Takut

3.4K 318 2
                                    

Pertengkaran tadi membuat Yeji benar-benar tidak bisa tidur. Ia memikirkan bagaimana bila Hyunjin membutuhkan sesuatu, siapa yang akan membantunya, bagaimana bila terjadi sesuatu pada Hyunjin. Hati Yeji sungguh tidak tenang.

Sejujurnya Yeji tidak tega meninggalkan Hyunjin sendiri. Yeji memang merasa kecewa dengan Hyunjin tetapi ia lebih menyayangi Hyunjin. Yeji semakin merasa bersalah karena ia tidak mungkin lupa fakta bahwa pacarnya itu kurang diperhatikan orangtuanya, ortu Hyunjin hanya sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Mereka hanya menunjang biaya hidup Hyunjin tapi tidak punya waktu untuknya. Dan sekarang ia, satu-satunya orang yang berada di sisi Hyunjin juga meninggalkan Hyunjin.

Yeji mengusap airmatanya yang tidak berhenti mengalir dan membuka laptopnya. Ia mencari tahu tentang alat yang menancap di dada Hyunjin.

"Hickman line?"

Yeji terus membaca artikel tentang kegunaan alat itu dan fungsinya.

Setelahnya ia menutup mulutnya dan airmatanya menetes kembali.

"Hyunjin" Dada Yeji terasa sesak.

Aku minta maaf Hyunjin

Yeji langsung mencari hpnya dan layar hpnya menunjukkan pukul tiga lewat dua dini hari. Ia tidak peduli dengan waktu karena saat ini ia ingin meminta maaf pada Hyunjin.

Hyunjin tidak menjawab panggilannya.

Beberapa kali Yeji mencoba menghubungi Hyunjin, tetapi tidak ada jawaban.

Hyunjin pasti tidur, semoga tidak terjadi apa-apa

❣❣❣

Yeji yang tidak bisa tidur sampai pagi, langsung bersiap-siap pergi ke rumah sakit. Waktu masih menunjukkan pukul enam tetapi ia sudah selesai berpakaian rapi dan berdandan.

"Nuna mau kemana?" tanya Jeongin yang baru bangun saat melihat noonanya yang sedang memakai kaos kaki di ruang tengah.

"Sekolah"

"Sepagi ini?"

"Oh"

"Cepat banget"

"Aku pergi ya" Yeji berjalan terburu-buru untuk meminta supirnya mengantarnya.

Jeongin hanya menggeleng melihat tingkah Noonanya.

❣❣❣

Yeji membuka pintu ruang rawat Hyunjin perlahan, dan ia sangat bersyukur melihat Hyunjin yang masih tidur. Yeji tersenyum melihat Hyunjin yang memakai beanie pemberiannya. Ia pun duduk di kursi, di samping tempat tidur Hyunjin dan ia dapat melihat dengan jelas mata Hyunjin yang membengkak dan merah.

"Hyunjin maaf ya" Yeji menggenggam tangan Hyunjin lalu mengelusnya.

"Aku sayang banget sama kamu, kamu harus kuat ya!" Yeji meletakkan tangan Hyunjin di pipinya dan airmatanya menetes.

Yeji melihat Hyunjin yang perlahan membuka matanya. Mata Hyunjin tampak merah.

Samar-samar Hyunjin dapat melihat Yeji, ia sedikit terkejut tapi perasaannya sangat senang.

"Hyunjin" Yeji langsung memeluk Hyunjin. Yeji menangis hingga terisak.

"Maafin aku Jin, aku emang kekanak-kanakan banget"

Hyunjin kaget karena Yeji tiba-tiba memeluknya. Tetapi setelahnya ia membalas pelukan Yeji.

"Aku udah maafin, aku juga salah"

Yeji masih terus menangis.

"Udah dong, aku gpp" Hyunjin menangkup pipi Yeji yang tidak mau berhenti menangis.


Bagaimana bila setelah ini aku terus buat kamu nangis Ji, aku ga mau jadi kekasih terburuk yang selalu buat kekasihnya menangis

"Kamu ga bakal ninggalin aku kan Jin?"

Hyunjin mengangguk.

"Kamu harus kuat ya!"

"Iya"

❣❣❣

"Aku suapi ya?" tanya Yeji setelah makanan Hyunjin diantar oleh perawat.

"Iya"

Yeji pun mengulurkan sesendok bubur ke Hyunjin dengan lembut dan Hyunjin menerimanya dengan senang hati.

Hanya lima suapan, Hyunjin sudah minta berhenti. Karena mulutnya sakit dan ia merasa mual.

"Ya udah, minum dulu Jin" Yeji menyodorkan segelas air dengan sedotan. Yeji terus memperhatikan Hyunjin yang sedang minum.

"Kenapa ngeliatinnya serius banget?" tanya Hyunjin.

"Itu sakit ga?" Yeji menunjuk alat itu.

"Ini? ga sakit" Hyunjin senyum menatap Yeji.

"Tapi kalau kamu pergi jadi terasa sakit" sambung Hyunjin.

"Aku ga akan pergi," ucap Yeji sambil memainkan tangan Hyunjin. Ia senang dengan jari-jari Hyunjin yang lucu.

"Beneran?"

Yeji menoleh ke Hyunjin.

"Walaupun keadaan aku jauh lebih buruk dari sekarang?"

"..."

Yeji tidak menjawab, malah mengalihkan pandangannya.

"Ji?"

"Kamu bilang apa?"

"Kamu masih mau berada di samping aku walaupun keadaan aku jauh berubah?"

"Apasih Jin, berubah gimana?"  Yeji berdiri dan mengambil tasnya.

"Hyunjin ya Hyunjin, ga mungkin berubah"

Jujur aku takut Jin

"Aku pergi ya!" Yeji senyum ke Hyunjin sebelum keluar dari ruang rawat Hyunjin.

Hyunjin menunduk kecewa.


❣❣❣

My Hyunjin [Hyunjin ❣ Yeji] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang