"Dek.. sini deh."
Sehun menghentikan kesibukannya menyusun lego, kemudian menoleh pada ayahnya. "Kenapa yah?"
"Sini dulu ih cepetan." Tangan panjang Changmin membuat gestur yang mengisyaratkan agar Sehun cepat mendekat.
"Kenapa sih ayah? Lego nya dedek udah hampir jadi tau..."
"Nanti aja disusun lagi." Kata Changmin. Dia lalu mengeluarkan beberapa brosur dan ditunjukkan pada Sehun.
"Ini apa yah?" Sehun nggak ngerti.
"Ini namanya brosur, sejenis iklan gitu kayak di tv tapi nggak ada suaranya." Jelas Changmin.
"Buat apa ini yah?" Sehun masih nggak ngerti. Maklum masih belum gede.
"Disini ada informasi singkat tentang tempat-tempat wisata."
"Wisata? Liburan??" Mata Sehun berbinar. Sudah lama dia tidak pergi jauh kalau liburan. Paling jauh dia ke pulau Jeju, itu pun Sehun sudah lupa bagaimana rasanya karena waktu itu dia masih TK.
Ayah Sehun itu orang yang agak sibuk. Sehun jarang sekali pergi jauh kalau hari libur. Biasanya dia hanya akan mengunjungi rumah neneknya ataupun pergi keluar kota, karena ayahnya tidak punya libur panjang seperti dia.
"Iya, ayah minta maaf ya soalnya udah lama nggak liburan sama dedek."
Sehun mengangguk senang. Iya dong.. siapa yang tidak ingin liburan?
"Kita mau pergi kemana yah?" Tanya nya senang.
"Terserah adek pengen kemana. Ayah sama mama sih ikut aja."
Sehun kemudian diam. Dia bingung karena begitu banyak tempat yang belum pernah ia datangi. Dipandanginya satu persatu brosur didepannya. Matanya mengerling kesegala arah.
Aduh.. Sehun benar-benar bingung!
"Kalo ke semua tempat disini boleh yah?" Tanya Sehun pada akhirnya.
Changmin tersenyum kecil, "ya enggak dong sayang.. Satu dulu aja atau dua."
"Ayah libur panjang juga?"
Changmin mengangguk, "enggak panjang banget kayak liburannya dedek sih.. Tapi cukup lah buat ke beberapa tempat."
"Kenapa ayah nggak pernah libur panjang?"
"Soalnya kerjaan ayah punya aturan yang beda sama sekolahnya dedek."
"Kenapa beda yah? Kenapa nggak dibuat sama?" Sehun ini kepo luar biasa.
Changmin tertawa. Walau terkadang ia kewelahan menjawab pertanyaan Sehun, tetapi dia senang anaknya bisa berfikir aktif. "Ya kalo aturannya sama, ayah jadi guru dong. Nanti ayah nggak kerja digedung tinggi tapi disekolah."
"Kan ayah yang punya gedung. Kata Minho, kalo ayah yang punya gedung bisa libur panjang."
"Kenapa bisa gitu?"
"Enggak tau juga sih yah, tapi Minho bilang gitu."
"Ayah bukan yang punya gedung sayang. Ayah cuma kerja disitu."
Hmm.. agak susah juga Changmin menjelaskan pada anaknya. Nanti lah, ketika Sehun sudah sedikit lebih besar dia akan menjelaskannya.
"Mama kemana yah?"
"Mama pergi sebentar ke rumah Jaehyun."
"Mama ikut liburan yah?"
Changmin tertawa lagi. "Ikut dong sayang... gimana sih kamu?" Saking gemasnya dia cubit pipi Sehun yang sudah tidak chubby lagi.
"Ihh ayah sakit! Jangan cubit-cubit!" Protes Sehun.
"Habisnya kamu gemesin. Ya kalo mama nggak ikut liburan nanti kamu nangis nyariin mama." Ledek Changmin.
"Enggak doong.. dedek udah gede udah nggak nangis lagi." Ujar Sehun bangga.
Changmin mencebil. "Gede gimana, orang kemarin tidur sendiri nggak berani."
"Iihh kan kemaren ayah nakut-nakutin dedek! Udah ah dedek ngambek sama ayah." Bibir Sehun mengerucut lucu.
"Ya udah kalo ngambek berarti nggak jadi liburan." Sahut Changmin enteng.
"Ayaaaaahhh."
Changmin tertawa lebar. Dia senang sekali menggoda anaknya yang selalu mengaku sudah gede itu.
"Makanya nggak usah ngambek."
"Iya iya."
"Cepet gih, dedek pilih mau pergi kemana."
"Nunggu mama aja ah dedek milihnya." Sehun menyodorkan lagi brosur itu pada ayahnya.
"Kenapa nunggu mama?"
"Dedek nggak tau, dedek pusing, dedek bingung mau pergi kemana."
"Dihhh.. gayaan banget si dedek." Changmin mencubit lagi pipi kiri Sehun yang langsung ditangkis si bocah SD itu.
.
.
.
.
.
.👣👣👣
KAMU SEDANG MEMBACA
Dedek Sehun
De TodoBocah ✔ Manja ✔ Ucul ✔ Ganteng ✔✔✔ 🍼🍼🍼🍼🍼🍼🍼🍼🍼🍼🍼🍼🍼🍼 Cerita ini mengandung alur dan bahasa campur aduk⛔