12

608 68 6
                                    

Author POV

Setelah sampai, Jennie keluar dari mobil dan tanpa pamit dia pergi begitu saja.

"Oppa, aku ingin mengobati Jennie dulu eoh?", kata Jisoo dan langsung menarik Hayi.

"Eoh, kalau sudah selesai maka datanglah!", teriak Hanbin.

|°•○●○•°□■□°•○●○•°|

Dirumah Jennie, Jisoo sedang mengobati Jennie.

"Pelan - pelan, Soo-ya. Itu terasa perih.", kata Jennie.

"Mian.", kata Jisoo, lalu memberi plester pada pipi Jennie.

"Ok, sudah selesai. Berganti bajulah, aku akan menunggumu.", lanjut Jisoo.

"Geurae, gomawo Jisoo-ya.", kata Jennie, lalu pergi menuju kamarnya.

"Mengapa kita tidak ke rumah Hanbin saja sekarang? Jennie kan bisa menyusul.", kata Hayi setelah Jennie pergi.

"Yak! Bagaimana bisa begitu? Aku tau, kau ingin memiliki banyak waktu bersama Hanbin oppa kan?", tanya Jisoo.

"Eoh, kau benar. Maka dari itu, lebih baik kita segera pergi ke rumah Hanbin. Tinggalkan Jennie, dia bisa menyusul.", kata Hayi.

"Ais, jinja. Aku tidak bisa meninggalkannya. Dia temanku. Teman kita. Kita tidak bisa meninggalkan teman kita hanya untuk masalah pribadi, Hayi-ya.", kata Jisoo.

"Ais, baiklah. Kalau begitu, bermalamlah di rumah Hanbin eoh?", rengek Hayi.

"Yak! Apa lagi? Aku kan sudah bilang, aku tidak mau. Aku akan di jadikan babu oleh Hanbin oppa nanti. Aku tidak mau.", tolak Jisoo.

"Yak! Kumohon, Soo-ya. Eoh? Aku ingin memiliki banyak waktu dengan Hanbin, jika kau bermalam di rumahnya maka dia akan mengantarkanku pulang. Dan kami hanya akan berdua di mobil. Aku bisa mengajaknya untuk makan malam dulu di rumahku.", kata Hayi sambil membayangkannya.

"Mian, Hayi-ya. Lagi pula, kau tidak seharusnya seperti itu. Karena, Hanbin oppa dan Jennie ....", belum sempat Jisoo memberitaukan Hayi, Jennie sudah mengajaknya ke rumah Hanbin.

"Ayo Soo-ya, Hayi-ya.", ajak Jennie pada kedua temannya.

"Ah, ne Jen.Kau sudah selesai? Kalau begitu, ayo.",kata Hayi dengan semangat, lalu bangkit dari sofa.

Sedangkan Jisoo, dia sangat malas dengan kehadiran Jennie. Karena dengan hadirnya Jennie, lagi - lagi dia tidak bisa memberitaukan Hayi tentang hubungan Jennie dengan Hanbin yang sebenarnya.

|°•○●○•°□■□°•○●○•°|

Ketika di rumah Hanbin, Jisoo memberitaukan Hanbin apa yang harus Hanbin kerjakan. Dan Jennie tiba - tiba berinisiatif membuatkan makan siang untuk teman dan kekasihnya itu.

"Em, Jisoo-ya kau sudah selesai menjelaskan apa yang harus Hanbin kerjakan kan?", tanya Jennie.

Jennie berniat membuat makan siang bersama Jisoo, karena Jisoo sangat suka memasak.

"Eoh, wae?", tanya Jisoo.

"Kalau begitu, maukah kau membantuku membuat makan siang?", tanya Jennie.

"A ... aku? Ta ... ta ... tapi ....", Jisoo bimbang.

Jika dia mengiyakan ajakan Jennie maka Hayi akan memanfaatkan waktunya untuk berduaan dengan Hanbin. Dan jisoo sangat tidak suka. Jika, dia menolak maka dia juga sulit. Karena dia sangat suka memasak.

"Yak! Jisoo-ya, bantulah Jennie.", kata Hayi mengode Jisoo agar Jisoo menerima ajakan Jennie dan dia bisa berduaan dengan Hanbin.

"Jen, tapi aku ....", belum sempat Jisoo menjawab, Hanbin sudah memotongnya.

"Eoh, soo-ya. Jangan lupa eoh masakan makanan kesukaanku, itu hanya kau dan eomma yang tau. Jika kau tidak masakkan itu, aku akan berhenti mengerjakan tugasmu.", ancam Hanbin.

"Tapi, oppa ....", lagi - lagi Jisoo tidak bisa menyelesaikan kalimatnya karena Jennie sudah menariknya dan membawanya kedapur.

|°•○●○•°□■□°•○●○•°|

Di dapur, Jisoo sangat tidak nyaman ketika memasak. Dia sangat tidak suka jika melihat hubungan temannya dirusak oleh orang ketiga. Dulu, hubungan Chaeyoung dan June hampir berakhir karena June didekati oleh seniornya. Dan saat itu memang seniornya tidak tau bahwa June sudah memiliki kekasih. Lalu Jisoo memberitaukan seniornya bahwa June sedang menjalin hubungan dengan Chaeyoung dan akhirnya seniornya berhenti mendekati june. Kemudian, Chaeyoung dan June pun berbaikan.

Jadi, kali ini pun Jisoo ingin memberitaukan Hayi bahwa sebenarnya Jennie dan Hanbin adalah sepasang kekasih. Tapi, karena Jisoo selalu gagal. Dia berniat memberitaukan Jennie terlebih dahulu. Dan dia sangat berharap bahwa kali ini dia bisa memberitaukan Jennie tentang Hayi yang menyukai kekasihnya.

"Jen, aku ingin bicara.", kata Jisoo tiba - tiba.

"Bukankah kau sudah bicara?" ,tanya Hennie dengan bodohnya.

"Ais, aku serius. Ini tentang hubunganmu dengan hanbin oppa.", kata Jisoo serius.

"Geurae, bicaralah! Jangan berbelit - belit.", kata Jennie yang juga mulai serius.

"Hay ... hay ... hayi ... hayi ....", kata Jisoo terbata - bata.

Dia gugup, dia takut menyakiti perasaan Jennie dan membuat hubungan pertemanan Jennie dan Hayi hancur.

"Hayi, wae?", tanya Jennie tidak sabar.

"Dia menyukai Hanbin oppa.", kata Jisoo dengan cepat.

"Mwo?", kejut Jennie lalu menutup mulutnya dengan tangannya.

Jennie sangat terkejut dengan pernyataan Jisoo, dia berharap Jisoo sedang bercanda dengannya.

"Mianhae, Jen. Aku tida bermaksud menyakiti perasaanmu. Tapi itu kenyataannya, Jen. Hayi mengatakannya padaku tadi di parkiran. Apa yang kukhawatirkan benar terjadi. Tapi, aku harap kau jangan membencinya. Karena bagaimanapun Hayi tidak tau hubungan kalian yang sebenarnya. Dia hanya tau bahwa kau adalah teman dekat Hanbin oppa.", kata Jisoo menjelaskan.

Jennie masih terkejut, dia hanya tidak tau lagi harus bersikap seperti apa nanti dengan Hayi karena dia juga sudah cukup nyaman dengan Hayi. Berbeda jika dengan Dahyun, walau Hayi dan Dahyun sama - sama menyukai kekasihnya.

Author POV
.
.
TBC.

Gimana part 12nya all? 😁
Jangan rame diawal aja ya, di part - part selanjutnya tolong ramein juga. 🙏
Ah iya, jangan lupa vote ya sebagai tanda kalian dukung aku. 🙏🏻
Bagi yang belom follow aku, tolong follow ya. 🙏🏻
Gomawo, all. 🙏

Opportunity in NarrownessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang