tak habis pikir. Kenapa wanita itu nekat sekali, padahal dia sudah pernah menolak dengan tajam pertunangan sialan itu.

Yoongi mencari nomor telefon ibunya. Merasa harus meluruskan hal ini

Halo?

"Eomma, ini Yoongi"

Iya yoon, kau sudah ketenu Jennie?

"Sampai kapan Eomma begini? Aku sudah besar. 24 tahun, dan aku masih di dikte?"

Jennie wanita baik Yoon

"Eomma tidak dapat memaksa. Aku tidak suka"

Terserahmu. Appa mu bilang, jika kau tidak mau dengan Jennie dia akan mencabut semua fasilitasmu

"Silahkan. Aku tidak butuh. Aku juga tidak pernah menggunakannya"

Pip.

Yoongi memutus telefon secara sepihak. Eomma nya itu, hanya menjodohkan dirinya demi bisnis, bisnis, dan bisnis. Dulu saat masih kecil Yoongi hanya tertawa, beranjak ke Senior High School Yoongi mulai melakukan penolakan halus, dijenjang kuliah Yoongi menolak tegas. Tapi hingga dia bekerja, ibunya tetap tidak mengerti

Yoongi menangkap pergerakan Jimin. Mochi hidup itu menggeliat, merenggangkan otot ototnya. Menguap, lalu mengucek mata

"Yoongi hyung?"

Suaranya masih serak. Parau khas bangun tidur, ditambah flu nya

"Istirahat saja, aku masih lama. Kalau lapar di atas mejamu ada mochi"

Jimin mengangguk. Memperhatikan Yoongi yang terlihat serius menatap laptopnya, padahal dalam hati berdebar debar karena ditatap intens oleh Jimin

Yoongi menatap Jimin balik
"Apa?"

Yang hanya dijawab gelengan oleh yang lebih muda. Jimin mengambil bungkusan yang dimaksud, memakan perlahan

"Woah! Hyung, mochinya beku!"

Yoongi menoleh kembali, menatap 'mochinya' sedang memakan mochi, membuat pipi 'mochinya' sangat mirip mochi

Aish. Aku memikirkan apa

"Iya. Aku lebih suka mochi beku"

"Tapikan aku sedang sakit hyung"

Oh iya.

Seakan ditampar kenyataan, Yoongi seperti baru teringat bahwa Jimin sakit. Dasar

"Kalau tidak mau, jangan dimakan"

"Eh?! Mau kok!"

"Yasudah. Diam"

Hening

Jimin sibuk mengunyah mochi, Yoongi sibuk mengerjakan lagu buatannya. Meskipun sesekali mereka mencuri pandang, pas keduanya tak sengaja bertatapan dengan serentak keduanya mengalihkan pandangan. Jimin yang merona, dan Yoongi yang berdehem

"CHIM! AKU BAWA— eh?"

Keduanya menoleh. Melihat Taehyung diambang pintu, membawa bungkusan beraroma sedap. Sepertinya membawa kebab

"Hai hyung, sudah lama?" tanya Taehyung yang meletakkan bungkusan ditempat Yoongi meletakkan bungkusan sebelumnya, lalu duduk lesehan dikarpet

Yoongi hanya mengangguk, sibuk mendengarkan kerjaannya

Taehyung mengerucut sebal, merasa diabaikan. Matanya beralih pada Jimin yang asyik memakan mochinya dengan serius

"Chim. Kok makan mochi?"

"Hm. Dari Yoongi hyung"

Taehyung hanya membulatkan bibirnya. Memperhatikan kamar yang menjadi hening lagi, Taehyung risih

"Kok kalian diam sih?"

Kali ini Yoongi menyahut "Kau saja yang cerewet"

Taehyung cemberut lagi. Tak dipedulikan oleh Yoongi yang memasukkan earphone nya, mematikan laptop dan berkemas kemas

"Sudah selesai hyung?"

"Sudah. Aku pulang dulu, Get well soon Jiminnie"

Yoongi mengusak rambut Jimin pelan, lalu berlalu begitu saja. Tak memperdulikan Taehyung yang sudah menganga tak karuan

Jimin masih tersenyum menatap pintu yang baru dilalui Yoongi

"JELASKAN PADAKU"

Dan Jimin kembali menghela nafas

Latte Art •YoonMin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang