04.

4.7K 449 15
                                    

Shikamaru datang dengan beberapa berkas dan foto bidikannya.
Sementara Hinata, Ino dan Sakura dengan tatapan serius mengamati apa yang dibawa Shikamaru.
Sakura berdecak, membaca sepak terjang perempuan itu kembali membuatnya teringat atas penghinaan yang pernah dilakukan Karin padanya.
Naruto muncul dengan wajah sumringah, tidak menyadari raut ketegangan yang berputar pada ketiga perempuan yang kini mengepalkan telapak tangannya.

"Ck, dasar rubah betina." Ino berkomentar, meletakkan kembali foto ditangannya.
Wajahnya nampak tak senang.
Bukan apa-apa, tapi ia melihat nama kakaknya yang dibawa dalam masalah perempuan itu.

Deidara memang desaigner, dan Ino tau jika salah satu modelnya adalah Karin.
Tapi tidak pernah tau jika kakaknya itu pernah terlibat masalah dengan perempuan berambut merah itu.

"Ada apa dengan kalian?" Naruto duduk disamping Sakura dengan pandangan bingung, membuat Sakura menoleh cepat sebelum memberi pukulan cukup keras pada pacarnya.

"Kau tau, aku pasti akan membunuh Karin." Sakura dengan wajah berapi-api, berteriak didepan Naruto.
Membuat lelaki itu terperajat dengan wajah panik.

"Tunggu Sakura-chan, kau bisa masuk penjara nanti." Naruto mengejar Sakura yang mukai berjalan menjauh darisana.

"Hinata, aku kejar Sakura dulu. Shika, jaga Hinata."

Yamanaka Ino berlari sambil berteriak memanggil Sakura.
Gadis pinky itu seperti kemasukan setan, yang tentu saja Naruto tidak akan bisa menghadapinya seorang diri.
Mengenal Sakura dari kecil, membuat Ino sangat paham dengan karakter Sakura.

Hinata termangu ditempatnya, membaca sebuah dokumen kontrak kerjasama antara Uchiha dan Uzumaki, itu adalah sesi kontrak beberapa tahun lalu.

"Sekarang, kau punya bukti untuk diserahkan pada kakakmu." Shikamaru menepuk pelan bahunya, menyadarkan Hinata.

"Aku hanya sedikit terkejut, karena dugaanku benar." Shikamaru terkekeh melihat wajah kaku Hinata, menepuk kepalanya dan membuatnya bersandar dibahu kokoh milik lelaki itu.

*
Sasuke dengan wajah tak senang, mengusir Karin dari ruangannya.

"Pergilah, Karin. Selagi aku masih berbicara baik padamu." Menguarkan aura hitam dengan tatapan tajam penuh intimidasi.
Sasuke sudah cukup bodoh selama ini, dimana dirinya bisa dimanfaatkan sebegitunya oleh perempuan sialan itu

Karin mencoba mendekatinya, dengan wajah merengek.
"Itu tidak benar Sasuke-kun,aku tidak pernah memanfaatkanmu."

Berdiri dari tempat duduknya, Sasuke muak dengan perempuan itu.
Cekalan tangannya pada tangan Karin membuat perempuan itu terseret, meskipun meraung, Sasuke tidak melepaskannya, sebelum melemparkannya keluar dari ruangannya.

Sasuke tidak pernah menghajar seorang perempuan, setidaknya Karin masih beruntung karena tidak sampai melihat Sasuke mengeluarkan sisi lainnya yang sangat berbahaya.
Sekertaris Sasuke hanya menatap pemandangan itu dengan wajah tertarik.
Berpikir bahwa Karin memang pantas menerimanya.
Karin jatuh tersungkur, dibawah kaki meja dimana sekertaris Sasuke menatapnya dengan senyum lebar yang penuh kemenangan.

"Pergilah. Jangan berani menampakkan dirimu lagi."

Sebuah peringatan yang bermakna berbahaya.
Sasuke tidak peduli dengan raungan Karin, kembali masuk keruangannya dan mengunci pintu.
Sebelumnya sudah berpesan pada sekertarisnya agar memanggilkan petugas keamanan untuk membawa Karin enyah dari kantornya.

Sasuke memijit pelilisnya yang berdenyut, duduk dikursinya sambil memejamkan mata.
Masih merutuki kebodohannya sendiri, yang sempat kecolongan dengan adanya penyusup yang hampir menghancurkan bisnisnya dan memanfaatkannya.
Mendadak ia mengingat Hinata, sekali lagi merasa bersalah dan menyesal karena tidak mempercayai apa yang adiknya katakan.

ROSEMARYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang