11. BINAR CAHAYA YANG MULAI KEMBALI
“Rav, ini kita mau kemana sih?” tanya Yasa kebingungan.
Yasa hanya mengikuti Aarav yang dari tadi berkeliling di area kelas 10 dengan melewati jalur yang sama. Sorot mata dari murid-murid di area kelas 10 seperti sudah menyadari jika Aarav dan Yasa telah melewati jalur yang sama sebanyak 5 kali.
“Woi, Rav! Gue capek anjing!” ucap Yasa yang mulai merasa kesal dan letih.
Tiba-tiba Aarav menghentikan langkah kakinya saat berada di depan kelas sepuluh IPA 2. Yasa pun ikut berhenti seraya mengistirahatkan kedua kakinya yang mulai sakit.
Aarav memandangi kelas 10 IPA 2 melalui jendela kaca. Kedua mata Aarav tidak menangkap figur orang yang sedang ia cari daritadi.
“Lo tau di mana Prasasti?” tanya Aarav pada Yasa.
“Kagak lah! Lo kira gue emaknya?!” jawab Yasa kemudian Yasa mulai menyadari sesuatu.
“Rav, jangan bilang lo ngajak gue muterin kelas 10 sampe 5 kali cuma buat ngecek kelas Prasasti?!” tuduh Yasa memicingkan matanya pada Aarav, merasa curiga.
“Iya, tapi daritadi gue gak nemuin Prasasti,” jawab Aarav dengan santai.
“Sialan! Kenapa gak tanya langsung sama temen sekelas Prasasti?!” tanya Yasa geram.
“Ide bagus! Yas, lo tanya sana!” titah Aarav.
“Lah kenapa gue?”
“Lo gak mau lakuin perintah gue?” tanya Aarav sambil menatap tajam Yasa hanya untuk membuat cowok itu mematuhi perintahnya.
“Oke, Bos! Oke!” balas Yasa langsung mematuhi perintah Aarav.
Yasa masuk ke dalam kelas 10 IPA 2 sedangkan Aarav menunggu di depan kelas itu sambil menyandarkan punggung belakangnya pada dinding. Ada beberapa murid perempuan yang berlalu lalang di depan Aarav. Seperti biasa, mereka selalu terpesona dengan Aarav. Tetapi meskipun Aarav begitu menawan, di antara perempuan yang berlalu lalang itu tidak ada satupun yang berani bertegur sapa dengan Aarav.
“Prasasti gak masuk kelas hari ini,” ucap Yasa memberikan informasi yang didapatnya kepada Aarav.
“Kenapa?” tanya Aarav.
“Sakit.”
Aarav jadi berpikir apakah Prasasti sakit setelah kejadian di lapangan basket kemarin? Tetapi, Aarav kemarin sudah memastikan Prasasti tidak kenapa-kenapa.
Aarav segera beranjak pergi tanpa bicara sepatah kata lagi. Meninggalkan Yasa yang masih di sana.
“Kemana, Rav?!” tanya Yasa ketika sadar Aarav sudah meninggalkannya.
“Bolos!”
****
Prasasti merebahkan tubuhnya di sofa panjang yang ada di ruang keluarga rumahnya. Dengan hati-hati Prasasti menyandarkan kepalanya yang masih di perban pada bantal yang ada di lengan sofa.
Hari ini tanpa sepengetahuan Zayn, Prasasti meminta izin kepada rumah sakit untuk bisa pulang lebih awal. Prasasti merasa tidak betah berada di rumah sakit dan memilih di rawat di rumah.
Kedua mata Prasasti yang hampir terpejam lantas terbuka kembali ketika mendengar suara ketukan pintu utama di rumahnya. Mau tidak mau Prasasti beranjak bangun untuk membuka pintu. Meskipun saat ini kepalanya terasa berdenyut-denyut.
Setelah membuka pintu rumahnya, Prasasti di kejutkan oleh kehadiran laki-laki yang berdiri di hadapannya. Laki-laki itu masih memakai baju seragam sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aarav's (TAMAT)
Teen Fiction"𝙳𝚒𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚝𝚎𝚛𝚌𝚒𝚙𝚝𝚊 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔𝚖𝚞. 𝙼𝚊𝚔𝚊 𝚍𝚒𝚊 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚙𝚎𝚛𝚐𝚒 𝚋𝚎𝚛𝚕𝚊𝚕𝚞."-𝙰𝚊𝚛𝚊𝚟'𝚜 Aarav Denta Karanva, sang ketua geng Ascargo yang pemberani dan cerdik. Masa-masa SMA Aarav hanya seputar berkelahi dan m...