"Please jadi pacar gue kak, gue bakal ngadepin siapa pun yang nentang kita"
Minju masih belum mudeng dengan apa yang di bicarakan yujin.
Yujin yang gregetan pun memegang kedua bahu minju,
"Gue udah sayang sama lo kak, lo mau jadi pacar gue?" Tanya yujin.
Sekarang minju mengerti, pipinya jadi merah merona setelah di nyatakan cinta oleh adik kelas gantengnya.
Perlahan minju mengangguk memberi jawaban.
"Apa?" Tanya yujin yang tak puas hanya anggukan.
"I..iya" jawab minju.
"Iya apa?" Kata yujin tak sabaran.
Minju yang gemas pun berhamburan memeluk yujin erat, sangat erat dan nyaman berada di dada yujin.
"Iya, aku mau jadi pacar kamu" jawab minju menyembunyikan wajahnya di leher yujin.
Yujin juga balas memeluk minju sambil tersenyum, baru beberapa menit jadian udah di peluk. Rejeki anak sholeh katanya.
.
.
.
.Setelahnya yujin dan minju jalan jalan keliling taman sambil menautkan jari jari mereka.
Minju lega kalau yujin mau lebih berusaha lagi untuk hubungan mereka.
Minju juga ga peduli kalau kembarannya nentang, karna ia bebas memilih siapa yang pantas mendapatkan dirinya.
Yujin menahan tangan minju dan menatap langit yang sore itu udah berubah jadi jingga.
"Senja itu indah ya kak, tapi ga seindah kamu kalo lagi senyum" gombal yujin yang membuat pipi minju memanas.
"Makasih hehe"
"Yaudah pulang yuk" ajak yujin yang dari tadi senyumnya ga pernah luntur.
.
.
.
.Hari hari berjalan seperti biasanya dengan yuri dan hyewon pacaran kucing kucingan, begitu juga dengan yujin dan minju.
Sedangkan yuri dan minju malah saling curhat dengan tingkah pacar yang kebetulan saudara kandung sahabatnya itu.
"Yujin itu kok lambenya lancar gitu ya kalo nggombal, heran" ucap minju pada yuri.
Mereka lagi bergosip di dalam kelas yang lagi jam istirahat.
"Hati hati biasanya yang manis bibirnya itu manis ke yang lain juga" ucap yuri.
"Bibirnya? Gue... belum pernah rasain bibirnya" kata minju menyentuh bibirnya sendiri.
"Heh lo bedua jangan aneh aneh, adek gue masih kecil ju!" Larang yuri.
"Iya iyaa"
"Kalau hyewon itu peluk-able banget. Kalo gue ndusel tu dia ngerti aja gitu" kata yuri sambil membayangkannya.
Hyewon mah siapa aja juga di peluk.
"Sama gue aja dia sok dingin" protes minju.
"Ah jadi mau cepet cepet ketemu hyewon"
Minju cuma mendelik ga enak ke arah yuri yang bucin, padahal sama aja.
.
.
.
.TOK TOK
Hyewon mengetuk ruang musik yang udah sepi, ia tau ruangnya sepi karna di chat oleh yuri untuk menyusul sang pacar.
"Kenapa sayang?" Tanya hyewon saat pintu masih ia buka sedikit.
"Hmm, kangen" kata yuri langsung merentangkan tangan untuk memeluk hyewon.
Hyewon langsung masuk dan menutup pintu lalu menerima pelukan dari yuri.
Yuri itu manja, suka ndusel, suka di peluk dan disayang. Pas sekali hyewon juga orang yang senang memanjakan orang.
Setelah cukup berpelukan, yuri menarik tangan hyewon untuk duduk bersama di depan piano.
"Liatin aku main ya, aku baru belajar nada ini soalnya" ucap yuri antusias.
Hyewon ngangguk sambil mengelus rambut yuri.
Dentingan piano mulai terdengar, yuri baru aja belajar not musik klasik yang cukup sulit.
Hyewon senyum bangga pada yuri yang punya bakat bernyanyi dan main musik.
Tangan kanan hyewon dia pakai untuk merangkul bahu yuri, mengelus dagu yuri layaknya mengelus doggy.
Jantung yuri jadi berdetak tak karuan, hyewon selalu bisa menjalarkan rasa senang di dada yuri.
"Love you, Yuri. Stay with me no matter what" ucap hyewon pelan dan dalam.
"I'll stay with you. Love you too" ucap yuri menghentikan dentingan pianonya.
Suasana mendadak hening dan hikmat, mata mereka saling tatap dengan tangan hyewon masih melingkar di bahu yuri.
Perlahan kepala hyewon maju dan menatap bibir yuri.
Yuri pun perlahan memejamkan mata membiarkan apa yang akan dilakukan hyewon selanjutnya.
BRAK
"Kim Hyewon!!!"
Hyeri : Ganggu anj!!
-----
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemy Become Family
FanficBukan lagi benci jadi cinta tapi benci jadi keluarga.