Yujin dan minju lagi ada di sudut perpus duduk berdua di lantai. Sudut yang tak bisa di lihat orang orang, spot terbaik mojok.
Minju duduk sambil membaca buku sedangkan yujin dari tadi cuma tidur di bahunya minju.
Berat, tapi kalau itu yujin mah gapapa.
"Kerjaannya tidur mulu, untung sayang" kata minju pelan.
"Sayang aja apa sayang banget?" Ucap yujin yang ternyata udah bangun tapi tak beranjak dari bahu minju.
"Loh, kirain tidur" ucap minju.
"Udah bangun" kata yujin memberi senyum manisnya setelah bangkit dari bahu minju.
"Gemesin banget sih" kata minju gemas dan mengapit dagu yujin dengan jari telunjuk dan jempolnya.
Yujin melirik buku yang sedang minju baca.
"Masih lama bacanya?" Tanya yujin.
"Kenapa?"
"Yang lama aja bacanya, biar aku bisa lama lama sama kamu hehe"
Minju cuma senyum sambil geleng kepala, bibir yujin memang manis. Manis perkataannya, belum dicoba beneran.
Kini tangan yujin melingkar di pinggang minju. Modus
Punggung minju jadi nyender di bahu yujin, yujin bisa menghirup wangi minju yang begitu pas di hidungnya.
Yujin menyingkirkan rambut minju lalu menaruh dagunya di bahu sang pacar. Ikut membaca buku astronomi yang minju pegang.
"Kamu tau jarak bumi ke bulan terus balik lagi ke bumi itu sama kaya seumur hidup kita" kata yujin serius.
"Ohya?"
"Makanya ada istilah i love you to the moon and back yang berarti aku cinta kamu seumur hidupku" kata yujin mengeratkan pelukannya dan senyum sambil melirik minju.
Minju malah ketawa merdu menyandarkan kepala belakangnya di bahu yujin, jarak yang sangat dekat dan pas.
"Kamu belajar dari mana sih" kata minju tertawa menggemaskan.
"Aku suka luar angkasa, tapi aku sekarang aku lebih suka bumi"
"Kenapa?"
"Karna ada kamu hehe"
Minju ketawa renyah lagi, kali ini ia duduk dengan benar. Tawanya menampilkan deretan gigi rapi dan mata menyipit.
Yujin ikut senyum melihat betapa recehnya bidadari cantik itu.
"Kenapa kamu bisa manis banget sih" kata minju mengusap bibir bawah yujin menggunakan jempolnya.
"Aku cuma bicara fakta" ucap yujin senyum.
"Hmm, yujin. Can i?" Mata minju masih menatap bibir yujin.
Yujin tau apa yang di inginkan minju, yaitu mencoba apakah benar bibir yujin semanis itu.
"Gausah izin"
Yujin perlahan memajukan kepalanya, mendaratkan ciuman di bibir tipis minju.
Minju menutup mata merasakan bibir lembut yujin di bibirnya.
Mereka diam sesaat dengan bibir yang menempel, saling menutup mata merasakan hal yang baru bagi keduanya.
Beberapa saat yujin mundur perlahan, minju membuka mata dan menatap mata yujin sedetik lalu ia jatuh di bahu yujin. Malu
"Kenapa?" Ucap yujin sambil ketawa pelan.
"Haaaaa" minju memeluk yujin dan membenamkan wajahnya yang sangat merah.
Yujin cuma ketawa, pacarnya sangat menggemaskan.
Yujin merasa beruntung bisa jadi bagian hidup minju dan semoga akan terus begitu.
"I love you to the moon and back, Kim Minjoo"
"Aku lebih sayang kamu sebesar galaksi bima sakti" kata minju.
"Kalau gitu aku sayang kamu sebesar El Gordo, galaksi terbesar di alam semesta"
Minju menggeleng di pelukan yujin,
"Aku lebih sayang kamu sebesar apa pun yang ada di galaksi"
Yujin dan minju sama sama ketawa renyah setelah melempar kata sayang yang benar datangnya dari hati.
Cinta mereka tlah tumbuh sebesar apa yang mereka katakan.
Yujin akan selalu bersama minju, begitupun sebaliknya.
.
.
.
."Kim Hyewon!!"
Hyewon dan yuri terperanjat karna dobrakan serta teriakan dari seseorang.
"Ngapain lo anjir?!"
"Lo yang ngapain disini bebek?" Kata hyewon.
"Gu.. ah! Lo yang ngapain sama bebeb joyul gue?!" Bentak yena.
Semua tau yena menaruh hati pada yuri, tapi sayangnya yuri tidak.
"Emang kenapa kalau gue sama yuri?"
"Kalau yujin tau mati lo monyet!"
Yena sudah menaruh curiga dengan kedekatan yuri-hyewon tapi ia selalu menepis itu dan berharap masih ada peluang.
"Lo kenapa dateng dateng berisik sih?" Kini yuri buka suara.
"Gue cuma takut lo di apa apain sama ni orang" kata yena nunjuk hyewon.
"Gausah takut, gue percaya hyewon"
"Lo gatau gimana brengseknya ni kanebo kering!" Kata yena.
"Apa urusan lo sih kalo gue deket sama hyewon?!" Suara yuri mulai naik setingkat.
"Gue.. lo tau gue suk.. Ah! Pokoknya jangan!"
"Lo ga ada hak nglarang gue, gue udah jadian sama hyewon!" Kata yuri menggandeng lengan hyewon.
Hyewon agak kaget dengan statment yuri karna mereka sudah berjanji untuk backstreet terlebih dahulu.
Yena tersenyum miris setelah mendengar kata jadian.
"Pertama chae, kedua yujin dan sekarang gue?" Tanya yena pada hyewon.
Hyewon cuma diam.
"Lo ga bisa jadian sama dia, gue bakal laporin ini ke yujin!" Ucap yena.
Setelahnya yena keluar ruangan membanting pintu cukup keras.
Baku hantam otw.
-----
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemy Become Family
FanfictionBukan lagi benci jadi cinta tapi benci jadi keluarga.