Jisoo POV
Mengapa Hayi tiba - tiba menanyakan tentang hubungan Jennie dengan Hanbin oppa? Apa memang benar bahwa dia menyukai Hanbin oppa?
"Soo-ya, mengapa kau diam saja?", tanya Hayi padaku.
"Eoh, aku? Aniya. Em, mengapa kau bertanya seperti itu? Apakah kau tertarik pada Hanbin oppa?", tanyaku hati - hati.
"Hem, aku menyukainya Soo-ya. Jangan ceritakan ini pada siapapun eoh?", jawabnya lirih.
"Sejak kapan?", tanyaku sangat terkejut.
"Sejak aku yang tidak sengaja menabraknya kemarin. Itu tepatnya di kantin. Dan saat itu, Hanbin sedang mencari Jennie.", jawabnya menjelaskan secara singkat.
"Oh, jadi cinta pada pandangan pertama?", tanyaku memastikan.
"Eoh, Soo-ya. Kami saling menatap satu sama lain setelah aku tidak sengaja menabraknya.", jawabnya.
"Ah, begitu.", kataku singkat.
Sungguh, aku tidak percaya.
"Jennie-ya, apa yang kukhawatirkan terjadi kan? Hayi menyukai kekasihmu, Jen.", kataku (dalam hati).
"Jadi, apa hubungan Jennie dengan Hanbin? Mereka hanya teman kan?", tanya Hayi.
Seketika aku tersadar dari lamunanku.
"Sebenarnya mereka ....", belum sempat aku memberitaukannya, dia sudah membuatku terkejut kembali.
"Karena kau sepupu Hanbin, bisakah kau bantu aku? Tolong dekatkan aku dengan Hanbin, eoh?", katanya memotong ucapanku.
"Yak! Tapi ....", lagi - lagi ucapanku terpotong oleh Hayi yang memberiku kode bahwa Jennie dan Hanbin sudah kembali agar aku berhenti membahas tentang mereka.
Aku harus memberitau Hayi bahwa Jennie dan Hanbin oppa adalah sepasang kekasih. Dan memberitau Jennie bahwa apa yang kupikirkan itu benar adanya.
Hanbin oppa? Apakah aku juga harus memberitaukanya? Agar dia bisa menghindari Hayi, siapa yang tau kan jika Hayi lama - kelamaan akan seperti Dahyun?
Jisoo POV
Author POV
"Masuklah ke mobil, kita pulang sekarang.", kata Hanbin pada ketiga gadis itu, lalu membukakan pintu depan untuk Jennie.
Hayi yang melihat Jennie masuk dan Hanbin memasangkan seat belt untuk Jennie pun merasakan cemburu. Tapi Hayi bisa memakluminya, karena Hayi menganggap bahwa mereka hanya sebatas sahabat bukan sepasang kekasih.
|°•○●○•°□■□°•○●○•°|
Ketika dalam perjalanan, suasana sangat hening.
"Yak! Jennie-ya apa pipimu terluka?", kata Jisoo yang sekilas melihat luka di pipi Jennie.
"Hem, hanya sedikit.", kata Jennie lemas.
"Baiklah, Hayi-ya lebih baik kita ke rumah Jennie dulu nanti. Aku ingin mengobati luka Jennie di rumahnya.", kata Jisoo memberi tau Hayi.
"Ne? Tapi Hanbin menyuruh kita ke rumahnya? Jika kita ke rumah Jennie lebih dulu, bukankah itu membuang waktu? Pasti rumah Jennie jauh, bisa - bisa kita pulang malam?", kata Hayi yang sedikit tidak suka jika harus pergi ke tempat lain selain rumah Hanbin.
"Mwo? Buang - buang waktu katamu?", Jisoo menjadi emosi tiba - tiba karena perkataan Hayi.
Jisoo sangat senang memiliki banyak teman, tapi jika temannya seperti Hayi yang tidak memikirkan keadaan teman lainnya maka Jisoo sangat tidak suka.
"Gwenchana, Soo-ya. Luka ini hanya luka kecil. Tidak terlalu sakit. Lebih baik kita selesaikan saja tugas kita, agar kalian bisa cepat pulang dan istirahat. Aku juga lelah hari ini.", kata Jennie, lalu melihat jalanan dari kaca mobil.
"Tenang saja, kalian ke rumah Jennie lebih dulu dan aku akan berganti baju. Jika sudah selesai mengobati Jennie, datanglah ke rumahku.", kata Hanbin menengahi ocehan ketiga gadis itu.
"Dan aku akan mengantar Hayi pulang nanti.", kata Hanbin yang membuat Hayi tersenyum puas, karena itu artinya dia akan memiliki waktu berdua dengan Hanbin.
Berbeda dengan Jisoo, yang seketika langsung protes.
"Jadi, kau tidak akan mengantarkanku pulang?", tanya Jisoo dengan berteriak.
"Kau tidak pulang pun tidak apa, bermalamlah di rumahku. Aku akan menghubungi imo, kau pasti di izinkan. Kecuali kau bermalam di rumah bobby, sudah pasti imo tak akan mengizinkanmu", kata Hanbin.
"Mwoya? Andwae! Kau pasti akan banyak menyuruhku ini dan itu jika aku bermalam di rumahmu. Lagi pula, siapa juga yang ingin bermalam di rumah Bobby?", tanya Jisoo.
"Kau benar, Soo-ya. Hari ini Jennie terlihat lelah, jadi kau saja yang menggantikannya eoh?", kata Hanbin.
"Ais, jinja. Shireo! Belajarlah mandiri, oppa.", kata Jisoo kesal pada sepupunya yang tidak bisa mengurus rumah.
Jika Jisoo menyetujui tawaran Hanbin, sudah pasti dia akan disuruh membersihkan rumah, mencuci pakaian, dan memasak.
Dan Jisoo tidak mau, kecuali eommanya yang meminta Jisoo membantu Hanbin maka dia akan mengerjakannya walau dengan terpaksa."Gwenchana, biarkan Jisoo pulang. Aku yang akan mengerjakannya.", kata Jennie.
"Tapi kau lelah, Jen. Apalagi kau sedang terluka, aku tidak mengizinkanmu.", kata Hanbin.
"Eoh, aku juga tidak mengizinkanmu Jen. Biarlah Hanbin oppa membereskan rumahnya sendiri.", kata Jisoo.
"Aniya, aku benar - benar akan menghubungi imo agar dia menyuruhmu membereskan rumahku.", kata Hanbin.
"Oppa, shireo!.", rengek Jisoo.
Tapi Hanbin hanya tertawa puas.
"Em, mian. Apa Jennie biasa mengurus rumah Hanbin?", tanya Hayi tiba - tiba.
"Eoh, Hayi-ya.", jawab Jennie singkat.
"Wae?", tanya Hayi penasaran.
"Kami tetangga, Jennie yang selalu membantu membersihkan rumahku, mencuci bajuku dan terkadang dia juga memasak untukku.", jawab Hanbin.
"Mwo? Mengapa harus Jennie yang melakukan semua itu?", tanya Hayi sedikit terkejut, karena itu semua tugas seorang istri.
Jadi Hayi terus bertanya untuk memastikan sesuatu.
"Orang tua Hanbin oppa berada di Amerika. Dan karena tetangga yang sangat dekat dengannya hanya keluarga Jennie, maka dia meminta Jennie yang mengerjakannya. Terkadang dia juga menghubungi eommaku, agar eommaku memaksaku membereskan rumahnya yang seperti kapal pecah itu.", jelas Jisoo masih dengan kesalnya.
"Mengapa kau tidak menggunakan jasa seseorang saja untuk mengurus rumahmu?", tanya Hayi.
"Aniya, eommaku tidak mengizinkanku. Yah, eommaku bilang agar aku mengerjakannya sendiri. Tapi aku terlalu malas. Lagi pula itu agar aku bisa memiliki waktu dengan Jennie.", kata Hanbin, lalu tersenyum kearah Jennie.
Dari belakang, Hayi melihat Hanbin yang tersenyum pada Jennie, lagi - lagi dia merasa cemburu.
Dan dia lebih cemburu lagi saat mendengar kata 'lagi pula itu agar aku bisa memiliki waktu dengan Jennie.' dari mulut Hanbin.Author POV End
.
.
TBC.Gimana part 11nya all? 😁
Jangan rame diawal aja ya, dipart-part selanjutnya tolong ramein juga 🙏
Ah iya, jangan lupa vote ya sebagai tanda kalian dukung aku. 🙏🏻
Bagi yang belom follow aku, tolong follow ya. 🙏🏻
Gomawo, all.
KAMU SEDANG MEMBACA
Opportunity in Narrowness
FanfictionMenikah diusia muda, bahkan masih duduk dibangku sekolah. Itu semua karena keinginan mereka, dan didukung oleh orang tua dari pihak sang gadis yang harus pergi meninggalkan putrinya itu. Bagi Kim Hanbin, itu adalah kesempatan dalam kesempitan yang t...