"Aku memilih pergi, bukan karena tak perduli lagi. Kalau kau tak percaya, tanyakan pada-Nya sebab ia tahu segalanya yang aku ceritakan padanya sepertiga malamku."
•
Entah sudah berapa banyak ukiran kata yang kususun untuk menceritakanmu, entah sudah berapa banyak cerita yang ku rangkai untuk menggambarkan rasa sakit di hatiku karenamu, entah sudah berapa banyak energi juga airmata yang kubuang untuk memperjuangkanmu, entah sudah berapa banyak waktuku yang tersita hanya untuk memikirkanmu
sudah tak dapat lagi aku merangkai kata, menulis cerita, menangis bahkan untuk mencintaimu, semuanya sudah terbuang sia-sia
aku selalu ingin menyerah, karena hati jujur saja sudah lelah, aku ingin sudahi karena pikiran memang sudah muak, hati sudah tak berbentuk, kesabaran sudah semakin menipis, tapi mengapa rasa ingin memiliki tak pernah padam?
Tak bisa lagi aku ungkapkan, jujur saja aku tak mengerti dengan hatiku sendiri, dia begitu aneh, ku tahu dia lemah tapi dia masih ingin terus mencintai orang yang membuatnya lemah, padahal begitu banyak alasan untuknya menyerah.
Setelah semua yang telah kita lalui bersama
Kini telah hilang sia-sia
Hanya karena kamu memilih dia— perempuan itu lalu kamu bisa menganggap ini hal biasa— tapi tidak denganku.
Setelah semua perhatian yang telah kamu beri setiap hari kini sudah tidak ada lagi, karena lerhatian tersebut sudah pindah ke dia— perempuan yang kamu cintai
Setelah selama ini aku berharap akan selamanya namun nyatanya kamu hanya sementara
Kamu pergi tanpa aba-aba
Meninggalkanku yang ternyata kini masih cinta
Kumohon jaga dia— perempuan yang sekarang kau dambakan, jangan perlakukan dia seperti apa yang kamu lakukan kepadaku, yang masih mengingatmu dalam kenangan.
Semoga kamu selalu senang
Walaupun bukan bersamaku
maafkan aku
karena aku sudah kehabisan cara untuk membuatmu bertahan
pergilah jikalau kamu ingin pergi
karena merelakanmu adalah cara terahirku membahagiakanmu
Jangan lupa bahagia ya
Semoga perjalananku untuk melupakanmu tidaklah sulit salam hangat dariku yang masih merasakan sakit, kini aku benar-benar pamit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seuntai Kata Untuk Rangga
PoesíaMenatap mu saja ku tak sanggup. Degup jantung tak mampu ku sembunyikan setiap kali ingin mengutarakan kata kepadamu. Maafkan kelemahanku dalam menyampaikan. Karena aku berpikir, cara ku memperlakukanmu mampu membuatmu sadar, bahwa aku teramat mencin...