Author POV
Pagi ini, Jennie sedang sarapan bersama keluarganya. Ditengah - tengah sarapan mereka, terdengar klakson mobil yang terus berbunyi. Jennie sudah tau bahwa itu pasti Hanbin, kekasihnya. Lalu, dia menghentikan sarapannya dan keluar untuk mengajak Hanbin sarapan bersama.
"Ais, berhentilah membunyikan klakson mobilmu itu.", kesal Jennie.
"Mian, chagiya. Kalau begitu cepatlah masuk.", kata Hanbin memerintahkan Jennie untuk masuk kedalam mobilnya.
"Aniyo, kau yang harus turun. Aku belum selesai sarapan, eomma akan memarahiku jika tidak menghabiskannya. Ayo, masuk dan sarapan bersama.", kata Jennie dan langsung meninggalkan Hanbin.
Tak lama Hanbin mengikuti Jennie masuk kedalam rumah Jennie.
"Ah, Hanbin-a. Jadi kau yang membunyikan klakson mobil tanpa henti itu?", tanya appa Jennie.
"Ne ahjussi, joesonghabnida.", sesal Hanbin.
"Cih, mungkin dia kira anakmu yang cantik ini tuli appa.", adu Jennie pada appanya.
"A ... a ... aniyo. Aniyo, ahjussi. Bukan maksudku begitu, aku hanya iseng. Sekali lagi aku minta maaf ahjussi, ahjumma.", sesal Hanbin yang takut pada appa Jennie.
"Sudah, duduklah.", perintah eomma Jennie pada Hanbin.
"Ah, ne ahjuma.", kata Hanbin, lalu dia duduk di samping Jennie.
Setelah itu, dia ikut sarapan bersama keluarga Jennie.
Jennie dan Hanbin sudah menjalin hubungan dari awal masuk SHS, dan sekarang mereka kelas 12 semester pertama. Mereka berbeda kelas.
Di kelasnya, Hanbin selalu mendapat peringkat pertama. Sedangkan Jennie adalah kebalikan dari Hanbin. Jennie memang bodoh dalam hal pelajaran sekolah. Tapi untuk urusan rumah entah itu memasak, membersihkan rumah, dan lain sebagainya ... dia sangat bisa diandalkan.Dan sebelumnya Jennie tidak tau jika Hanbin adalah tetangganya. Hanbin tinggal sendiri karena orang tuanya tinggal di Amerika. Karena Jennie anak rumahan, dia jarang keluar rumah. Maka karena itu, Jennie hanya memiliki tiga teman di kelasnya, yaitu Jisoo, Chaeyong dan Lisa. Dan ternyata Jisoo adalah sepupu Hanbin.
"Bagaimana hubungan kalian? Baik - baik saja kan?",tanya appa Jennie disela - sela sarapan.
"Ne, appa.", jawab Jennie singkat.
"Ne, ahjussi.", jawab Hanbin singkat juga.
"Baguslah kalau begitu. Lalu, bagaimana dengan sekolah?", tanya appa Jennie.
"Apa pertanyaan appa itu berujung mengejekku yang lebih bodoh dari Hanbin? Sudah pasti dia selalu mendapat peringkat pertama di kelasnya.", kata Jennie yang mulai bad mood atas apa yang ditanyakan appanya.
Sedangkan Hanbin hanya menahan tawanya.
"Yak! Bukan maksud appa begitu, Jen. Seharusnya jika kau memiliki kekasih pintar seperti Hanbin, kalian bisa memanfaatkan waktu untuk belajar bersama. Jangan hanya bersenang - senang saja. Ingat kalian itu sudah kelas 12, sudah hampir lulus.", nasihat appa Jennie pada Jennie.
"Kau tidak keberatan untuk mengajari putriku yang malas belajar ini kan, Hanbin-a?", tanya appa Jennie pada Hanbin.
"Untuk itu, joesonghabnida ahjussi. Bukan maksudku selalu ingin bersenang - senang dengan Jennie. Aku selalu melakukan tugasku sebagai palajar, dengan belajar di malam hari. Karena setelah pulang sekolah aku harus menyempatkan waktu untuk Jennie. Tapi ternyata, itu salah di mata ahjussi. Mungkin ahjussi berpikir kami selalu bersenang - senang, tanpa belajar. Sekali lagi, maafkan aku ahjussi. Kalau begitu aku akan mengurangi waktuku untuk Jennie.", kata Hanbin.
"Dan untuk belajar bersama? Aku pernah mengajak Jennie, tapi dia tak mau ahjussi.", lanjutnya.
Disini, hanya Hanbin yang memang selalu belajar.
Jennie? Dia selalu berbohong pada Hanbin, dia akan mengatakan pada Hanbin bahwa di malam hari dia juga belajar seperti Hanbin. Tapi pada kenyataannya, dia akan langsung tidur.#Flashback on
Hanbin dan Jennie baru saja pulang dari menonton film bersama teman - teman mereka. Setelah sampai di rumah Hanbin mengiriminya pesan karena dia tadi lupa berpesan pada Jennie.
Isi pesan
Hanbin
Chagiya, aku lupa sesuatu.Jennie
Mwo? Apa yang kau lupakan?Hanbin
Aku hanya lupa menyuruhmu belajar malam ini. Aku tidak mau tau, kau harus bisa juga mendapatkan peringkat pertama di kelasmu.Jennie
Aku bukan kau, yang selalu mendapatkan peringkat pertama berturut - turut. Tapi kau tenang saja, malam ini aku akan belajar.Hanbin
Kau memang bukan aku, tapi apa salahnya kau berusaha untuk menjadi sepertiku? Apa kau tidak kasihan pada anak kita kelak, jika dia memiliki otak seperti eommanya?Jennie
Yak! Kalau begitu, jangan membuat anak bersamaku jika kau malu akan mendapatkan keturunan bodoh sepertiku.Hanbin
Aigoo, begitu saja kau marah. Lalu jika aku tak membuatnya dengan istriku kelak, aku membuatnya dengan siapa? Apa aku harus melakukannya dengan wanita lain?Jennie
Dasar laki - laki mesum! Berhenti membahas ini, aku akan belajar sekarang juga.Hanbin
Bukankah kau sendiri yang memulai? Ais, geurae. Belajarlah dengan fokus, chagiya. Maaf sebelumnya, bukan maksudku untuk membanding - bandingkan kau denganku. Aku hanya ingin memotivasimu saja.Jennie
Motivasi sialan!Setelah Jennie mengirim balasan terakhir pada Hanbin, dia tak benar - benar belajar. Melainkan pergi ke alam mimpinya.
#Flashback off
Dan mengapa Hanbin bilang bahwa Jennie tidak ingin ketika Hanbin mengajaknya belajar bersama? Karena saat itu Jennie diajak oleh ketiga temannya untuk pergi shopping, jadi mau tidak mau Hanbin mengizinkannya agar kekasihnya itu tidak mendiaminya.
Akhirnya Hanbin belajar dari pulang sekolah hingga sore menjelang malam sendirian tanpa Jennie.Bagi Hanbin, belajar adalah hobinya. Jadi dia akan dengan senang hati belajar tanpa ingat waktu. Sebenarnya tanpa belajar pun, Hanbin akan dengan mudah menyelesaikan soal - soal dari mata pelajaran apapun.
Author POV End
.
.
TBC.Gimana part 01nya all? 😁
Jangan rame diawal aja ya, dipart-part selanjutnya tolong ramein juga 🙏
Ah iya, jangan lupa vote ya sebagai tanda kalian dukung aku. 🙏🏻
Bagi yang belom follow aku, tolong follow ya. 🙏🏻
Gomawo, all.
KAMU SEDANG MEMBACA
Opportunity in Narrowness
FanfictionMenikah diusia muda, bahkan masih duduk dibangku sekolah. Itu semua karena keinginan mereka, dan didukung oleh orang tua dari pihak sang gadis yang harus pergi meninggalkan putrinya itu. Bagi Kim Hanbin, itu adalah kesempatan dalam kesempitan yang t...