Author POV
"Yak! Oppa, mengapa kau hanya diam saja? Cepat pisahkan mereka!", teriak Jisoo sambil memukul lengan Hanbin lalu menarik Dahyun menjauh dari Jennie. Lalu setelah tersadar dari keterkejutannya, Hanbin ikut menarik Jennie menjauh dari Dahyun.
Chaeyoung dan Lisa yang melihat tangan Jennie dan Dahyun masih saling menarik rambut satu sama lain pun ikut membantu melepaskan cengkraman tangan Jennie dan Dahyun dari rambut Jennie dan Dahyun.
Tak lama, mereka pun bisa dipisahkan.
"Yak! Kemari kau, akan kutarik rambutmu sampai lepas dasar gadis penggoda.", teriak Jennie.
"Kau yang kemari! Sebelum kau lakukan itu, aku yang akan mematahkan tanganmu lebih dulu.", teriak Dahyun.
"Jennie-ya, sudah! Lihatlah penampilanmu, kau seperti hantu.", kata Hanbin lirih masih dengan menahan tangan Jennie.
"Yak! Kau bilang aku seperti hantu? Ya sudah, lepas dan tinggalkan saja aku.", teriak Jennie, lalu pergi begitu saja.
"Jennie-ya, tunggu.", Hanbin mengejar Jennie.
Tapi karena dia ingat sesuatu, jadi dia berhenti sejenak.
"Jisoo-ya, Hayi-ya, kalian kelompok Jennie kan? Pulanglah bersamaku, aku akan mengerjakan tugas kalian. Tunggulah di parkiran, aku akan mengejar Jennie dulu.", kata Hanbin lalu pergi begitu saja.
"Ah, pasti Hanbin oppa menyuruh Bobby meninggalkanku karena itu.", kata Jisoo lirih.
"Yak! Hanbin-a, lalu aku bagaimana?", teriak Dahyun.
"Kau? Pulanglah sendiri! Untuk apa bertanya lagi? Hanbin oppa tidak akan mengantarkanmu, karena kau bukan siapa - siapanya.", kata Jisoo sinis.
"Ayo Hayi-ya, kita tunggu Hanbin oppa dan Jennie diparkiran.", lanjut Jisoo langsung menarik Hayi menuju parkiran.
"Eoh, ayo Lisa-ya kita keparkiran juga.", kata Chaeyoung.
"Untuk apa? June kan tidak membawa mobil hari ini. Apa kau membawa mobil? Dan apakah June menunggu kita diparkiran?", tanya Lisa pada Rose.
"Aniya, June mengirimiku pesan bahwa dia diantar pulang oleh Bobby. Aku akan menghubungi supirku untuk menjemputku, kau pulanglah bersamaku.", kata Chaeyoung pada Lisa.
"Baiklah.", kata Lisa, lalu mereka berdua pun pergi begitu saja meninggalkan Dahyun sendirian.
Author POV End
Jennie POV
Dasar Hanbin sialan, dia malah mengataiku seperti hantu didepan Dahyun. Ais, hampir saja tadi aku mengakhiri hubungan kami. Huft, jika aku tadi benar - benar mengakhiri hubungan kami maka aku yang akan menyesal.
Kini, aku sedang berada di taman sekolah. Entahlah apa yang membuatku pergi kesini.
"Hanbin pasti tidak akan mencariku.", kataku lalu mendudukan tubuhku dibangku taman.
"Ah, apakah penampilanku sangat kacau? Sampai - sampai Hanbin bilang aku seperti hantu. Apakah aku semengerikan itu? Ais, bukan hanya bodoh. Ternyata penampilanku juga buruk.", kataku lalu memejamkan mata.
Tak lama kurasakan seperti ada seseorsng disampingku. Apakah itu hantu penunggu sekolah? Karena, tidak mungkin dijam - jam seperti ini masih ada orang di sekolah selain aku.
"Aniya, kau masih tetap cantik dengan penampilan kacau seperti itu. Mianhae, bukan maksudku mengataimu. Aku hanya ingin kau berhenti melukai dirimu.", katanya.
Lalu aku membuka mataku dan melihat kesebelah kananku.
"Hanbin-a?", panggilku lirih.
"Hem, mianhae.", sesalnya sambil merapikan rambutku yang berantakan.
"Kau masih cantik, walau penampilanmu sedang kacau.", lanjut Hanbin.
"Cih, aku seperti hantu. Dimatamu, hari ini aku seperti hantu.", kataku sinis lalu bangkit.
Aku ingin pulang saja, tapi tidak bersama Hanbin.
"Jen.", panggilnya lalu menarikku kepelukannya.
Posisi kami sekarang yaitu, aku yang berdiri dihadapan Hanbin dan Hanbin duduk dihadapanku. Dia memeluk pinggangku dan menyandarkan kepalanya diperutku.
"Yak! Hanbin-a.", panggilku.
"5 menit saja.", katanya.
"Jangan bertengkar dengan Dahyun lagi. Aku tidak ingin melihatmu terluka.", lanjutnya masih dengan menyandarkan kepalanya diperutku.
Setelah 5 menit Hanbin memelukku, dia menatapku.
"Lihat, pipimu terluka.", kata Hanbin sambil menyentuh luka dipipiku.
Aku yakin, pasti luka ini karena terkena kuku Dahyun.
"Mengapa kau diam saja? Kau masih marah padaku?", tanya Hanbin sambil berdiri.
"Mianhae, Jen.", lanjutnya.
Tapi aku masih diam saja, sungguh aku ini sangat kekanak - kanakan.
"Lebih baik kita pulang sekarang, aku sudah menyuruh Jisoo dan Hayi untuk ke rumahku.", kata Hanbin tiba - tiba.
"Mwo? Hayi? Untuk apa kau menyuruhnya ke rumahmu?", tanyaku terkejut.
"Hem, bukankah dia satu kelompok denganmu? Aku akan mengerjakan tugas kelompok kalian, tapi aku juga akan menjelaskannya agar kalian mengerti. Jadi bukan hanya kau dan Jisoo saja, tapi Hayi juga.", kata Hanbin menjelaskan.
"Baiklah, ayo pulang.", kataku lalu pergi lebih dulu meninggalkan Hanbin.
"Yak! Apa kau masih marah? Mengapa kau meninggalkanku, Jen? Tunggu aku!", teriak Hanbin sambil mengejarku.
Jennie POV End
Hayi POV
Aku dan Jisoo sedang menunggu Hanbin dan Jennie. Hanbin menyuruhku dan Jisoo untuk pergi ke rumahnya, karena dia akan mengerjakan tugas kelompokku.
"Jisoo-ya, apa aku boleh bertanya?", tanyaku.
"Tentu, memang kau ingin bertanya apa?", tanya Jisoo.
"Em, mengapa kau memanggil Hanbin dengan sebutan oppa?", tanyaku penasaran.
"Eoh? Itu karena dia adalah kakak sepupuku.", kata Jisoo.
"Oh, begitu? Lalu, apa hubungan Jennie dengan Hanbin?", tanyaku serius.
Kulihat Jisoo sangat terkejut dengan pertanyaanku.
Hayi POV End
.
.
TBC.Gimana part 10nya all? 😁
Jangan rame diawal aja ya, dipart-part selanjutnya tolong ramein juga 🙏
Ah iya, jangan lupa vote ya sebagai tanda kalian dukung aku. 🙏🏻
Bagi yang belom follow aku, tolong follow ya. 🙏🏻
Gomawo, all. 🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Opportunity in Narrowness
FanfictionMenikah diusia muda, bahkan masih duduk dibangku sekolah. Itu semua karena keinginan mereka, dan didukung oleh orang tua dari pihak sang gadis yang harus pergi meninggalkan putrinya itu. Bagi Kim Hanbin, itu adalah kesempatan dalam kesempitan yang t...