40

1.7K 167 25
                                    

"Panas.... Panas...." Jonathan bergerak sedikit brutal untuk keluar dari pelukan Dimitri.

Dimitri yang terbangun mengerutkan dahinya, menatap kekasih kecil nakal yang kini menggeliat seperti ulat daun.

"Panas... Lepaskan!"

Dimitri melonggarkan rengkuhannya, yang kemudian disambut baik oleh Jonathan dengan langsung menghirup udara begitu banyak dan rakus. Ia bergerak seperti orang kesetanan, yang pada akhirnya membuatnya lebih mudah untuk mengeluarkan keringat.

"Jangan banyak bergerak, kau akan lebih berkeringat," Dimitri memperingatkan.

Jonathan seperti seorang yang tuli. Seketika itu juga  ia ingin segera mandi. Maka, ketika akan turun dari kamar, sebelum kakinya menjejak pada lantai; bibirnya menjadi kecut dan bergetar, tubuhnya menegang hingga beberapa otot di lengan muncul dan menonjol tampak jelas. Ia mendesis tertahan.

Dimitri tahu dengan keanehan itu, maka ia segera bangun dan memeriksa kekasihnya. "Ada apa? Kau seperti kesakitan." Sesungguhnya ia tidak dapat menyembunyikan rasa kekhawatiran itu.

Jonathan, "Tubuh bagian bawahku sangat sakit," benar-benar sakit bagi dia hingga menggigit bibir bawahnya, rasanya seperti seribu lebah menusukkan sengat dari ujung kaki hingga terasa di tulang ekornya. Tubuh bagian bawah terasa sangat menyakitkan.

Dimitri prihatin dengan keadaan Jonathan, bagaimana pun juga ia sangat bertanggung jawab dengan keadaan laki-lakinya saat ini. "Apakah sesakit itu? Bukankah kita sudah sering melakukannya?"

Dengan wajah yang berwarna merah padam lalu berubah ungu karena mendengar perkataan Dimitri, Jonathan memukul perutnya sehingga dia meringis untuk beberapa saat. "Kau bisa bicara dengan mudah?! Bodoh! Dimitri bodoh! Kau melakukan ini adalah yang paling banyak di antara beberapa waktu lalu! Kau bajingan!"

Dimitri menarik alisnya untuk berbangga sedikit, ia bahkan tidak tahu pada awalnya jika Jonathan tidak berkata demikian. Namun, menyadari bahwa sebagian besar dari hal ini adalah kesalahannya, maka dengan cepat dan sigap Dimitri memberikan tangannya untuk mengambil tubuh Jonathan dan membopongnya seperti pengantin perempuan. Terlebih bagi dia untuk lebih hati-hati memperlakukan tubuh bagian belakang Jonathan.

"Hei, hei! Apa yang kau lakukan?! Cepat turunkan aku! Dimitri berengsek!!"

Dimitri tidak mempedulikan sama sekali, ia lebih fokus pada cara ia menggendong Jonathan, jangan sampai hanya karena kesalahan dalam hal itu, membuat Jonathan kembali merasakan sakit yang lebih.

"Kau tidak mendengarku, huh?!" Jonathan berteriak lagi.

Dimitri membawanya ke dalam kamar mandi, mendudukan Jonathan dengan hati-hati di atas kloset dan mengisi bak dengan air hangat. Setelah memastikan bahwa itu cukup dan nyaman, Dimitri kembali kepada Jonathan, membuka seluruh pakaiannya, kemudian mengangkat kembali tubuh kekasihnya; seperti yang telah Dimitri duga, bahwa kali ini tidak ada pemberontakan seperti yang telah dia lakukan di awal. Sehingga lebih mudah bagi Dimitri memperlakukan Jonathan secara lembut.

"Nyaman?" tanya Dimitri ketika tubuh Jonathan sudah terendam dalam air hangat.

Jonathan mengangguk malu, "Kau tak harus melakukan ini, ah."

"Aku tahu kau tidak bisa banyak bergerak," Dimitri memandang Jonathan penuh kasih sayang, "Apakah masih sakit?"

Jonathan memiringkan sudut bibirnya, "Lebih baik dibandingkan tadi."

Ketika Jonathan hendak membersihkan tubuhnya sendiri, Dimitri menahan lengannya lalu berkata cukup dalam, "Jangan bergerak, biarkan aku yang memandikanmu."

"Dim, kau melakukannya terlalu jauh. Pergilah mandi dengan dirimu sendiri," Jonathan berusaha mendorong Dimitri menjauhi bibir bak, tetapi karena posisinya yang kurang menguntungkan sehingga Dimitri sama sekali tidak bergerak dari sana.

Lascivious • I [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang