28. KARNAVAL | MAMA'S BOY
“Lo tau apa akibatnya udah berani jadi mata-mata Agriose?!” tanya Aarav pada tiga orang yang duduk di kursi dengan kaki dan tangan terikat tali rotan. Wajah mereka sudah babak belur. Tapi yang paling parah adalah Arsa.
Ketiga orang itu antara lain Arsa, Farel, dan Rudi. Ketiganya sama-sama menduduki kelas 11 IPA 3. Beberapa saat lalu, Aarav menginterogasi mereka lalu mengetahui jika biang keladinya adalah Arsa. Farel dan Rudi hanya mengikuti saja. Alasan dari Farel dan Rudi mau bekerja sebagai kaki tangan Gulzar adalah karena mereka membutuhkan uang. Farel dan Rudi sama-sama perantau, keduanya tinggal jauh dari orang tua. Bulan ini mereka belum membayar uang kos. Sedangkan uang bulanan yang diberikan orang tua mereka sudah habis. Mau meminta lagi pun mereka sungkan. Hingga mereka menerima tawaran dari Arsa untuk bergabung menjadi mata-mata Agriose. Padahal Farel dan Rudi tahu jika pekerjaan itu berisiko. Tapi apa boleh buat? Mereka tidak ada pilihan lain. Arsa begitu licik, memanfaatkan ketidakberdayaan orang lain hanya untuk melancarkan aksinya di bawah Gulzar.
“Argh!” ringis Arsa saat Yasa menguatkan ikatan tali di tangan dan kakinya.
“Gu—gue minta maaf, Bang. Gue janji nggak bakal lakuin kesalahan ini lagi,” ucap Farel pada Aarav.
“Gue sama Farel nggak ada pilihan lain, Bang. Gue sama Farel cuma butuh uang. Tapi sebenernya kita juga nggak mau jadi pengkhianat Ascargo,” ucap Rudi.
“Giliran udah di tangkep aja baru lo minta maaf,” ucap Cakra seraya berkacak pinggang.
“Rav, mau kita apain mereka?” tanya Charles.
“Hajar lah! Udah jadi pengkhianat kalau nggak dikasih pelajaran ntar ngelunjak!” timpal Yasa, geram duluan. Tangannya sudah gatal ingin menghabisi ketiganya.
“Gue udah siapin hukuman yang pantas buat mereka berdua,” ujar Aarav menunjuk Farel dan Rudi dengan tongkat kayu di tangannya.
“Hukuman kalian berdua, mulai besok sore kerja di Ascargo store. Tapi gaji kalian berdua cuma gue kasih 70% di bulan ini karena udah berkhianat,” ucap Aarav seketika membuat orang-orang di markas kaget.
Sementara Farel dan Rudi lantas tersenyum. Paham jika Aarav tidak sepenuhnya menghukum mereka. Ada niat baik yang terselubung di dalamnya. Aarav ingin membantu keuangan Farel dan Rudi tanpa melepaskan tanggung jawabanya sebagai ketua Ascargo. Beberapa jejak informasi tentang Farel dan Rudi juga sudah Aarav dapatkan. Keduanya bukan termasuk anak problematik.
Ascargo store adalah salah satu UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) yang dikelola oleh para anggota Ascargo sejak 8 tahun lalu. Beberapa pemasukan kas Ascargo masuk dari Ascargo store ini. Bergerak di bidang fashion, kuliner, dan digital. Pada bidang fashion Ascargo store menciptakan kaos, topi, ataupun slayer yang masih berkaitan dengan Ascargo. Pada bidang kuliner, Ascargo store juga mempunyai kafe. Lalu pada bidang digital, adanya jasa desain grafis dan pembuatan website.
“Rav, lo yakin mau kasih dua anak ini kerja di Ascargo Store?” tanya Yasa, sediki tidak terima.
“Nggak ada yang bisa ubah keputusan gue!” ucap Aarav tidak terbantahkan. Dirinya sudah memikirkan matang-matang mengenai keputusannya ini.
“Keputusan lo udah bener,” komentar Alzam, sudah tahu maksud dari Aarav.
“Dan khusus buat lo.” Aarav mengarahkan tongkat kayu di tangannya pada Arsa. “Gue udah siapin hukuman yang gak bakal lo lupain seumur hidup.”
****
Setelah peristiwa bi Surti, Zayn mengusulkan pada Prasasti untuk tinggal di Mansion bersama dengan Salwa juga. Zayn takut jika orang yang mencelakai bi Surti dan Salwa akan beralih mengincar Prasasti. Zayn juga merasa Prasasti lebih aman jika berada di Mansion karena selalu dalam pengawasannya. Mansion Elvarets juga dijaga oleh banyak petugas keamanan di setiap penjuru, sehingga sangat mustahil orang asing atau penjahat memasuki kawasan Mansion.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aarav's (TAMAT)
Teen Fiction"𝙳𝚒𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚝𝚎𝚛𝚌𝚒𝚙𝚝𝚊 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔𝚖𝚞. 𝙼𝚊𝚔𝚊 𝚍𝚒𝚊 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚙𝚎𝚛𝚐𝚒 𝚋𝚎𝚛𝚕𝚊𝚕𝚞."-𝙰𝚊𝚛𝚊𝚟'𝚜 Aarav Denta Karanva, sang ketua geng Ascargo yang pemberani dan cerdik. Masa-masa SMA Aarav hanya seputar berkelahi dan m...