14

56 6 0
                                    

Sungguh, Ahda sangat khawatir sekali dengan rahasianya sendiri yang sudah dilihat oleh Zana. Ia perlahan mendekati Zana.

Bu Mela dan bu Nana menghentikan obrolan mereka. Sungguh mereka ikut penasaran sekali dengan apa yang menjadi rahasia Ahda.

"Kenapa sih Da? Kok segitu cemasnya." Bu Mela menatap anaknya yang berwajah gugup.

"Anu ma, itu."

"Itu apa?"

Diam-diam Zana menggulir kembali foto yang berderet rapi sementara si Ahda di interogasi oleh mamanya sendiri. 'astagfirullah ini orang hobi banget ngoleksi foto-foto aneh.' Tanpa Zana sadari, Ahda mendekat dan meraih ponselnya dengan gerakan cepat.

Zana melotot.

Ahda menangkup tangannya di depan dada tanda minta maaf.

"Kamu!" Zana menunjuk Ahda. "Kok tega sih"

Kecurigaan bu Mela menjadi-jadi. Di saat lengah, ia mengambil alih ponsel Ahda yang masih terbuka menu galeri. Ia ikutan terperangah. Menutup mulutnya kaget.

Bu Nana dari tadi hanya menggulirkan matanya kesana kemari menatap mereka yang memperebutkan ponselnya si Ahda.

"Mama nggak habis pikir deh sama kamu Da. Jahat banget sama si Zana. Fotonya aneh2 lagi. Ini kalau kedapatan teman di kampus gimana? Kamu mau nikahin Zana?" Bu Mela mengacung-acung ponsel.

"Yah ponsel Ahda kan cuman si Zana yang bisa buka, lagian sudah Ahda atur juga kok layar bakalan kekunci kalau sudah habis satu menit.

Bu Mela ber'oh ria.

Bu Nana mengangguk.

"Kalau mama hapus, kamu setuju? "

"Jangan ma."

"Bucin"

"Hah"

Zana tertawa terbahak-bahak menyaksikan pertandingan adu cepat dihadapannya.

Ahda mengode Zana untuk mengambil ponselnya.

🌿

Hari ini Zana menikmati libur seharinya dengan menanam bunga.

Ahda memperhatikan seksama. "Tumben nanam bunga."

Zana memandang Ahda. "Pengen aja."

"Nggak bakalan tumbuh." Ahda meminum es jeruknya.

Zana tidak ingin menghabiskan tenaganya membalas ucapannya si Ahda. Mengumpulkan tanah dan memasukkan ke dalam pot.

Ahda menarik ujung kerudung Zana. Ia dicueki. Dan kalah oleh bunga.

Zana memandang tajam Ahda.

Tidak berhasil. Ahda pura-pura menumpahkan es jeruk ke kerudung Zana.

Zana berdiri, "kamu ! Pulang! Ganggu aja." Menggerakkan telunjuknya menuju mobil Ahda.

"Nggak akan." Ahda tersenyum manis.

Menyerahkan sekop mini ke tangan Ahda. "Kamu tolong lanjutkan, aku capek."

Ahda melempar sembarangan sekop itu berlari menyusul Zana. "Kita ke agen travel yang ngurusin umroh ya."

"Sendirian aja. Bentar aku ambil Fotocofy KTP sama KK." Zana menutup pintu kamar tepat di depan wajahnya Ahda.

Tidak berselang lama, pintu terbuka dengan cepat. "Nah ini" menyerahkan sebuah map. "Lengkap sudah."

Ahda membuka map dan memang lengkap isinya. "Ayok berangkat, sekalian cari makan."

DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang