Angel

190 18 0
                                    

Dari mana sebenarnya cinta yang lain itu di mulai? Benarkah cinta hanya ada satu-satunya?
.

Bagas terpaksa menutup panggilan video dari Chelsea ketika suara Mamamnya dari luar kamar menggaung memenuhi indera pendengarannya. Sedikit kesal, pria itu masih mengenakan setelan hitam-putih, berjalan menemui Mamanya dan di kejutkan dengan kehadiran seorang gadis dengan rok bunga di atas lutut, di sertai t-shirt polos dan rambut di kuncir satu.

"Angel?" ucap Bagas

"Kak Bagas, baru pulang, ya? Maaf ya aku mengganggu waktu Kakak." ujar Angel menampilkan senyum canggungnya setelah melihat pakaian Bagas.

"Gak masalah. Ada perlu apa? Tumben ke sini?" tanya Bagas langsung pada intinya.

"Ah... Itu, aku dapat pesan dari Kak Gilang untuk menyampaikan undangan ini." Angel memberikan sebuah undangan bercover abu-abu. "Ini undangan untuk seluruh alumni basket di acara ulang tahun Kak Gilang." jelas Angel membiarkan Bagas sejenak membuka undangan tersebut.

"Selain itu, Kak Gilang juga meminta Kak Bagas untuk bisa mengisi di acaranya besok, denganku." ujar Angel membuat Bagas mendongakkan kepala.

"Maksud lo nyanyi?"

"Iya. Tadinya Kak Chelsea juga masuk dalam daftar, tapi karena Kak Chelsea tidak di Indonesia, jadi di alihkan ke Kak Bagas. Kakak bersedia, kan?" tanya Angel. "Mau ya, Kak?" lanjut Angel saat Bagas tak kunjung memberi jawaban.

"Kenapa gak Gilang aja yang langsung bilang ke gue?" heran Bagas.

"Ah... Itu..." Angel menggaruk lengannya yang tidak gatal. Mana mungkin ia akan mengatakan kepada Bagas kalau dirinyalah yang memaksa Gilang agar bisa memberikan undangan tersebut dan menjadi alasan agar ia bisa bertemu Bagas?. "Kak Gilang sedang mengurus yang lainnya. Dan karena acaranya besok, jadi aku hanya membantunya. Ia mengatakan akan mengabari Kakak nanti malam lewat telfon. Tapi, karena ia merasa kirang sopan jika hanya lewat telfon, jadi aku membantunya mengantarkan undangan ini." senyum Angel. Aktingmu sangat bagus, Ngel. Jadilah artis!. Angel memuji dirinya sendiri dalam hati sedang Bagas tidak mengatakan apapun.

"Ng... Besok, ya? Oke, gue akan menjadi pengisi acaranya." jawab Bagas mantap yang langsung membuat Angel berbinar. Kesempatan bernyanyi duet dengan Bagas jelas terkonfirmasi. Sayangnya, kenyataan tidak sesuai ekspektasi.

"Tapi, gus akan membawakan lagu gue sendiri. Nyanyi solo, tanpa duet. Gak masalah, kan?" ucap Bagas.

"A-ah... Itu... Iya, gak masalah kok, Kak." jawab Angel setengah menyesal.

Bagas mengangguk singkat dan jelas menyadari perubahan ekspresi Angel. Tapi, ia tidak ingin membuka harapan pada gadis itu meskipun secuil. Sebab Bagas jelas tahu bahwa Angel masih menaruh rasa kepadanya. Pria itu menawatkan minuman untuk menghapus kecanggungan antara mereka berdua. Bagas mengisi obrolan dengan pertanyaan singkat seputar sekolah, dan begitu juga dengan Angel. Gadis itu pamit setelah hari sudah gelap. Menyisakan Bagas yang memandangi undangan di atas meja. Berjalan menuju kamarnya, Bagas mengirim pesan kepada Chelsea,

My Bo: Besok ulang tahun Gilang dan aku menjadi pengisi acaranya. Kamu mau menitip sesuatu?

SCENETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang