Memburuk

4.1K 348 6
                                    

Dua hari setelah Yeji dan Hyunjin bertengkar. Hyunjin selalu menghubungi Yeji, tetapi tidak dijawab. Selama itu juga mereka tidak pergi dan pulang sekolah bersama.

"Sebentar lagi Hyunjin ulang tahun No" ucap Yeji yang makan siang di kantin bersama Lino.

"Terus?"

"Aku harus bagaimana?"

"Kamu mau balikan sama dia"

"Aku kan belum mutusin Hyunjin"

"Jadi kamu ga marah lagi?"

Yeji menggeleng.

"Ga tau"

"Ya udah kalau ga marah lagi" "Biasanya kamu buat apa?"

"Aku rasa kali ini ga butuh kejutan"

Lino hanya mengangguk.


❣❣❣

Dua hari ini Yeji dan Lino selalu pergi dan pulang sekolah bareng. Seperti sekarang Yeji  dibonceng Lino naik motor menuju rumahnya. Walaupun sedang hujan, mereka tetap menempuhnya.

Saat di perjalanan, Yeji dan Lino melihat sosok Hyunjin berjalan sendiri sambil menunduk.

"No, lihat deh, bukannya itu Hyunjin, kenapa Hyunjin jalan?"

Lino pun memberhentikan motornya di dekat Hyunjin. Hyunjin tampak terkejut karena melihat Yeji dan Lino.

"Yeji?" Wajah Hyunjin pucat dan sedikit basah terkena air hujan, Yeji dapat melihatnya dengan jelas.

Hyunjin tersenyum.

Yeji tidak membalas senyum Hyunjin.

"Mobil kamu mana? Kenapa hujan-hujanan?"

"Di rumah, lagi ingin jalan aja"

"Kenapa arahnya ke rumah aku?"

"Aku emang mau ke rumah kamu"

"Hmm.. " Lino berdehem.

"Ji, kamu balik sama Hyunjin atau aku?"

Yeji pun berpikir sejenak.

"Lino maaf ya, aku bareng Hyunjin aja"

"Oke" Motor Lino pun langsung melaju dengan kencang.

Tinggal Yeji dengan perasaannya yang canggung.

"Yuk!" Hyunjin memegang tangan Yeji.

"Kita naik taxi aja, wajah kamu pucat"

"Kamu takut aku sakit?" goda Hyunjin dan tersenyum.

"Aku masih marah Hyunjin"

Hyunjin tertawa. Dunia Hyunjin telah kembali, melihat wajah Yeji saat Yeji berada di sampingnya dapat mengobati rasa sedih dan sakit yang ia rasakan.

Ketika di dalam taxi, Hyunjin terus menyandar ke bahu Yeji.

Yeji tersenyum. Ia ga bisa bohong, sekarang ia senang karena ia merasa hampa banget dua hari tanpa Hyunjin.

Tangan Yeji pun mengusap rambut Hyunjin yang basah. Baru satu sapuan, Hyunjin langsung menahan tangannya.

"Kenapa?"

Hyunjin langsung menggenggam tangan Yeji. Yeji yang kesal, mencoba menahan amarahnya karena mereka sedang berada di taxi.


❣❣❣

Sampai di rumah Yeji, Yeji langsung berjalan duluan ke kamarnya. Hyunjin hanya mengikuti Yeji.

Jeongin yang melihat keanehan langsung mengetahui bila Hyunjin dan noonanya sedang bertengkar.

Sampai di kamarnya, Yeji meletakkan tasnya di tempat tidur. Dan ia duduk di tempat tidurnya.
Hyunjin membuka jaketnya dan duduk di samping Yeji.

"Maaf Ji"

"Oke aku ga marah, aku juga bakal berhenti ngusap rambut kamu"

Setelahnya Yeji membuang pandangannya ke arah lain.

"Ji, aku mau ngomong ini sejak lama, tapi mungkin ini saatnya"

"Apa?"

"Kamu bisa lihat aku!"

Yeji pun menatap wajah Hyunjin yang terlihat serius.

"Aku mau kita putus, aku bosan Ji pacaran sama kamu. Aku mau mencoba yang belum pernah aku coba. Kamu selalu.. "

Bagai batu raksasa yang menghantam dadanya, kata-kata Hyunjin berhasil membuat airmatanya menggenang. Selanjutnya ia tidak bisa mencerna apa yang dikatakan Hyunjin, karena hatinya yang telah hancur.

"Cukup" Tatapan Yeji tajam menusuk hati Hyunjin, airmatanya yang menetes memukul batin Hyunjin. Hyunjin ga bisa menyakiti orang tersayangnya. Hyunjin mencoba tetap kuat agar pertahanannya tidak runtuh.

"Kamu ga serius kan Jin?"

"Aku serius"

"Kamu putusi aku, karena Lia? Kamu dijodohkan dengan keluarga kamu? Iya?"

Hyunjin bingung dengan kata-kata Yeji.

Lia? Dijodohkan? Hyunjin tidak mengerti sama sekali.

Tiba-tiba ingatannya tentang makan malam bersama keluarga muncul.

"Bukan, aku hanya bosan dengan hubungan ini"

Amarah Yeji memuncak. Airmatanya semakin deras mengalir.

"Kamu pergi Jin!" Yeji memukul tubuh Hyunjin frustasi dengan tasnya.

Hyunjin pun beranjak dari tempat tidur Yeji dan pergi. Sementara tangis Yeji semakin keras.

Bukan, bukan ini yang aku inginkan Hyunjin

❣❣❣

My Hyunjin [Hyunjin ❣ Yeji] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang