06

4.3K 532 15
                                    

Jimin mengerang. Pagi ini kepala Jimin rasanya mau pecah

Semalam Jimin menutup kedai agak lama karena hujan, Jimin lupa tidak membawa payung. Tapi hingga setengah 10 ternyata hujannya bukan reda, tapi malah deras

Bermodal nekat, Jimin berlari dari kedai nya hingga ke rumah. Tidak jauh sih, tapi cukup membuat rambut hingga separuh Jimin basah

Dan jadilah seperti ini. Hidungnya mampet, kepalanya pening, matanya panas. Mau duduk saja rasanya susah

Untung jarinya masih dapat diajak kompromi. Tadi dia sudah mengabari Taehyung untuk membuka kedai sendiri. Tau Jimin sakit, Taehyung sempat panik dan mau menjenguk Jimin, tapi diingatkan Jimin bahwa kedai tidak bisa ditinggal

Akhirnya Taehyung pasrah

Jimin menatap langit langit kamar nya. Taehyung sempat mampir meskipun dilarang.

Dia bawa bubur sama plester demam. Tentu saja Jimin berterimakasih, meskipun selanjutnya mengusir Taehyung untuk segera membuka kedai

Saat hampir memejamkan mata Jimin mendengar suara langkah kaki menaiki tangga. Langkah asing, karena Jimin benar benar hafal suara langkah Taehyung yang tergesa gesa dan ceroboh. Yang ini tenang, namun pijakannya mantap

Pintu kamar terbuka

Jimin masih terpejam. Pura pura tidur

"Kau sakit?"

Jimin tersentak. Matanya langsung terbuka, melirik pada si pucat yang ada diambang pintu. Menenteng bungkusan

"Kok... Hyung tau?"

Yoongi mendecak. Berjalan mendekat ke kasur Jimin, meletakkan bungkusan disana dan menarik kursi. Duduk didekat Jimin, memperhatikan pemuda manis itu lurus.

Jimin sedikit salah tingkah sebenarnya.

"Hyung belum jawab. Kok tau aku lagi sakit?"

"Hm. Kalau ada apa apa langsung bilang, Taehyung tadi jadi tidak fokus karena kau sakit"

Oh. Tau dari Taehyung

"Sudah makan?"

"Sudah Hyung"

"Sekarang tidur"

"Tapikan Hyung disini. Nanti yang ngajak ngobrol Hyung siapa?"

"Aku bawa laptop, butuh ketenangan. Kau itu cerewet. Jadi tidur saja"

Jimin mendengus. Tapi menurut, menarik selimut sampai bawah dagu

"Jangan. Nanti panas mu tidak cepat turun"

Yoongi dengan cekatan menarik selimut Jimin hingga perut. Jimin cuma pasrah, dia masih merasa lemas

Yoongi mengusap kening Jimin yang ditempeli plester demam. Usapan lembut yang membuat Jimin mengantuk

Perlahan matanya menutup

Namun sebelum benar benar tertidur, Jimin sempat mendengar suara rendah. Hampir seperti bisikan

"Get well soon, Jiminnie"

Latte Art •YoonMin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang