13. PERUBAHAN AARAV
“Rav, anak-anak Agriose nantangin Ascargo lagi,” kata Charles memberitahu Aarav yang baru tiba di Markas Ascargo.
Semua anggota Ascargo yang berada di markas sudah mengetahui kabar terbaru itu. Hanya Aarav saja yang baru mengetahui kabar itu karena datang terlambat. Aarav terdiam sejenak, setelah cukup lama Agriose tidak ada kabar. Lalu secara tiba-tiba langsung ingin menantang Ascargo bahkan setelah kekalahan telak mereka dari Ascargo.
“Gimana Rav menurut lo? Terima gak?” tanya Charles menunggu keputusan Aarav.
“Terima ajalah! Kalau gak diterima, anak-anak Agriose pasti ketawain kita,” ujar Yasa.
Aarav masih diam untuk menimang-nimang jawabannya. Sebagai seorang ketua keputusan Aarav sangat penting dan mempengaruhi segalanya. Salah langkah sedikit saja bisa berakibat fatal. Tidak hanya berakibat fatal untuk Aarav, tapi untuk seluruh anggota Ascargo.
“Ada yang aneh,” ujar Alzam membuat seluruh mata langsung menyorotinya.
“Iya aneh sama si Gulali, udah bolak-balik kalah tetep aja songong mau nantangin,” ujar Cakra tak habis pikir.
“Lah orangnya emang sinting!” tambah Yasa.
“Kalau Agriose berani nantang Ascargo lagi, berarti mereka punya persiapan lebih matang,” ujar Alzam.
“Cover-nya doang persiapan lebih matang. Ujung-ujungnya kalah lagi,” ucap Yasa meremehkan.
“Jadi, gimana Rav? Terima gak?” tanya Charles.
“Terima,” jawab Aarav setelah lama berpikir. “Gue mau lihat seberapa matang persiapan mereka.”
“Persiapan mereka udah overcook. Tinggal tunggu gosongnya,” ucap Cakra.
Di sisi lain, Alzam terdiam. Melihat teman-temannya tampak santai dan terlalu meremehkan lawan mereka itu justru membuat Alzam cemas. Terlalu meremehkan adalah salah satu sifat manusia yang bisa membawa mereka pada kehancuran.
“Lo yakin sama keputusan lo?” tanya Alzam pada Aarav.
“Gue gak pernah ragu sama keputusan gue,” jawab Aarav yakin.
“Gue harap keputusan lo buat terima tantangan dari Agriose gak salah,” balas Alzam yang membuat Aarav seketika ragu dengan keputusannya.
****
Di lorong perpustakaan yang dipenuhi dengan rak-rak buku. Prasasti mencari sebuah buku yang sedang ia inginkan. Satu-persatu rak buku Prasasti periksa berharap buku yang Prasasti inginkan bisa ditemukan. Prasasti akhirnya menemukan buku yang ia inginkan. Prasasti berusaha mengeluarkan buku itu dari rak-nya. Namun saat Prasasti menariknya keluar dari rak terasa sangat sulit. Prasasti berpikir jika buku itu tersangkut, tetapi ternyata ada seorang cowok yang juga tengah menarik buku itu dari balik rak yang berlawanan dengan Prasasti.
Prasasti masih bisa melihat wajah cowok itu dari sela-sela buku di rak. Prasasti mengenalinya, cowok itu adalah Aarav.
“Lo mau ambil buku ini?” tanya Aarav.
Prasasti hanya mengangguk sebagai jawaban.
“Gue sebenarnya juga butuh buku ini. Tapi, kalau mau lo bisa baca bareng sama gue,” ujar Aarav mencari kesempatan untuk bisa berasama Prasasti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aarav's (TAMAT)
Teen Fiction"𝙳𝚒𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚝𝚎𝚛𝚌𝚒𝚙𝚝𝚊 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔𝚖𝚞. 𝙼𝚊𝚔𝚊 𝚍𝚒𝚊 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚙𝚎𝚛𝚐𝚒 𝚋𝚎𝚛𝚕𝚊𝚕𝚞."-𝙰𝚊𝚛𝚊𝚟'𝚜 Aarav Denta Karanva, sang ketua geng Ascargo yang pemberani dan cerdik. Masa-masa SMA Aarav hanya seputar berkelahi dan m...