1. KETUA ASCARGO|AARAV DENTA KARANVA
“Stand Ground to Fight or Die.”—ASCARGO.
“SEGINI doang nyalinya anak Ascargo? Cih! Banci!” cibir seorang anak laki-laki yang mengenakan seragam sekolah khas anak-anak SMA pada umumnya. Yang membedakan hanya pada badge sekolah yang terjahit di seragam anak laki-laki itu. Lambang SMA Kutai. Sebut saja anak laki-laki itu Gulzar Patrayaksa—Ketua Agriose. Musuh bebuyutan dari geng Ascargo.
“Bangsat! Lo main curang, Anjing!” balas anak laki-laki yang tubuhnya kini di ikat kuat oleh tali di kursi. Sebut saja dia, Yasa Lahar Sanjaya. Salah satu anggota inti Ascargo.
Gulzar tertawa. Lebih tepatnya tawa mengejek. “Siapa suruh lo percaya sama chat yang gue kirim? Selain banci anak Ascargo juga bodoh!” ujar Gulzar.
Wajah Yasa memerah karena amarah. Urat-urat di otot tangan dan leher Yasa timbul bersamaan dengan deru nafasnya. Jika Yasa tidak di ikat sekarang. Wajah Gulzar pasti sudah babak belur karena bogeman dari Yasa. Ini memang salah Yasa sendiri karena terpancing emosi dan mementingkan egonya. Yasa datang sendirian ke markas Agriose untuk membuktikan kalau Yasa pemberani. Tetapi, Yasa justru terkena jebakan anak-anak Agriose sehingga dirinya di sandera.
Yasa tiba-tiba terkekeh pelan. Membuat tawa Gulzar lenyap terganti kebingungan. “Jangan lupa, gue punya temen beringas. Kalau dia sampai dateng ke sini. Habis lo semua!” peringat Yasa.
Seketika Gulzar dan anak-anak Agriose lainnya terdiam. Tawa mereka lenyap berganti tegang bercampur khawatir. Mereka tahu siapa orang yang di maksudkan oleh Yasa. Beringas, tak berhati, menyerang tidak hanya menggunakan kekuatan saja tetapi juga kecerdasannya, dia di takuti seantero sekolah. Hanya dengan mendengar namanya saja bisa membuat bulu kuduk para musuhnya merinding.
Orang itu adalah, Aarav Denta Karanva.
“Gue yakin, bentar lagi Aarav bakalan dateng. Lo tinggal siapin aja surat wasiat. Karena gue pastikan, lo enggak akan di lepasin gitu aja!” ujar Yasa tersenyum kemenangan.
“Diem lo!” tegas cowok dengan mata biru dan wajah kebule-bulean yakni bernama Manuel wakil dari geng Agriose. Cowok itu berdiri di samping Gulzar. Keduanya menghadap pada Yasa. Seolah-olah sedang mengintimidasi mangsanya. Awas aja kalo ada yang bayangin Manuel itu Manu Rios!
“Kenapa suruh gue diem?! Takut lo pada?! Haha! Mental masih patungan aja sok-sok'an sandera gue!” ujar Yasa tertawa merendahkan Gulzar dan Manuel.
“Mental lo yang patungan!” balas Manuel.
“Bentar-bentar! Mental gue yang patungan?!” ulang Yasa merasa tidak terima. “Di sini lo sama antek-antek lo! Sedangkan gue sendiri! Buta mata lo?!” tanya Yasa emosi.
“Bangsat!” maki Gulzar seraya mengangkat kepalan tangannya hendak memukul wajah Yasa tetapi menjadi terhenti karena suara-suara derum motor yang sangat ramai dan bising terdengar dari arah luar markas.
“Bos! Aarav dateng sama anak-anak Ascargo!” lapor salah satu anak buah Gulzar yang tadi bertugas mengawasi di depan markas.
“Bener kan, apa kata gue? Aarav gak bakalan lepasin lo setelah ini! Mati lo!” ucap Yasa mencoba menakut-nakuti Gulzar, Manuel, serta anak-anak Agriose di dalam markas.
Gulzar menahan bahu Manuel yang hendak memberi pelajaran kepada Yasa. Ini bukan waktu yang tepat untuk meladeni perkataan Yasa. Gulzar harus mengurus Aarav beserta anak-anak Ascargo yang datang terlebih dahulu. Setelah Gulzar mengalahkan Aarav dan anak-anak Ascargo. Gulzar tidak akan memberi ampun pada Yasa yang sudah terlalu sombong. Akan Gulzar jadikan Yasa sebagai pelayan di markas Agriose. Gulzar tersenyum puas membayangkan jika Aarav dan anak-anak Ascargo kalah kali ini. Mereka akan jadi pelayan di markas Agriose.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aarav's (TAMAT)
Teen Fiction"𝙳𝚒𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚝𝚎𝚛𝚌𝚒𝚙𝚝𝚊 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔𝚖𝚞. 𝙼𝚊𝚔𝚊 𝚍𝚒𝚊 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚙𝚎𝚛𝚐𝚒 𝚋𝚎𝚛𝚕𝚊𝚕𝚞."-𝙰𝚊𝚛𝚊𝚟'𝚜 Aarav Denta Karanva, sang ketua geng Ascargo yang pemberani dan cerdik. Masa-masa SMA Aarav hanya seputar berkelahi dan m...