Matur sembah nuwun kagem :
4k viewer & 828 voter
❣️
❣️❤️💙🖤💚
"Adek udah selesai?"
Suara Changmin membuat Sehun dan mamanya menghentikan fokus pada koper yang belum ditutup. Masih bisa dilihat beberapa tumpuk baju, peralatan mandi, dan sebuah bantal kecil dengan foto Sehun sebagai backgroundnya.
"Udah ayah, tinggal ditutup tapi mama nyuruh periksa lagi."
Changmin lalu mendekat. Ia melongok sebentar memeriksa apa yang ada didalam koper anaknya.
"Udah cukup. Ngga usah bawa banyak nanti kena biaya bagasi, ma." Katanya pada Sena.
"Eh? Tapi nanti kalo adek main basah-basahan gimana yah?"
"Beli disana aja ngga apa-apa sesekali."
"Yaudah kalo gitu."
Sena merapikan isi koper Sehun kemudian menutupnya.
"Nah, udah malem sekarang adek bobo ya.. Besok bangun pagi biar ngga ketinggalan pesawat."
Sehun mengangguk senang.
"Adek udah gosok gigi?" Tanya ayahnya.
"Udah ayah, udah cuci kaki, cuci tangan, cuci muka juga." Katanya sambil tersenyum lebar.
"Anak pinter!" Usapan sayang dari sang ayah diterima Sehun dikepalanya.
"Adek berani bobo sendiri kan?"
"Berani dong mama. Ih jangan gituin adek terus ma.. adek udah gede."
Changmin dan Sena tertawa. Semenjak Sena keguguran, Sehun selalu begitu. Sok merasa sudah besar.
"Yaudah ayah sama mama juga mau tidur. Adek bobo yang nyenyak ya."
Dua kecupan di pipi kiri dan kanan Sehun menjadi akhir yang manis untuknya hari itu.
.
.
.
."Gimana ini yah, adek nyenyak banget."
Changmin mengalihkan perhatiannya pada Sehun. Kurang lebih 6 jam perjalanan udara menuju Bali, sebagian besar Sehun habiskan untuk tidur. Pusing katanya.
Sehun mabuk udara. Mungkin karena pertama kalinya dia pergi naik pesawat lebih dari satu jam. Sebelumnya mereka pernah berlibur di Jepang dan Sehun baik-baik saja selama berada di udara. Untung saja mereka tidak jadi pergi ke Eropa.
"Di tunggu dulu ma, nanti kalo kena guncangan adek bangun apa engga. Kalo belum bangun nanti digendong aja ngga apa-apa."
Pesawat sudah bersiap untuk mendarat. Begitu kata pramugari yang bertugas. Changmin dan Sena memasang sabuk pengaman di kursi mereka, lalu memasangkan milik Sehun setelahnya.
Beberapa saat terasa guncangan kecil di dalam pesawat, pertanda pesawat sudah menyentuh daratan. Sehun tampak terusik tidurnya. Kedua matanya perlahan membuka.
"Mama kenapa pesawatnya gerak-gerak?" Tanyanya takut.
"Kita udah sampai sayang, pesawatnya udah mendarat."
"Beneran?"
"Iya. Kita udah di Bali dek." Kata Changmin.
Ekspresi takut Sehun seketika berubah drastis. Senyum mengembang di wajahnya. Menggemaskan sekali.
"Yessss! Sehun di Bali! Besok pas udah pulang mau Sehun ceritain sama Jongin sama Chanyeol!"
"Eeets ngga boleh pamer." Kata Sena.
Sehun mengerucutkan bibir. "Engga pamer mama. Kan cuma cerita."
"Cerita biasa aja tapi ya.. pokoknya ngga boleh pamer." Kata Sena lagi.
"Iya mama. Lagian juga kemaren Suho juga cerita kalo dia mau pergi ke Du.. emm.. apa ya namanya.. Dubye? Dub-"
"Dubai." Potong Changmin.
"Iya itu yah! Pokoknya Suho bilang disana mahal. Cuma Suho yang bisa kesana."
Changmin dan Sena saling menatap maklum. Masing-masing anak memiliki sifat yang berbeda.
"Ya udah sih dek, biarin aja. Yang penting adek sekarang udah di Bali. Adek liburan disini. Ngga usah pengen ke Dubai segala macem." Galak nya Sena keluar.
"Iya mama." Dan kalau sudah begini, Sehun sangat tunduk karena takut dengan mamanya.
.
.
.
.
.👻👻👻

KAMU SEDANG MEMBACA
Dedek Sehun
RandomBocah ✔ Manja ✔ Ucul ✔ Ganteng ✔✔✔ 🍼🍼🍼🍼🍼🍼🍼🍼🍼🍼🍼🍼🍼🍼 Cerita ini mengandung alur dan bahasa campur aduk⛔