Yoongi menghela nafas. Memantapkan diri mengetuk pintu yang pernah membesarkannya selama bertahun tahun
Disebelahnya Jimin menggenggam tangan kiri Yoongi erat. Sama sama gugup dan menguatkan. Sore ini penentuan
Tadi kedai milik Jimin sudah dititipkan ke Taehyung dan Jungkook. Entah kalau mereka bukannya kerja malah pacaran, yang jimin tau sekarang dirinya gugup.
Pintu terbuka. Menampilkan seorang wanita paruh baya berkulit putih, tapi tidak pucat seperti Yoongi
"Oh! Ayo Yoon, masuk"
Mereka masuk. Namun Yoongi dapat merasakan genggaman Jimin lebih erat, Jimin seakan tidak ada bersama Yoongi
"Langsung makan malam ya, Jennie menunggu"
Keduanya duduk. Berdampingan. Sama sama tak mengacuhkan ucapan nyonya Min yang sedari tadi bertanya pada Yoongi dan Jennie. Bukan Jimin
"Yoon, jadi eomma sama appa ingin kalian berdua segera menikah"
Jimin dapat melihat gadis cantik dihadapannya adalah gadis yang sama seperti saat itu. Dia juga kelihatan sedih dan bingung, seperti ingin menolak namun tak enak dengan nyonya Min
"Kan aku sudah bilang. Aku tidak mau menikah dengan Jennie"
Nyonya Min menatap putranya tajam
"Kenapa? Perjanjiannya jika malam ini kau membawa calon, baru boleh kau tidak menikahi Jennie"
Yoongi merasakan genggaman tangan lelaki disampingnya berkeringat
"Calonku ada disini. Tepat dikiriku"
Nyonya Min menatap Jimin menilai, pandangan dan senyumnya meremehkan. Membuat Jimin gugup
"Kau bercanda Yoon?"
"Aku belum pernah seserius ini. Eomma"
Jennie sendiri yang sedari tadi memilih diam, gatal sendiri. Merasa Yoongi dan Jimin berjuang sendirian
"Saya juga sudah punya pacar tante" ucapnya sambil menunduk
"Apa?! Jangan bohong! Minggu lalu kalian berdua masih kencankan?"
Jennie menggeleng. "Kencan. Tapi bukan dengan Yoongi"
Nyonya Min menghela nafas. Tangan putihnya mengepal diatas meja. Tentu saja tak luput dari perhatian semua orang yang ada dimeja makan
"Anu... Eomma. Maaf, aku yang memaksa Yoongi ikut kesini. Maaf mengganggu acara makan malam kalian"
Jimin menunduk. Yoongi mendelik, meremas tangan Jimin lebih kuat
"Oh. Iya kau sadar kan kalau kau peng—
"Eomma. Aku yang memaksa Jimin kesini. Aku hanya ingin menikah dengan Jimin, selain itu. Kenapa eomma memaksa Jennie? Dia punya kehidupan eomma. Yoongi juga punya, kami hanya butuh restu. Meskipun jika kalian melarang, aku tetap melanjutkan"
Nyonya Min meminum airnya dengan sekali teguk. Memejamkan mata, seperti menahan amarahnya. Berbeda dengan Tuan Min yang sedari tadi diam memakan makanannya dengan tenang
Suasana jadi lebih canggung. Juga dingin. Jimin tidak nyaman, tapi ini harus dilakukan bila ingin bersama Yoongi. Lagipula mereka calon mertua Jimin kan?
"Appa merestui"
Empat orang yang ada disana tersentak. Jimin sampai melongo, takut telinganya berhalusinasi sangking inginnya menikah dengan Yoongi
"Anu... Maksudnya..."
"Iya. Silahkan. Kalian ingin menikah dimana? Kapan?"
"APPA!"
"Sudahlah, kasihan Jimin ketakutan"
Yoongi loading. Jimin bingung, ini maksudnya bagaimana?
Nyonya Min mengerucut sebal. Jennie juga masih bingung, merasa aneh tiba tiba Tuan Min mengizinkan.
"Beritahu mereka chagi"
Nyonya Min menghela nafas. Lalu menatap Jimin
Yoongi sudah antisipasi saja jika Jimin mau diserang ibunya, mengeratkan genggaman dan siap menarik Jimin jika terjadi tindakan anarkis
"Protektif sekali" sindir nyonya Min
"Kau kira eomma dan appa mu ini tidak tau Yoon? Kau memberi like pada salah satu postingan kedai kopi baru, milik Jimin bukan? Kau sibuk distudio hingga menginap juga untuk Jimin kan? Bagian mana yang bisa membuat eomma tidak merestui kalian? Sedangkan kalian saling mencintai?"
Nyonya Min beralih menatap Jimin
"Jimin juga, tahan dengan sifatnya Yoongi. Jadi tak ada alasan menolak hubungan kalian"
"Jadi... Aku dan Jimin?"
"Tentu saja kau harus minta restu orangtua Jimin!" sahut nyonya Min lagi
Yoongi meremas lebih erat, menatap Jimin sayang. Jimin sendiri akhirnya menghela nafas panjang
Terlampau lega atas keputusan Nyonya Min
Setidaknya Jimin tau. Orang tuanya pasti setuju, karena Jimin sering menceritakan Yoongi pada mereka
KAMU SEDANG MEMBACA
Latte Art •YoonMin [END]
FanfictionLatte Art, sesuai namanya adalah seni menggambar diatas Latte. Butuh keterampilan dan kesabaran lebih memang, tapi bagi Park Jimin mempelajari hal yang dicintainya akan sangat menyenangkan Terlebih karena Latte Art dia bertemu 'gula'nya Note. BxB Yo...