"Sehun kenapa? Kok daritadi Taem lihat Sehun ngga lari-larian kayak biasanya?"
Sehun mengangkat kepala. Taemin, teman satu kelas -yang sekaligus adalah kakak kembar Jongin berdiri didepannya. Rambut jamur kecoklatan Taemin dibuai angin hingga bergoyang lembut.
"Ngga apa-apa kok Taem..."
"Sehun sakit?" , dijawab gelengan oleh Sehun.
"Sehun lapar?" , Sehun menggeleng lagi.
"Terus kenapa lemas gitu?"
"Ayah Sehun lagi sakit, Taem.."
Mata Taemin membola berlebihan. "Sakit apa?"
"Engga tau, tadi sama mama dianterin ke dokter tapi Sehun ngga boleh ikut." Sehun menunduk lagi.
"Kenapa ngga boleh?" Tanya Taemin lagi.
"Sehun dianter sekolah tadi sama mama katanya biar engga ketinggalan belajar."
Kali ini Taemin mengangguk. "Iya sih, dulu mama Taem juga bilang gitu sama Taem pas Jongin sakit diperiksain."
"Iya."
"Eh Sehun udah makan belum? Jangan lupa makan nanti ikut sakit kayak om Changmin."
"Memang ayah sakit gara-gara engga makan? Eh... tapi ngga mungkin soalnya ayah kalo makan banyak banget."
"Sama dong.. Papi Taemin juga banyak makan. Tapi kata mami biasanya Taem sama Jongin disuruh makan banyak biar ngga sakit."
"Papi Taemin sakit engga?"
"Engga kok.. tadi pagi aja berangkat kerja pas Taem baru bangun."
"Terus kenapa ayah sakit ya?"
"Tanya bu guru aja nanti kan."
"Tapi bu guru kan perempuan, ayah Sehun kan laki-laki."
"Oiya ya.. gimana dong kalo gitu?"
"Nanti deh kalo udah pulang Sehun tanya sama ayah."
"Besok jangan lupa kasih tau Taem ya jawabannya."
"Oke."
.
.
.
.
.Hari ini Sehun pulang dijemput om Yunho, papa nya Jaehyun. Om Yunho sekaligus menjemput Jaehyun dari TK. Jaehyun sudah TK besar dan akan naik kelas satu tahun ini.
Sena meminta tolong kakak nya untuk menjemput Sehun karena masih menemani sang suami yang masih menunggu hasil laboratoriun setelah melakukan cek darah.
"Hari ini dedek main dirumah om dulu ya sama Jaehyun. Nanti abang Hyungsik baru pulang jam 8."
"Iya om."
"Dedek udah makan tadi disekolah?"
"Belum. Dedek ngga mau makan."
"Kenapa ngga mau makan? Kasian perutnya nanti nangis."
"Sehun mau ketemu ayah."
"Ayah lagi nungguin dokter, nanti kalo udah selesai om anterin pulang."
"Om...."
"Ya?"
"Ayah sakit apa?"
"Ayah dedek pusing kecapekan. Bentar lagi sembuh kok. Dedek banyak doa buat ayah ya."
"Iya om. Eummm tapi om..."
"Kenapa sayang?"
"Ayah kan makan banyak, tapi kok masih sakit? Kan kata mama dedek disuruh makan banyak biar ngga sakit."
Yunho diam sebentar. Keponakannya ini memang suka ingin tau. Ia terkadang kewelahan menjawab pertanyaannya.
"Mungkin ayah nya dedek pas sebelum sakit ngga makan banyak? Kan beberapa hari ini ayahnya dedek pulang malam terus kan?"
Sehun mengangguk. Dia ingat benar satu minggu lebih dia hanya melihat sang ayah ketika mengantarnya ke sekolah. Dan ketika ayahnya pulang dirinya sudah tidur. Ia sempat protes tetapi ayahnya bilang ada tugas di kantor yang tingginya kayak gunung. Kan Sehun jadi kasian.
"Lagian, makan banyak tapi juga harus bergizi. Ngga cuma asal makan banyak aja dek."
"Dedek makan sayur om!"
"Pinter dong.. eh nanti dedek bujukin Jaehyun biar makan sayur juga ya?" Yunho aji mumpung. Soalnya Jaehyun itu selalu mengikuti apa yang Sehun lakukan.
"Emmm... kalo dirumah dedek suka makan sayur enak om."
"Sayur enak apa?"
"Itu lho om yang ada kejunya, ada saus putih namanya mayones om."
"Ooh.. salad ya. Oke nanti om bikinin."
"Om bisa masak? Wah.. hebat!"
"Lho.. ayahnya dedek lebih bisa masak daripada om."
"Masa sih om? Dedek ngga tau. Belum pernah lihat ayah masak. Dedek suka lihat ayah gangguin mama masak trus ayah dicubit mama trus ayah teriak minta tolong sama dedek."
Yunho menahan tawa. Bucin juga adik iparnya.
"Nanti kalo ayah nya dedek udah sembuh coba minta dimasakin."
Mendadak Sehun murung. Dia teringat ayahnya. Dia takut ayahnya sakit yang sampai tidur dirumah sakit beberapa hari.
Yunho yang menyadari perubahan keponakannya pun segera memikirkan topik apa yang bisa membuat Sehun tertarik dan tidak lagi galau.
"Eh, dek.. nanti om sama Jaehyun mau beli mainan. Adek mau ngga?"
"Kemarin udah beli sama mama om."
"Om yang beliin sekarang mau?"
"Nanti mama ngga ngebolehin?"
"Boleh, kalo adek belinya yang ngga mahal kan biasanya dibolehin?"
Sehun mengangguk. Mama nya selalu bilang begitu. Beli mainan yang murah saja soalnya kalo beli yang mahal belum tentu awet pas dipakai main.
Soalnya pernah Sehun dibeliin helikopter bisa diterbangin pake remot kontrol, tapi belum ada seminggu heli nya sudah pensiun setelah menabrak ranting pohon.
"Tapi janji ya... Adek ngga boleh sedih lagi." Yunho mengusap kepala ponakannya. "Ayah pasti cepet sembuh kok asal dedek semangatin ayah terus."
"Iya om. Tapi om..."
"Kenapa dek?"
"Sakit itu bukan tanda-tanda meninggal kan om?"
"AMIT-AMIT DEK!! ASHFBRWLSHSB! SIAPA YANG NGASIH TAU KAYAK GITU?! ASLDPENDBRJRMD"
.
.
.
.
.🚫🚫⛔⛔

KAMU SEDANG MEMBACA
Dedek Sehun
De TodoBocah ✔ Manja ✔ Ucul ✔ Ganteng ✔✔✔ 🍼🍼🍼🍼🍼🍼🍼🍼🍼🍼🍼🍼🍼🍼 Cerita ini mengandung alur dan bahasa campur aduk⛔