2 Hari Kemudian
Author POV
Setelah Hanbin dan Jennie pulang dari sekolah, mereka mengantarkan orang tua Hanbin ke bandara.
Orang tua hanbin akan kembali ke Amerika hari ini.
"Hati - hati eomma, appa.", kata Hanbin.
"Eoh, Hanbin-a. Jaga adikmu eoh? Setelah kau lulus, kami akan segera kembali ke Korea.", kata eomma Hanbin.
"Ne, eomma.", kata Hanbin.
"Kalau begitu, kami pergi eoh?", pamit appa Hanbin.
"Ne, abeonim. Semoga kalian selamat sampai tujuan.", kata Jennie.
"Oppa, aku lapar.", kata Hanbyul pada Hanbin ketika punggung kedua orang tuanya sudah tak terlihat.
"Aigoo, kalau begitu kita pulang sekarang.", kata Hanbin sambil menuntun Hanbyul menuju parkiran.
"Eonni, bisakah kau masakan makanan kesukaanku nanti?", tanya Hanbyul pada Jennie.
"Eoh, eonni akan memasakannya untukmu. Tapi, kau harus membantu eonni eoh?", kata Jennie.
"Tapi aku tak bisa memasak, eonni. Eomma tak pernah memasak di Amerika. Jadi, aku tak pernah membantunya.", kata Hanbyul jujur.
"Lalu, kau makan apa disana? Huft, untung saja appa membiarkanmu menetap di Korea bersama oppa. Jadi kau pasti akan terurus.", kata Hanbin pada Hanbyul.
"Eomma hanya menyuruhku pulang kerumah teman eomma ketika aku pulang sekolah, aku makan disana. Dan malam hari, aku akan dijemput lalu makan malam diluar bersama eomma dan appa.", cerita Hanbyul.
"Wah, jinjja. Mereka benar-benar tak mengurusmu dengan baik eoh? Eomma membiarkanmu makan dirumah orang lain? Dan mereka lebih mementingkan pekerjaan mereka?", tanya Hanbin tak percaya.
"Sudah, jangan diperpanjang. Yang terpenting, sekarang Hanbyul sudah bersama kita disini.", kata Jennie pada Hanbin.
"Ayo Hanbyul-a, masuk.", lanjut Jennie sambil membuka pintu mobil.
Lalu Hanbyul dan Jennie memasukinya.
"Tak ada yang didepan? Aku jadi terlihat seperti supir kalian.", kata Hanbin yang sudah duduk didepan sambil melihat Jennie dan Hanbyul yang berada dibelakang.
"Jalanlah oppa, aku sudah sangat lapar. Belum lagi, nanti masih menunggu eonni memasak.", kata Hanbyul protes pada Hanbin yang belum menjalankan mobilnya.
"Ais, arraseo.", kata Hanbin, lalu menjalankan mobilnya.
|°•○●○•°□■□°•○●○•°|
Setelah makan malam, Jennie dan Hanbyul sedang diruang santai untuk menonton tv. Lalu, Hanbin terlihat kesal dengan dua gadisnya.
"Tak bisakah kalian mematikan tv itu dan pergi belajar?", tanya Hanbin, lalu duduk diantara Jennie dan Hanbyul.
"Terutama kau.", lanjut Hanbin sambil menatap Jennie.
"Aku? Ais. eoh, aku memang bodoh jadi aku harus banyak belajar. Tapi, selama ini aku sudah lumayan sering belajar. Jadi, biarkan aku dan Hanbyul menonton tv malam ini.", kata Jennie.
"Dan kau, menyingkirlah.", lanjut Jennie sambil mendorong Hanbin agar tak berada ditengah - tengahnya dan Hanbyul.
Dan akhirnya Hanbin bangkit dan pergi kekamarnya. Jangan tanya apakah dia akan tidur? Sudah pasti dia akan belajar, apa lagi ujian semakin dekat. Dia akan belajar sampai lupa waktu.
Untuk Jennie, apa yang dia bilang memang benar. Belakangan ini, dia sudah mulai rajin belajar. Itu semua karena appanya yang mengancam akan mencarikan guru les untuknya dan ini berkat Hanbin juga yang dengan sabarnya mengajarinya.
|°•○●○•°□■□°•○●○•°|
Sudah jam 9 malam, Jennie dan Hanbyul tertidur disofa dengan tv menyala. Tak lama, terdengar suara langkah kaki yang menuruni anak tangga.
"Jen.", panggil Hanbin ketika sudah berada tepat didepan Jennie.
"Aigoo, mereka tertidur? Disofa? Sejak kapan?", tanya Hanbin pada dirinya sendiri.
"Yak! Lehermu pasti sakit.", lanjut Hanbin saat memperhatikan posisi tidur istri dan adiknya.
Hanbyul tertidur dengan paha Jennie sebagai bantalnya, dan Jennie yang bersandar pada sandaran sofa. Lalu Hanbin mengangkat Hanbyul untuk dia pindahkan kekamar tamu yang sekarang sudah menjadi kamar hanbyul. Tapi, Jennie malah terbangun.
"Hanbin-a.", panggil Jennie dengan suara seraknya.
"Aku membangunkanmu? Mian. Tapi, pindahlah kekamar sekarang.", perintah Hanbin pada Jennie.
Lalu Jennie mematikan tv dan mengikuti Hanbin kekamar Hanbyul. Setelah sampai dikamar Hanbyul, Hanbin meletakkan Hanbyul di ranjangnya.
Lalu, Jenniepun menyelimuti Hanbyul."Ayo.", ajak Hanbin pada Jennie.
"Apa aku bisa tidur dengan Hanbyul malam ini?", tanya Jennie pada Hanbin.
"Aniya! Aku takut tidur sendirian.", kata Hanbin lalu menggendong Jennie menuju kamarnya.
Tak lupa dia menutup pintu kamar Hanbyul.
"Cih, sebelum kita menikah kau bahkan tidur sendiri dirumah besar ini. Dan kau tak takut sama sekali.", kata Jennie sambil mengalungkan tangannya dileher Hanbin.
"Geurae? Itu kan dulu. Sekarang aku tak bisa jika tidur sendiri.", kata Hanbin, lalu tersenyum kearah Jennie.
Setelah sampai dikamar mereka, Hanbin menjatuhkan Jennie ke ranjang.
"Yak! Kau menjatuhkanku begitu saja. Mengapa perlakuanmu padaku dan Hanbyul berbeda? Kau tak menyayangiku?", tanya Jennie.
"Aku menyayangimu. Sangat.", kata Hanbin sambil mendekati Jennie.
"Apa lagi? Tidurlah! Ini sudah malam, besok kita sekolah Hanbin-a.", kata Jennie sambil mendorong tubuh Hanbin.
"Aku hanya ingin membuktikan bahwa aku menyayangimu.", kata Hanbin, lalu mencium bibir Jennie sekilas.
"Ais, tak perlu .Aku sudah percaya. Sekarang tidurlah!", perintah Jennie yang kini berbaring membelakangi Hanbin dengan tubuh yang sudah terbungkus oleh selimut sampai batas dada.
"Baiklah, tapi aku tak mau dibelakangi. Berbaliklah menghadapku!", perintah Hanbin.
Dan dengan cepat Jennie membalikkan tubuhnya menghadap Hanbin. Hanbin tersenyum puas sambil memeluk Jennie.
Dan lama - kelamaan, mereka juga menyusul Hanbyul ke alam mimpinya masing - masing.
Author POV End
.
.
TBC.🙏Gimana part 30nya all? 😁
Jangan rame diawal aja ya, dipart-part selanjutnya tolong ramein juga 🙏
Ah iya, jangan lupa vote ya sebagai tanda kalian dukung aku. 🙏🏻
Bagi yang belom follow aku, tolong follow ya. 🙏🏻
Gomawo, all.
KAMU SEDANG MEMBACA
Opportunity in Narrowness
FanfictionMenikah diusia muda, bahkan masih duduk dibangku sekolah. Itu semua karena keinginan mereka, dan didukung oleh orang tua dari pihak sang gadis yang harus pergi meninggalkan putrinya itu. Bagi Kim Hanbin, itu adalah kesempatan dalam kesempitan yang t...