"Bukankah kau menjadi lebih tidak tahu diri dengan membawaku ke sini?" Jonathan mencibir dengan kata-katanya.
Sedangkan Dimitri hanya diam namun dengan senyuman masih melekat. Ia masuk ke dalam ruang ganti lebih dulu, yang tidak lama kemudian Jonathan menyusulnya.
"Kemarilah, biarkan aku yang membuka pakaianmu," Dimitri menyeringai.
Jonathan melotot, wajahnya kini sungguh mengerikan, "Sungguh kau menjadi sangat menjijikan sekarang, bukan? Apa kau tidak menjadi malu dengan mengatakan itu kepadaku?"
"Mengapa harus malu? Bukankah kita sudah melakukan lebih? Berciuman?" Dimitri mendekat, "Apakah kau melupakannya? Jika itu benar, maka aku akan membantumu utuk mengingatnya lagi."
Jonathan mendorong tubuh Dimitri, sungguh ia malu karena dirinya sedang digoda oleh seorang laki-laki. Dia seperti tidak memiliki harga diri. "Menyingkirlah. Aku akan berganti pakaian."
"Jadi, kau tidak mengizinkanku untuk melakukannya?"
Demi alam semesta, Jonathan ingin memukul orang itu, tetapi mengingat betapa keras kulit dan tubuhnya, maka ketika dipukul, dia tidak akan merasakan apa-apa. "Jika aku mengizinkanmu, maka aku adalah orang gila!"
Akhirnya, Jonathan berjalan menuju salah satu bilik dan membanting pintunya dengan keras.
Dimitri tidak berhenti melengkungkan sudut bibirnya, bagaimanapun sikap Jonathan padanya, ia akan tetap menoleransi seluruhnya. Dimitri sungguh sedang jatuh cinta dengan laki-laki itu.
Jonathan keluar dengan celana renang ketat yang membungkus tubuh bagian bawahnya, sehingga akan secara jelas memperlihatkan bagian tubuh atas yang tidak besar namun atletis, dengan kulitnya yang putih dan halus. Tidak hanya itu, Dimitri harus menelan ludah ketika ia melihat ke arah bawah dan menemukan sesuatu yang indah tercetak di sana. Pikirannya melayang pergi tidak tahu arah, Jonathan sungguh memabukkan baginya.
Ia melangkah mendekat ke arah Dimitri yang sudah siap dengan dirinya sendiri.
Setiap Jonathan berjalan, Dimitri tidak bisa untuk tidak menatap tubuh laki-laki putih itu. Kedua bongkahan pantatnya yang bulat dan padat sangat indah dan menggiurkan, ia akan mengulum senyum sekaligus seringaian menakutkan.
Sebenarnya Dimitri tidak pernah menyukai laki-laki bagaimanapun bentuknya; ia sungguh seorang sejati dengan keperkasaannya untuk menaklukkan banyak perempuan. Meskipun jika ada super model tampan berjalan di depan, ia tidak akan menaruh atensi kepadanya, namun berbeda dengan Jonathan saat ini. Dengan wajahnya yang tidak tahu bagaimana bisa menyihirnya, dan juga ketika menggunakan celana renang ketat, tentu sangat jelas menggerakan gairah muda yang menggebu.
"Apa kau sedang memancingku dengan tubuh itu? Dan bagaimana dengan celana ketat di sana? Aku yakin adik kecilmu sungguh tersiksa."
Jonathan sangat malu, ada rona merah yang samar di wajahnya, "Bisakah kau untuk tidak bebicara mesum di sini? Aku benar-benar merasa tidak nyaman."
"Jangan salahkan diriku, buat itu menjadi milikmu karena kau memancingku terlebih dahulu."
Jonathan dengan keyakinan tinggi bersumpah untuk menendang bajingan itu, menenggelamkannya hingga ke dasar kolam, "Lebih baik untuk kita segera masuk, jika berlama di sini dan berbicara omong kosong, aku dapat menjamin untuk kita akan pulang keesokan harinya."
Dimitri tersenyum, orang di sampingya sungguh sangat menawan, "Ayo, aku akan melatihmu." Niat sebenarnya dari Dimitri untuk mengajak Jonathan berenang adalah tidak lebih untuk melihat laki-laki itu beraksi di kolam, ketika ia dapat menemukan kesalahan pada dirinya, maka dengan senang hati akan memberikan arahan yang tepat, sekaligus dengan begitu Dimitri dapat dengan bebas memegang seluruh badan Jonathan tanpa adanya pakaian yang menghalangi dan tentunya tanpa menimbulkan kecurigaan yang berarti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lascivious • I [SELESAI]
RomantikBoys Love : Bromance Aku tak habis pikir, semua yang telah kulakukan dan perasaan yang aku milikki untukmu tidakkah itu membuatmu lebih berani untuk mencintai seseorang sepertiku? - DIMITRI Aku hanya tidak tahu apa yang aku rasakan padamu - JONATHAN...