29

643 67 4
                                    

Author POV

Pagi ini Jennie, Hanbin dan keluarga sedang menikmati sarapan.

"Hanbin-a, appa ingin bicara.", kata appa Hanbin ditengah sarapan.

"Ne, appa.", jawab Hanbin singkat.

"Appa akan kembali ke Amerika lagi.", kata appa Hanbin.

"Kapan appa?", tanya Hanbin.

"Sekitar tiga hari lagi.", kata appa Hanbin.

"Eoh, geurae.", kata Hanbin.

"Tapi, aku harap Hanbyul menetap di Korea bersamaku.", lanjut Hanbin.

"Em, masalah Hanbyul? Appa memang berniat memindahkan sekolahnya kesini. Tapi, jika kau sanggup menjaga adikmu.", kata appa.

"Aku sanggup, appa. Aku bahkan berencana setelah lulus ingin menjemputnya. Tapi, karena kalian sudah disini jadi aku minta appa untuk segera memindahkan sekolah Hanbyul. Aku berjanji akan menjaganya, appa.", kata Hanbin mantap.

"Kau mau kan tinggal bersama oppa?", tanya Hanbin pada Hanbyul.

"Eoh, karena dirumah ini juga ada eonni.", kata Hanbyul, lalu menatap Jennie.

Jennie hanya tersenyum manis kearah Hanbyul.

"Baiklah, appa percaya padamu Hanbin-a. Kau sudah dewasa sekarang. Alasan appa dan eomma menolakmu membawa Hanbyul saat itu karena kau belum dewasa dan Hanbyul yang juga masih sangat kecil.", kata appa Hanbin.

"Lagi pula, setelah kau lulus ... sepertinya appa dan eomma akan menetap di Korea.", lanjut appa Hanbin.

Dan setelah sarapan, Hanbin dan Jennie berangkat ke sekolah. Sedangkan appa dan eomma Hanbin akan mengurus kepindahan Hanbyul.

Author POV End

Jennie POV

Kini kami sudah berada di sekolah, tepatnya di depan kelas. Terlihat sahabatku dan juga sahabat Hanbin sedang berkumpul di depan kelas.

"Wah ini kah pengantin baru kita?", tanya Jinhwan dengan suara yang sangat lirih karena mungkin takut siswa siswi lain mendengarnya.

"Yak! Diam kau! Awas saja jika ada yang tau tentang ini selain kita.", kata Hanbin sambil menatap tajam kearah Jinhwan.

"Santai, Hanbin-a. Kau tenang saja, akan kupastikan tak ada yang tau tentang itu selain kita.", kata Jinhwan mantap.

"Eoh, percayalah pada Jinhwan.", kata Yunhyeong pada Hanbin.

"Benar, kau bisa mempercayai Jinhwan. Tapi, jika Lisa ... aku sangat ragu.", kata Chanwoo pada Hanbin sambil melirik Lisa.

"Yak! Aku ini memang suka bergosip. Tapi, aku akan berusaha untuk tidak membocorkan rahasia sahabatku.", kata Lisa pada Chanwoo.

"Sudah. Chanwoo memang begitu, sangat suka mencari masalah.", kata Donghyuk menenangkan kekasihnya.

"Eoh, Lisa-ya. Jangan dengarkan kata chanwoo. Aku percaya padamu.", kataku.

"Kau memang harus percaya padaku, Jen.",kata lisa.

Lalu kami saling tersenyum satu sama lain.

"Kenapa kau senyum - senyum begitu?", kudengar suara Hanbin yang berteriak pada seseorang.

Siapa yang dia teriaki?

Lalu aku melihat kearah Hanbin, tatapannya mengarah pada June.

"Aniya.", kata Hune, lalu tersenyum pada Hanbin.

"Hanbin-a, sudah. Lagi pula kan semalam kau sudah menyita semuanya. Aku tak akan memakainya lagi.", kataku yang mengerti sebab Hanbin meneriaki June.

Jadi, semalam setelah Hanbin keluar dari kamar ... aku langsung mengganti lingerie itu dengan baju tidur biasa. Dan ketika dia masuk kekamar, dia langsung menyita semua lingerieku.

"Woah, kau sampai menyitanya?", tanya June, lalu tertawa dengan kerasnya.

"Memang apa yang disitanya?", tanya Rose pada June.

"Dia menyita hadiah yang kuberikan untuk Jennie.", kata June pada Rose.

Rose yang memang sudah tau hadiah apa yang June berikan padaku pun akhirnya ikut tertawa.

"Yak! Kalian menertawakan apa?", tanya Jisoo pada pasangan JunRos itu.

"Hem, hadiah apa yang kau maksud June-ya?", tanya Bobby pada June.

"Ais, jinjja.", sepertinya Hanbin frustasi karena June.

Dan akhirnya, Hanbin pergi meninggalkan kami begitu saja.

"Yak! June-ya itu semua karenamu.", kataku menyalahkan June yang membuat Hanbin pergi begitu saja.

"Karenaku? Itu karenamu yang mengirimkan fotomu padaku.", kata June.

"Foto? Foto apa?", tanya Rose pada June.

"Foto sexynya menggunakan lingerie.", kata June dengan tak sadar.

"Mwo?", seketika Rose langsung berteriak dan memukuli June.

"Mengapa kau tak bilang padaku?", lanjutnya yang masih dengan setia memukuli kekasihnya itu.

"Woah, aku tak menyangka. Ternyata kau suka meminta foto sexy kekasih sahabatmu?", sindir Donghyuk pada June.

"Jisoo-ya, apa June juga meminta foto sexymu? Kau tak boleh mengirimnya pada June! Kau hanya boleh mengirimnya padaku.", kata Bobby yang langsung mendapat pukulan keras dari Jisoo.

"Ah, mian Rose-ya. Jangan pukuli June seperti itu, dia akan kesakitan. Ini bukan salahnya. Aku yang sengaja mengiriminya.", kataku menjelaskan.

"Mwo?", teriak semuanya kecuali June.

"Eoh. Tapi, itu sebagai bukti bahwa aku memakainya. Karena June bilang bahwa dia berharap aku memakainya semalam.", kataku dengan polosnya.

"Wah, daebak Jennie-ya.",kata Yunhyeong.

Kulihat Jinhwan, Chanwoo, BobSoo, dan DongLis hanya tertawa. Mereka menertawakan kepolosanku atau lebih tepatnya kebodohanku.

"Kau sangat polos eoh, Jen.", kata Hayi yang sedari tadi diam saja, tapi sekarang dia pun ikut tertawa.

"Aku menyuruhmu memakainya semalam agar Hanbin tergoda, bukan menyuruhmu mengirimkannya padaku sebagai bukti bahwa kau memakainya.", kata June menjelaskan.

Wah, aku semakin terlihat bodoh. Dan mungkin mereka menganggapku sebagai gadis penggoda.

Jennie POV End
.
.
TBC.

Gimana part 29nya all? 😁
Jangan rame diawal aja ya, dipart-part selanjutnya tolong ramein juga 🙏
Ah iya, jangan lupa vote ya sebagai tanda kalian dukung aku. 🙏🏻
Bagi yang belom follow aku, tolong follow ya. 🙏🏻
Gomawo, all.

Opportunity in NarrownessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang