09

3.6K 346 8
                                    

Sasuke dan tingkahnya yang kelewat manja belakangan ini, membuat Mikoto geleng-geleng kepala dengan wajah jengkel, melihat anak keduanya yang terus menempel sekaligus mengganggu Hinata.
Gadis itu sedang memasukkan beberapa barang kedalam koper, dan sejak beberapa puluh menit yang lalu,  tangan usil Sasuke tak berhenti berulah.

Tangan Hinata serasa gatal ingin memukul kepala lelaki yang kini tidur dipangkuannya, dengan tangan terulur yang mengobrak abrik beberapa barang bawaan milik Hinata.
Dan Hinata benar-benar memukul Sasuke ketika tangan lelaki itu mulai meraih tumpukan baju milik Hinata yang sudah tertata rapi didalam koper.

"Awwhhh, aku bisa gegar otak Hime."
Sasuke mengeluh secara berlebihan, memegangi belakang kepalanya yang menjadi sasaran pukul Hinata.

Uchiha Hinata melotot tajam, memberi pandangan galak sekaligus jengkel, sama sekali tak terpengaruh oleh wajah memelas Sasuke yang kini menciumi perut ratanya yang tertutup kain baju.

"Sudah kubilang nii-san, aku akan memukulmu jika kau mengganggu."

Sasuke tak bergeming, melingkarkan tangan sampai pinggang dan punggung Hinata, begitu betah menciumi perut gadis itu.
Tingkah Sasuke yang seperti ini yang membuatnya kesulitan.
Lelaki itu bahkan tak sekalipun melepaskannya.
Yahh, kecuali untuk panggilan alam.

Bahkan Sasuke sampai mengikutinya ke kampus, ngintil seperti anak ayam yang takut ditinggal induknya.
Karena itu pula, Hinata menjadi bahan ejekan di grup chat oleh teman-temannya.
Tentu saja mereka tidak beranu mengejek Hinata secara langsung didepan seorang Uchiha Sasuke.
Ahh, Hinata rasanya mau gila.

"Kenapa kau harus pergi ?" Sasuke mendongak, menatap Hinata.

Hinata tersenyum, tangannya menyentuh wajah tampan dalam pangkuannya, menyisikan helain rambut yang menutupi keningnya, menelusuri mulai tulang rahangnya yang tegas sampai ke kening.
Sasuke terpejam, menikmati sentuhan lembut yang terasa menenangkan sekaligus menggetarkan.

"Kita sudah membahasnya, Sasuke-nii. Jangan mulai." Hinata sedikit memberi peringatan.
Mereka sudah sama-sama menyetujui keputusan ini, tapi Sasuke masih sering merengek padanya.
Mengeluhkan ini itu dan uring-uringan sepanjang hari.
Jika lelaki itu sudah mengeluarkan mode manja menyebalkan miliknya, Hinata bisa dibuat jengkel dalam waktu yang cukup lama.

"Aku tau, tapi rasanya masih sangat menyebalkan." Hinata memahaminua, karena dirinya juga merasakannya.

Dengan gerakan cepat, menundukkan wajah dan mengecup bibir Sasuke agar diam.
Hinata memberi sebuah senyum nakal untuk menggoda kakaknya itu, hanya sebuah upaya untuk menghentikan rengekan bayi besar yang luar biasa menyusahkan itu.

Sasuke tersenyum, bangun dari pangkuan Hinata.
Tangannya meriah kepala gadis itu, memajukan dan memberi ciuman bertubi diwajah Hinata.
Sebelum bibirnya mulai menyapa bibir Hinata, menyentuhnya, memagutnya, melumatnya dengan gerakan pelan dan intens.

*


Pelukan yang diterimanya erat sekali, dimana Hinata merasa begitu sakit kali ini.
Memejamkan mata untuk menikmati sentuhan Sasuke pada punggungnya, lelaki itu tak juga melepaskannya sejak beberapa menit yang lalu.
Sasuke terlihat begitu berat melepas Hinata, dan yang lain hanya bisa menyaksikannya dalam diam.
Dimana pemandangan itu bak adegan perpisahan dalam drama korea.
Ketika seorang lelaki tidak rela kekasihnya pergi.

Sakura, Ino, Shikamaru dan Naruto juga turut hadir.
Mengantar Hinata yang akan terbang jauh sebentar lagi.
Ino yang termasuk dalam jenis penggemar melodrama, sudah terisak didada Shikamaru, menangis tersedu saat melihat live action drama telenovela itu.

Sakura terlihat jauh lebih strong, gadis itu hanya menitikkan air mata, tanpa benar-benar terisak.
Memikirkan secara logis, Hinata hanya pergi untuk beberapa waktu, dan mereka masih bisa mengunjunginya kapanpun.
Jadi, apa susahnya?

"Baik-baiklah disana, aku akan sering berkunjung." Sasuke melepas pelukannya dengan tampang tidak rela, khas seorang bocah lelaki yanh akan ditinggal merantau ibunya.

Hinata dengan wajah manisnya, mengangguk pelan, mengusap wajahnya yang terasa basah.
Mikoto memeluknya dengan erat, menciumi pipi anak gadisnya dengan perasaan haru yang sangat keibuan.

"Jaga diri baik-baik sayang." Mikoto berbisik setelah mencium kening Hinata.

Fugaku menghembuskan napasnya dengan berat, meraih tubuh kecil Hinata dalam rengkuhan lengan kuat yang akan selalu melindunginya.
Lelaki paruh baya itu mengusap kepala Hinata dengan penuh perasaan.

"Langsung telepon ayah, jika sesuatu terjadi." Pesan yang sangat khas.
Hinata mengangguk lagi, menjadi gadis penurut.

Tidak ada Itachi dan Hani disana.
Itachi menunggu Hinata di Paris, kakak sulungnya itu yang bertugas menjemput dan mengantarkan Hinata ke apartemen yang akan ditinggal adiknya.
Sementara Hani, perempuan itu harus pulang ke Korea, menyelesaikan beberapa pekerjaannya yang terbengkalai akibat acara bulan madu mereka.

Acara peluk memeluk itu usai ketika Hinata harus segera pergi, jika tidak mau ketinggalan pesawat.
Seseorang pernah mengatakan, siapa yang ditinggalkan akan merasakan kesedihan yang lebih hebat dari siapa yang meninggalkan.
Sebuah atmosfer terasa begitu berat setelah kepergian Hinata.
Terasa wajar, karena ini pertama kalinya Hinata pergi seorang diri.

*

Fugaku membawa pulang istrinya, menenagkannya agar tidak terlalu merasa sedih akibat kepergian Hinata.
Sementara Sakura dan yang lain, akan memulai mempersiapkan diri mereka untuk menghadapi masa depan.

Namikaze Naruto, putra tunggal dari pengusaha sukses Namikaze Minato.
Secara garis besar dan sah, Naruto adalah satu-satunya yang akan meneruskan bisnis ayahnya, yang juga menjadi partner kerjasama dari Uchiha Corp.

Haruno Sakura, seorang model yang juga merupakan anak tunggal dari Haruno Kizashi, pemilik dari Konoha Hospital Center.
Selain sebagai model, Sakura juga menempuh pendidikan dalam dunia kedokteran.
Gadia jenius yang menyembunyikan kepintaran dalam wajah cantiknya, Sakura mempunyai kemampuan otak yang tidak kalah hebat dari Shikamaru.
Meski dalam ketrampilan yang berbeda.
Jadi, bisa dipastikan bahwa Sakura akan menjadi seorang dokter nantinya.

Yamanaka Ino, menekuni dunia modelling sejak berumur 6 tahun.
Dibandingkan dengan Sakura, Ino sudah jauh lebih dulu mengenal dunia modelling.
Gadis yang terkenal lewat sampul majalah cosmopolitan jepang itu, sedang mengambil cuti dari dunia permodelan.
Ino lebih sering membantu ibunya yang mempunyai usaha W.O
Sementara kakaknya, adalah desaigner kelas atas yang karyanya sudah moncer diberbagai ajang fashion dunia. Deidara.
Mungkin, Deidara bisa berkolaborasi dengan Hinata nanti.
Jadi, sebenarnya Ino belum menentukan akan seperti apa kedepannya.
Gadis itu hanya senang melakukan apapun yang menurutnya menarik.

Shikamaru Nara, si jenius pemalas yang mengikuti sikap ayahnya mentah-mentah.
Putra tunggal dari Shikaku Nara, seorang kepala detektif paling handal dalam kepolisian.
Jadi, sudah tau darimana Shikamaru belajar menyelidiki orang selama ini ?
Hanya saja, Shikamaru tidak cukup tertarik untuk menjadi detektif seperti ayahnya.
Lelaki itu ingin mengembangkan perusahaan game, dimana Ino adalah karakter utamanya.
Ckckckck, sangat luar biasa tuan pemalas yang jenius.

Sementara Hinata sendiri, hanya merasa beruntung karena keluarganya mendukung apa yang disukainya.
Alasan terbesar atas berdirinya perusahaan LaDesaign yang digagas Mikoto.
Hinata mungkin hanya bisa berdiri dengan bantuan ibunya.
Dan meskipun begitu, tak masalah asal dirinya bisa membuat sebuah prestasi nantinya.
Untuk saat ini, Hinata hanya berperan sebagai anak baik yang bersembunyi dibalik nama besar Uchiha.

.
.
.
Gagal dramatis 😭😭 pengennya dibuat sedramatis mungkin, tapi saya tidak berbakat.

Mohon dimaafkan 🙇‍♀️

Vote please ❤❤

ROSEMARYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang