Hello, Bagas

206 11 4
                                    

Setelah melewati dua semester dengan setengah semester hampir satu tahun, Chelsea memutuskan menengok kampung halamannya. Akhir tahun ini, ia akan pulang dan melewati malam natal bersama keluarganya. Lebih menyenangkannya, ia akan bertemu Bagas. Pria itu pasti merasa terkejut atas kedatangan Chelsea yang tiba-tiba. Membayangkannya saja sudah membuat Chelsea tidak berhenti tersenyum. Satu minggu ini ia sengaja tidak mengirim pesan kepada Bagas untuk mengejutkan pria itu. Ia juga sudah mengabari Ira bahwa ia akan datang ke rumah. Akhirnya, setelah pesawatnya mendarat, Chelsea tersenyum sumringah. Polusi, sesak, orang-orang yang berdesakan, penjual-penjual di trotoar bahkan sampah di kolong kursi. Semuanya menyenangkan untuk penglihatannya. Senyumnya semakin lebar begitu mendapati keadaan pengunjung bandara lebih tertib, tidak ada penjual di trotoar dan ganti menjadi tenda-tenda non permanen. Bahkan sampah di kolong kursi juga begitu bersih.

"Segala sesuatu, pasti memgalami perubahan." gumam Chelsea pada dirinya sendiri.

"Chel!!" mendengar namanya dipanggil, Chelsea menoleh dan tersenyum melihat Marsha setengah berlari ke arahnya dengan Gilang mengekor di belakangnya. Keduanya berpelukan erat untuk beberapa detik.

"Hai, Gilang. Long time no see, how are you?" tanya Chelsea memberikan senyum pada pria tersebut.

"I'm really fine. How about ypu girl?" balas Gilang memeluk singkat temannya itu.

"Like you see"

"Ayo, pulang. Aku rindu makanan tante" ucap Marsha merangkul pundak Chelsea, "Gilang, tolong bawakan koper milik Chelsea" lanjut gadis itu.

"Ya... Nyonya besar." ucap Gilang pasrah sementara Chelsea menunjukkan ekspresi maafnya pada pria dibelakangnya yang langsung dibalas

"Tidak apa-apa" ucap Gilang dengan suara pelan.

Chelsea dan Marsha masuk ke dalam mobil milik Gilang yang terparkir di halaman bandara. Begitu masuk dan mendapati Raffi, Chelsea langsung menyapa pria itu.

"Kak Raffi?! Apa kabar??" tanya Chelsea semangat.

"Hai, Chel. Gue baik. Wahh... Sudah jadi orang Australia ya, sekarang." goda Raffi

"Aku tetap anak Indonesia kok, Kak." jawab Chelsea

"Heh, Bang. Buruang lulus. Nanti keduluan Chelsea loh." ucap Gilang menggoda abangnya sementara Raffi dan Chelsea hanya terkekeh.

"Gue dengar lo ngambil kelas musim dingin ya, Chel?" tanya Raffi.

"Iya, Kak. Biar cepat lulus." kekeh Chelsea.

"Chel, lo cocok deh sama Bang Raffi. Kenapa lo gak sama Bang Raffi aja biar kita bisa double date." celetuk Marsha tiba-tiba membuat Chelsea dan Raffi tertawa keras, sedang Gilang hanya melirik sebentar kekasihnya.

"Apaan sih, Sha." kekeh Chelsea

"Gue serius, Chel." tajam Marsha

"Hahahaha, lagian Chelsea mana mau sama Abang. Mahasiswa tua. Oh iya, Chel. Mau langsung pulang atau mampir ke suatu tempat dulu?" ucap Gilang mengalihkan perhatian.

"Gue mau mengunjungi suatu tempat dulu. Nanti berhenti di toko bunga sebentar, ya." jawab Chelsea dan diangguki Raffi.

Raffi melajukan mobilnya menuju salah satu area pemakaman di Jakarta. Chelsea turun diikuti yang lainnya, namun berjalan sendiri menuju salah satu gundukan tanah di pemakaman tersebut. Begitu sampai, gadis itu meletakkan sebuket bunga mawar merah di atasnya. Membersihkan rumput liar dan berdoa sebentar.

SCENETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang