25. KONFERENSI

9.9K 952 115
                                    

25. KONFERENSI

Acara konferensi para pimpinan perusahaan dilaksanakan di sebuah hotel berbintang lima bernama Hotel Zeus. Zayn dan Prasasti terlihat memasuki area ballroom hotel yang akan digunakan sebagai tempat berjalannya konferensi. Ballroom hotel sudah mulai dipenuhi oleh berbagai orang-orang penting yang sebagian besar Zayn kenal karena beberapa diantara mereka adalah kolega-kolega perusahaan.

Malam ini Prasasti semakin cantik dengan balutan dress berjenis bardot dress berwarna hitam. Dress tersebut memiliki model off shoulder, namun masih memiliki lengan di bawah bahu. Bentuk dress tersebut mengikuti lekuk tubuh Prasasti. Rambut panjang Prasasti dibiarkan terurai. Membuat kesan elegan pada Prasasti semakin terpancar.

Di sisi lain Zayn mengenakan kemeja putih polos yang dibalut oleh rompi tuxedo berwarna abu-abu muda. Lalu di tutupi dengan jas berwarna hitam. Rambut Zayn selalu tertata rapi dan wangi.

Jika kalian berada di dekat Zayn maka aroma yang akan menyerang indra penciuman kalian pertama kali adalah aroma segar bergamot yang memiliki aroma lebih kuat daripada jeruk atau citrus biasa.

“Apa kabar Tuan Elvarets?” suara berat terdengar membuat Zayn dan Prasasti lantas menoleh pada asal suara.

Seorang pria perkiraan usia 40 tahun keatas dengan bagian atas bibir  ditumbuhi oleh kumis tipis itu tersenyum pada Zayn. Meski begitu tubuh pria itu masih segar bugar dan kekar. Di sebelah pria itu berdiri pula wanita yang meski usianya tidak tampak muda lagi, kecantikannya masih ada.

“Kabar saya baik. Bagaimana kabar Anda Tuan Karanva?” tanya Zayn yang sudah mengenalinya.

Mendengar nama Karanva membuat Prasasti terkejut. Karanva adalah marga keluarga Aarav. Pria dan wanita yang berdiri di depan Prasasti saat ini berarti masih memiliki hubungan keluarga dengan Aarav.

“Kabar ku juga baik. Perkenalkan ini istri saya, Sastra Karanva. Lalu laki-laki yang sedang menuju kemari itu adalah anak kami, Aarav,” ucap Aksa menunjuk Aarav yang tengah berjalan menghampiri.

Prasasti refleks mengarahkan pandangannya pada Aarav. Prasasti tidak pernah membayangkan jika Aarav akan ada disini. Begitu pula dengan pertemuan Prasasti dengan orang tua Aarav saat ini.

Ketika Aarav tiba di antara Aksa, Sastra, Prasasti, dan Zayn. Tatapan yang dilemparkan Aarav pada Prasasti juga sama terkejutnya ketika mengetahui keberadaan Prasasti. Sama seperti Aksa, Aarav juga memakai kemeja hitam polos dan luarnya memakai jas hitam.

“Aarav kenalin ini Tuan Elvarets dan ini—” Aksa menggantungkan kalimatnya karena belum mengetahui siapa perempuan yang ada di samping Zayn yaitu Prasasti.

“Prasasti Mahatta, my fiance,” lanjut Zayn.

“Tunangan?” ulang Aarav menatap Zayn dan Prasasti bergantian. Tidak percaya.

“Sejak kapan lo sama Prasasti tunangan?!” tanya Aarav pada Zayn.

“Tunggu... kalian sudah saling kenal?” tanya Aksa, melihat dari cara Aarav bicara yang tampak sudah cukup lama mengenal.

“Prasasti teman sekolah Aarav, Pa,” jawab Aarav menghalau kebingungan Aksa.

Sastra langsung teringat dengan cerita Aarav yang bercerita pernah berkelahi dengan seseorang untuk menyelamatkan temannya yang bernama Prasasti. Sastra melihat sepertinya bukan hanya sekadar teman antara Aarav dan Prasati. Ada hubungan yang lain.

“Gue sama Prasasti emang belum bertunangan secara resmi. Tapi secepatnya pertunangan itu akan lakuin,” cetus Zayn.

“Omong kosong! Lo ancam apa Prasasti sampai dia setuju buat tunangan sama lo?!” tanya Aarav yakin sekali jika Prasasti tidak mungkin mau melakukan pertunangan dengan Zayn tanpa adanya paksaan.

Aarav's (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang