37. PILIHAN TEPAT ATAU SALAH?
Hari sudah malam, namun Prasasti belum juga kembali ke Mansion. Pikiran Zayn menebak-nebak apakah kondisi Aarav separah itu, sampai Prasasti belum pulang juga. Zayn ingin menghubungi Prasasti, tapi ponsel Prasasti tertinggal di Mansion. Perubahan sikap Prasasti padanya akhir-akhir ini membuat Zayn cemas kalau Aarav akan berhasil merebut Prasasti darinya.
“Maaf Nona, Nona tidak boleh masuk kalau tuan Elvarets belum mengizinkan!”
“Gue temennya Zayn dan gue mau ketemu! Lo cuma pelayan disini! Lo nggak berhak larang-larang gue!”
“Maaf tidak bisa Nona. Saya harus izinkan dulu pada tuan Elvarets.”
Mendengar suara keributan dari arah pintu utama Mansion. Zayn pun mencoba mengecek apa yang tengah terjadi di sana.
Tiba di pintu utama Mansion, Zayn mendapati salah satu pelayannya sedang mencoba melarang seorang perempuan yang Zayn kenal untuk masuk ke dalam Mansion. Perempuan itu bernama Esther.
Perdebatan berhenti ketika pelayan dan Esther menyadari kehadiran Zayn di antara mereka. Esther lantas mendekati Zayn.
“Zayn gue kan temen lo. Masa pelayan ini larang gue buat masuk ke Mansion temen gue sendiri?” lapor Esther pada Zayn. Sementara Zayn hanya melirik datar sekilas pada perempuan itu lalu beralih pada si pelayan.
“Maaf Tuan, tadi saya sudah mencoba melarang perempuan ini untuk masuk sebelum saya izin pada Tuan,” kata pelayan itu pada Zayn.
“No problem, lo bisa pergi,” balas Zayn, juga memberi instruksi pada si pelayan agar pergi meninggalkan dirinya bersama Esther. Kini tersisa hanya Zayn dan Esther di dekat pintu utama.
“Terakhir kali gue ke Mansion lo udah beberapa tahun lalu. Ternyata Mansion lo masih sama,” ujar Esther, mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya, masih merasa takjub dengan kemegahan Mansion Zayn.
“Mau apa lo dateng ke Mansion gue?” tanya Zayn, tidak ingin basa-basi dengan Esther.
“Gue denger kalau pertunangan lo tadi batal ya?” ucap Esther memastikan.
“Bukan urusan lo!” ketus Zayn.
Kemudian Zayn pergi menjauh dari Esther, namun Esther segera menyusul setiap langkah Zayn hingga Zayn berada di dekatnya lagi. Tangan Esther mendekap satu tangan Zayn seraya mengusapnya pelan. Tapi tidak berlangsung lama karena Zayn melepaskan dekapan tangan Esther dari tangannya.
“Kalau lo nggak ada urusan penting. Silahkan keluar dari Mansion gue!” titah Zayn, bermaksud mengusir Esther.
“Zayn, gue cuma mau bertamu ke Mansion lo,” ucap Esther.
“Gue lagi nggak terima tamu. Atau perlu gue panggil keamanan?” ujar Zayn setengah mengancam.
“Gue kangen sama lo, Zayn.” Esther kembali mengusap pelan tangan Zayn.
“Jangan berani macem-macem atau gue akan—”
“Akan apa Zayn?” sela Esther, tidak memerdulikan ancaman Zayn. “Gue tahu Zayn lo sekarang butuh pelampiasan.”
Esther semakin mendekatkan tubuhnya pada Zayn. Kedua tangannya kini di dikalungkan pada leher Zayn. Tapi Zayn sama sekali tidak menatap pada Esther di depannya.
“Kenapa lo terus berharap sama orang yang jelas-jelas nggak mau sama lo, Zayn?” tanya Esther.
“Lo juga dari dulu berharap sama gue, Esther! Padahal udah jelas gue nggak mau sama lo,” balas Zayn menatap tajam Esther.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aarav's (TAMAT)
Teen Fiction"𝙳𝚒𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚝𝚎𝚛𝚌𝚒𝚙𝚝𝚊 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔𝚖𝚞. 𝙼𝚊𝚔𝚊 𝚍𝚒𝚊 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚙𝚎𝚛𝚐𝚒 𝚋𝚎𝚛𝚕𝚊𝚕𝚞."-𝙰𝚊𝚛𝚊𝚟'𝚜 Aarav Denta Karanva, sang ketua geng Ascargo yang pemberani dan cerdik. Masa-masa SMA Aarav hanya seputar berkelahi dan m...